ㅡEvermore

803 133 15
                                    

Jeno duduk melamun dengan dagu yang beristirahat di atas busur panah miliknyaㅡhadiah ulang tahun dari sang kakak. Dua pengawal pribadi yang melihatnya tak berani menebak apa isi pikiran Jeno.

"Adik," panggil seseorang dengan suara berat khasnya.

Yang merasa dipanggil segera tersadar kemudian menoleh dengan cepat. Senyumnya merekah indah kala tahu pelaku yang mendatangi tempat latihannya.

"Ya, Kakak. Ada apa?" Jeno membalas, masih dengan senyum manis yang menghiasi wajahnya.

"Hanya penasaran, apa yang dilakukan Pangeran kecil hingga belum pulang ke istana padahal sudah sore hari?"

"Kak Jaehyun! Aku sudah berusia 18 tahun, jangan panggil aku pangeran kecil lagi!" protes Jeno, rautnya memperlihatkan dengan jelas bahwa dirinya sangat kesal.

Jaehyun, kakak Jeno itu hanya tertawa kecil. Dalam hati merasa bahwa sang adik sangat lucu, desiran untuk mencubit pipi Jeno dirasakan olehnya namun perlu ia tahan agar si Pangeran bungsu itu tidak mengamuk.

"Apa yang kau pikirkan?" Jaehyun beralih bertanya, tak ingin membuat Jeno jengah.

"Pikiran ku kosong, Kakak. Aku melamun tanpa alasan." Jeno yang kini bermain-main dengan tali busurnya, menjawab pertanyaan dari Jaehyun.

Bohong. Jawabannya adalah suatu bentuk kebohongan. Ia banyak memikirkan sesuatuㅡsalah satunya adalah sang Kakak yang semakin sibuk dan akan semakin jauh untuk dijangkau. Jeno butuh seseorang untuk mengisi sepinya, dan semua orang satu persatu hilang ditelan kesibukan.

"Sepertinya kau lelah. Minta istirahat saja pada Ayah, ia pasti akan meminta perdana menteri mengosongkan seluruh kegiatan mu," ujar Jaehyun, memberi saran.

"Nampaknya Kakak lah yang lebih butuh istirahat. Persiapan penobatan dirimu menjadi Raja pasti menyerap hampir seluruh tenagamu."

Jaehyun mendengus. Adiknya tak salah, benar bahwa dirinya lelah dan perlu setidaknya satu hari penuh untuk bebas. Namun tak mungkin meminta jatah istirahat saat lusa adalah hari penobatan.

Penobatan. Pangeran. Raja.

Randiga Jeno Ittura adalah putra bungsu dari pasangan kerajaan, Raja Tenasiga Yunho Ittura dan Ratu Yoona Zagio (Ittura). Ia juga adik kesayangan calon Raja negeri Danittura, Handiga Jaehyun Ittura.

Setelah 21 tahun dilatih menjadi seorang Raja, akhirnya sang kakak matang dan siap dinobatkan menjadi Raja Ittura XI. Penobatannya dilangsungkan sesuai adat dan peraturan leluhur negeri Danittura.

Ya, hari penobatan itu datang. Jeno yang menggunakan pakaian resmi kerajaan berwarna ungu berdiri tegap di samping Raja Yunho, sang Ayah. Sedangkan yang dinobatkan berdiri tegang di depannya, di hadapan rakyat.

Jeno tersenyum bangga ketika akhirnya sang Kakak dipakaikan mahkota turun-menurun dari leluhur mereka. Mahkota itu menyempurnakan tampilan gagah Jaehyun.

"Selamat untukmu, Raja Jaehyun Ittura."

Kini saatnya pesta pasca-penobatan. Dengan langkah semangatnya, Jeno mencari makanan favoritnya yang disajikan oleh kerajaan. Sebenarnya anggota kerajaan Ittura diberi ruang khusus yang lebih tertutup, tentu lebih mudah mencari makanan di sana. Namun di ruangan itu sang Ayah sedang memberi wejangan panjang pada si Raja baru.

Sangat banyak orang di ruang dansa, namun lebih banyak lagi di bagian luarnya. Di bagian dalam hanya berisi tamu kehormatan dari negeri-negeri lain dan juga para petinggi, sedangkan di luar tempat berpesta seluruh rakyat negeri Danittura.

Jeno tersenyum kala maniknya menemukan makanan yang dicari, kue mangkuk cokelat yang isiannya selai kacang. Rasanya enak!

Sang Pangeran kesayangan negeri Danittura itu melahap kuenya seraya berjalan, membuat fokusnya terbelah dan tak sengaja menabrak seseorang, beruntung orang tersebut tak membawa minuman atau makanan apapun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Evermore | JaemnoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang