Chap. 1

16 7 4
                                    

"Kak! Ampun!" Teriak seorang gadis yg dikejar kakaknya.

"Nggak! Kembaliin buku gue!" Teriak Erna-- Kakak ketiga Five Sister's.

"Iya, iya. Nih," kata Ara merenggut. Ara menyodorkan buku yg berjudul 'Cinta Mati'

"Udah, kejar-kejarannya?" Tanya Ira.

"Udah, kak." Jawab Ara nyengir.

"MAKANAN SIAP!!" Teriak seorang wanita paruh baya.

"Iya, Ma!" Jawab mereka serempak. Mereka menuju ruang makan dengan cepat. Tunggu, kenapa ada yg kurang? Pikir Ira. Oh iya!

"Ara, panggil Nana ama Ina gih." Kata Erna menyuruh seakan tahu kekurangan meja makan ini.

"Iya, daritadi mereka sibuk berdua." Kata Ira datar.

"Sibuk ngapain?" Tanya Vina.

"Itu, si Nana sibuk nelfon, Ina sibuk nyemil." Kata Erna.

"Yaampun, udah suruh mereka makan," suruh Vina pada Ara. Ara berjalan menuju kamar Nana dan Ina tapi ia terkejut ketika Nana tiba-tiba menodongkan pistolnya kepada Ara.

"Ampun, kak! Gue janji akan jadi anak yg baik..." kata Ara memelas. Nana memasang wajah datar nan tegas. "Iya, kak! Gue yg ambil black card kakak!" Kata Ara meracau. Nana menarik pelatuk sementara Ara menutup matanya pasrah.

Dor!

Semua orang dimeja makan terkejut. Termasuk Ira, ia sudah berpikir buruk tentang adiknya itu. Mereka buru-buru keatas dengan wajah Vina yg khawatir.

"Kenapa sayang?" Tanya Vina merangkul Ara yg shock.

"Penguntit..." kata Nana lembut. "Ra, maafin gue ya? Gue takut, lo diapa-apain..." kata Nana lirih diakhir kalimatnya. Ara yg sadar dari shock langsung mengerjap imut. Semua orang memekik gemez dengan Ara termasuk Ina yg keluar akibat kegaduhan tadi.

"Iya... gue maafin." Kata Ara. Mereka menuju makan dengan santai dan memakan makanan dengan candaan.

"Papa pulang!" Teriak Lingga-- Papa Five Sister's, Lingga selama beberapa bulan ini pergi keluar kota, dan pulangnya sekarang. Five Sister's memeluk Lingga dan mengambil hadiah yg diberikan.

"Guys! Keatas yuk!" Ajak Nana, mereka keatas karena tak mau menganggu Mama dan Papa mereka. Mereka semua dengan semangat menangguk, kecuali Ira.

"Ira," suara bass milik Lingga menghentikan langkah Five Sister's. Ira menaikkan alis seolah bertanya.

"Gimana hubungan kamu sama Geo?" Tanya Lingga.

Deg!

Semua melirik tajam sang ayah. Sementara Vina terdiam. Ira menghela nafas, ia harus menjelaskan semua ini. Ira melirik saudarinya dan mengangguk.

"KEKASIH KAMI MENINGGAL, KECELAKAAN BERUNTUN!" Bohong Five Sister's tegas, membuat Lingga bungkam. Calon menantunya pergi secepat itu? Five Sister's segera menuju kamar Five Sister's, kamar bersama. Sesampainya dikamar, semua terdiam larut dalam pikiran masing-masing. Erna yg merasa iba pun mengusulkan sesuatu.

"Guys! Main Tik-tok yuk! Setelah itu, kita ke mall. Gue deh, yg bayarin!" Usul Erna. Semua menoleh, termasuk Ira.

"Oke!" Sahut semua bersamaan.

"Yeu, giliran traktiran mau," cibir Nana. Mereka bangkit dan Nana mengambil ponselnya untuk merekam video.

Aku t'lah tau
Cintaku diatas kertas
Yang tak dianggap oleh, dirimu itu~

Fyi : Lagu itu adalah ciptaan Author.
Mereka berjoged seiring dengan lahu diputar. Setelah selesai, mereka dengan segera mengganti outffit yg digunakan dengan yg baru. Mereka turun dan masuk ke mobil lamborghini, kalian mau tau kenapa mereka main nyelonong aja? Orangtua Five Sister's lagi kerumah neneknya-- Indira.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Transmigration BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang