Part 1 - Kevin Julio Adrian

989 35 0
                                    

Hai.. ini cerita pertama saya, jadi sorry ya kalo ceritanya masih abal-abal dan gak memuaskan juga masih pendek-pendek... tolong vote atau comment bila ada masukkan^^

#thanks

————————————————————————

Author POV

Suara tawa menggema di salah satu ruangan kelas SMA ternama di Jakarta. Waktu menunjukkan pukul sembilan pagi, seharusnya guru berada dikelas dan mengajar tetapi tidak untuk kelas 12A ini.

"Cepat lakukan sekarang Kevin Julio Adrian yang bodoh!" kata Jessica Christine dengan nada angkuh sambil menunjukkan kaki kanannya.

"Jessica,tolonglah.."kata Kevin dengan nada memelas. "Cepat!" sahut Jessica dengan nada memaksa dan tidak bersahabat.

Dengan ragu, Kevin berlutut dan ketika lututnya menyentuh tanah, ia langsung mencium kaki kanan Jessica yang masih dilapisi sepatu agak kotor karena terkena debu dan tanah.

Setelah mencium sepatu Jessica, Ia langsung berdiri dan menatap Jessica seraya berkata "Aku sudah melakukan apa yang kau minta" katanya pelan, "sekarang bagaimana?" lanjutnya.

Kemudian Jessica tertawa mengejek "Bagaimana apanya? kau ingin aku menerima perasaanmu?" kata Jessica. Ia segera menendang lutut Kevin sehingga jatuh dengan posisi berlutut kemudian menjambak rambut Kevin serta berkata "Sampai akhir riwayatku pun aku tak akan menerimamu sebagai pacarku, mengerti?" kata Jessica dengan nada tinggi. Setelah kejadian itu, Jessica lalu berjalan pergi dengan langkah angkuhnya itu, meninggalkan Kevin dengan posisi yang masih berlutut. Suasana yang sebelumnya hening pun menjadi berisik karena penuh dengan gelak tawa murid kelas yang lain. Beberapa murid memotret Kevin kemudian disebarkannya di media sosial. Hah.. mungkin setelah ini ia akan menjadi bintang disekolahnya dengan judul 'Si penerima beasiswa miskin ditolak lagi oleh Primadona andalan kita'. Bukannya bintang yang dipuji-puji melainkan bintang yang diejek-ejek.

Sudah terbiasa Kevin mendapatkan perlakuan seperti itu sejak memasuki Sekolah Menengah Atas ternama ini. Karena faktor latar belakang keluarganya yang miskin, tidak ada seorang murid yang mau berteman dengannya. Ibunya hanya seorang pedagang kue keliling dan oh.. jangan tanya ayahnya, ia telah meninggakan rumah sejak usianya masih 5 tahun dan adiknya 3 tahun. Ia saja sudah bersyukur bisa masuk sekolah SMA idaman di Jakarta ini dengan jalur Beasiswa. Ya, ia adalah murid yang sangat pintar atau bisa dibilang jenius.

Disaat murid-murid yang lain hanya bisa menghamburkan uang orangtuanya saja, ia belajar dengan tekun di perpustakaan sekolahnya. Salah satu fasilitas yang paling disukai oleh Kevin selama bersekolah disini karena disekolahnya yang lama tidak disediakan perpustakaan. Jadi bila ia ingin membaca buku harus pergi ke perpustakaan umum yang letaknya lumayan jauh dari rumahnya. Selain kegemarannya membaca buku, di perpustakaanlah ia bisa menyendiri dan tenang melakukan kegiatannya tanpa ada ejek-ejekkan dari murid lain.

Setiap sore sehabis pulang sekolah, ia akan bekerja paruh waktu di sebuah cafe kecil dekat rumahnya sampai malam. Ibunya tak tahu dengan hal ini, karena biasanya Kevin memberi alasan bekerja kelompok dengan teman sekolahnya. Ia tak ingin merepotkan ibunya. Karena ia tahu, untuk makan saja kadang mereka kurang. Biarpun Kevin mendapatkan Beasiswa tetapi untuk uang buku ia harus membayar, jadi ia memang sengaja bekerja di cafe untuk mencicil pembayaran uang buku. Untung teman-teman sekolahnya tak ada yang pernah datang ke cafe tersebut. Mungkin karena tempat nongkrong teman-temannya biasanya di mall yah.. biasalah orang kaya.

————————————————————————

Segini dulu ya tentang Kevin Julio Adrian..

Kehabisan ide juga kata..

Bye..

Bolehkah aku mencintaimu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang