SATU

585 69 2
                                    


"Eungghhh". perlahan Sasa membuka matanya.

"Alhamdulillah kamu sudah sadar nak,Bunda sangat khawatir mendengar kamu kecelakaan"

"Tante siapa,Mami sama Papi dimana?". tanya Sasa

"Mami sama Papi?sejak kapan kamu manggil dengan sebutan itu.ini bunda,wanita yang melahirkan kamu". jelas wanita itu

Sasa tampak bingung.melihat sang putri yang tampak tidak mengenalinya.wanita itu segera berlari keluar.

"Tunggu sebentar ya,bunda panggil dokter dan ayah kamu dulu".

Ceklek

"Dokter tolong periksa anak saya.kenapa istri saya mengatakan dia tidak mengenali kami?"

Dokter yang berjenis kelamin pria itu langsung memeriksa keadaan Sasa.

"Sepertinya benturan yang sangat keras menyebabkan Selina kehilangan sebagian besar memori ingatannya atau disebut Amnesia". jelas Dokter

Sasa mendengar itu sontak terkejut.Heii ia tidak kecelakaan apalagi Amnesia,ia mengingat jelas siapa dirinya.namanya juga bukan Selina.

Mengapa wanita dan pria paruh baya itu juga mengaku sebagai kedua orang tuanya.

"Sayang kamu istirahat dulu ya.Bunda dan Ayah mau menemui dokter untuk membahas kesehatan kamu lebih lanjut"

Setelah mengatakan itu,pasangan pria dan wanita paruh baya itu keluar.sontak Sasa berteriak kencang.

"MAMI PAPI SASA PINGIN PULANG, HUWAAAAAAA KENAPA SASA ADA DISINI?!".

Tak lama setelah pasangan paruh baya itu keluar muncullah seorang pemuda yang berteriak heboh.pemuda itu menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca

"Selina,lo udah sadar hiks gue pikir lo bakalan ninggalin gue". pemuda itu langsung memeluknya erat.kemudian pemuda itu melepaskan pelukannya dan menatap Sasa.

Sasa juga menatap pemuda itu sambil mengerjapkan matanya polos,dia bingung mengapa mereka  memanggilnya Selina terus sih.

Sasa memajukan tubuhnya condong ke arah pemuda itu,kemudian memiringkan kepalanya dan menatap lagi dengan tatapan yang lebih intens.dia mencoba mengingat apakah dia mengenali pemuda ini atau tidak .

Pemuda itu tampaknya salah tingkah.bagaimana tidak wajah Sasa begitu dekat dengan wajahnya.apalagi Sasa menatapnya begitu intens.

"Sel,lo kenapa liatin gue gitu banget sih? ". tanya pemuda itu gugup

"Kamu siapa?". tanya Sasa

Pemuda itu sontak melebarkan matanya.dia menatap Sasa seolah syok dengan pertanyaannya tadi.

"Sel,jangan bercanda gue Alvin sahabat lo".

Sasa mengernyitkan alisnya bingung.dia semakin tidak mengerti apa yang terjadi.kenapa pemuda ini  mengaku sebagai sahabatnya.selama ini Sasa tidak pernah mempunyai teman dekat apalagi teman pria.banyak yang tidak mau berteman dengannya karena dia memiliki sifat yang manja.

"Aku benar-benar ga tau siapa kamu,dan kenapa kamu manggil aku Selina".

Wajah pria itu tampaknya masih syok,pintu terbuka sontak Sasa dan pemuda itu kompak menoleh ke arah yang menampilkan seorang wanita paruh baya yang tersenyum lembut kepada mereka

"Alvin,udah lama nak?". tanyanya dengan suara lembut

"Belum lama tante". pemuda itu menjawab dengan sopan.dia sangat menghargai wanita didepannya ini,dia sudah menganggap ibu sahabatnya ini seperti ibunya sendiri.

"Tante apa yang sebenarnya terjadi? Selina,dia enggak ngenalin aku". pemuda itu bertanya dengan nada yang terdengar khawatir

Wanita paruh baya itu menghembuskan napasnya pelan.kemudian dia mengalihkan pandangannya pada pemuda yang terlihat jelas ke kekhawatiran di matanya.

"Selina kemungkinan amnesia Alvin.bukannya hanya kamu yang tidak dia kenali tapi bahkan kedua orang tuanya juga". jawabnya.

Alvin menatap Sasa yang ternyata juga menatapnya.tatapan polos yang terlihat asing dimatanya.

"Alvin tolong jaga Selina sebentar ya tante mau nebus obat Selina dulu,soalnya ada yang kurang".

"Iya tante biar aku yang jagain Selina".kemudian wanita itu melangkahkan kakinya keluar meninggalkan sepasang remaja yang masih saling menatap satu sama lain.

"Kamu belum jawab pertanyaan aku ,kenapa kamu manggil aku Selina?"

Alvin menghembuskan napasnya kasar,sepertinya gadis di depannya ini memang amnesia.

"Karena nama lo Selina,lebih lengkapnya Selina Ainsley.orang terdekat manggil lo dengan sebutan Nana".

"Ta-tapi aku bukan Selina,nama aku Sasa.aku enggak tau kenapa bisa ada disini".

Tunggu,sepertinya dia pernah mendengar kasus seperti ini,ya terasa familiar oh ya artikel itu.Alvin segera mengambil handponene dari saku celananya.kemudian mencari artikel yang dulu pernah sempat ia baca.awalnya ia tidak percaya kebenaran artikel ini.tapi melihat gadis di depannya ini bersikeras menjelaskan bahwa dia bukan Selina mau tidak mau ia harus percaya walaupun sulit diterima akal sehat.

'Transmigrasi?'. batin pemuda itu

Sasa melihat pemuda itu menatap handphone dengan serius.

"Jadi nama lo Sasa?". tanya Alvin

"Iya nama aku Sasa,lebih lengkapnya Velisha Ammora".

Alvin terdiam sebentar,kesimpulan yang dia dapat bahwa gadis di depannya ini kemungkinan mengalami transmigrasi atau perpindahan jiwa.tapi,jika dia memang benar bukan Selina.dimana Selina?

"Lo tau transmigrasi?". tanya pemuda itu

"aku gatau". jawab Selina sambil menatap pemuda dengan polos

"Jadi transmigrasi itu bisa disebut sebagai perpindahan jiwa,ketika seseorang meninggal jiwanya akan dicabut dari tubuh aslinya.kemungkinan jiwa lo pindah ke sini,ke tubuhnya Selina". Pemuda itu menjelaskan dengan pelan.ia menatap Sasa.batinnya bertanya-tanya apakah gadis itu mengerti.

Sasa mendengarkan penjelasan pemuda yang bernama Alvin itu.memang dia tidak terlalu mengerti .tapi satu hal yang ia tahu jika sekarang ia berada di tubuh Selina.

"Jadi karena sekarang lo ada ditubuh ini,nama lo bukan Sasa lagi tapi Selina".

Aku udah ngerevisi ceritanya,menurutku part-part yang kemarin alurnya makin gajelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku udah ngerevisi ceritanya,menurutku part-part yang kemarin alurnya makin gajelas

Not Antagonis Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang