Part 3

214 31 0
                                    

Selamat membaca, readers !
Maaf kalau ada typo
.
.
.
.
Kedua lelaki itu sedang berlomba memasukkan bola ke gawang secara bergantian. Awalnya mereka ingin tanding basket tetapi Chanyeol bilang dia bosan dan ingin bermain sepak bola.

Sekarang giliran Sehun yang akan menendang bola ke gawang dan Chanyeol menjadi keeper. Sehun sudah bersiap untuk menendang bola, melihat itu Chanyeol pun juga mengambil langkah siap menjaga gawang.

Sehun mulai mengayunkan kakinya ke arah bola, namun mendadak dia berhenti. Chanyeol yang sudah fokus ke arah bola terkejut melihatnya.

Sehun yang melihat Chanyeol terkejut pun tertawa.

"Kakak kok gampang kaget sih." Ujarnya sambil masih tertawa.

Chanyeol sedikit kesal. Tiba-tiba, terbersit ide jahil untuk membalas perbuatan Sehun.

Dia melangkah maju ke depan dan bermaksud untuk merebut bola dari lelaki yang lebih muda. Namun, bukan bola yang tertendang, melainkan kaki Sehun.

Hal itu membuat Sehun kehilangan keseimbangannya. Dia tanpa sadar menarik baju Chanyeol membuat pemuda itu ikut terjatuh.

BRUK

Sehun merasakan kepalanya yang berdenyut nyeri karena bersentuhan langsung dengan lantai lapangan. Beberapa detik kemudian dia baru menyadari akan posisinya dengan Chanyeol.

Posisi mereka terbilang cukup ambigu dengan Sehun yang jatuh tertidur dan Chanyeol berada di atasnya. Sehun berharap semoga tidak ada yang melihat posisi mereka saat ini.

Beruntung di lapangan hanya mereka berdua saja karena anak ekskul lain sudah pulang dan lapangan ini merupakan lapangan indoor jadi orang yang berada di luar tidak dapat melihat adegan yang dapat membuat salah paham.

Dia ingin menyuruh Chanyeol untuk segera berdiri. Namun, dia terdiam melihat pemuda yang sedari tadi menatapnya lekat. Entahlah, tatapan Chanyeol sedikit membuatnya merasa aneh. Cukup lama mereka berada di posisi yang sama.

Sehun tahu bahwa saat ini jantungnya sedang berdegup kencang. Wait, berdegup kencang?! Tunggu, ini salah. Dia harus menghentikannya karena dia tidak mau hal yang tidak dia inginkan terjadi lagi.

"Kak, berdiri dulu dong. Aku takut nanti ada orang yang lihat kita kayak gini."

Chanyeol yang sedari tadi diam pun tersadar. Pemuda itu segera berdiri dan menarik Sehun untuk membantunya berdiri juga.

"Hun, maaf. Tadi kakak cuma mau merebut bolanya dari kamu tapi malah kaki kamu yang ketendang."

"Gak, aku gak mau maapin. Kepalaku sakit nih gara-gara kakak," jawab yang lebih muda sambil menyilangkan tangan dan memasang wajah cemberut yang membuat Chanyeol gemas melihatnya.

Dia segera mengelus kepala Sehun dan bertanya, "Mana yang sakit?"

"Di bagian yang lagi kakak pegang."

Suasana kembali hening sejenak. Chanyeol masih tetap mengelus kepala Sehun dan remaja itu dalam diam menikmati elusan di kepalanya.

"Aku mau sih maafin kakak asal kakak mau traktir aku makan."

"Oh, boleh. Adek manis mau kakak traktir es krim?"

"Kak Chan, apaan dah? Suer, geli banget."

"Hahaha iya, maaf. Nanti kakak traktir tapi budget nya dua puluh ribu aja ya."

"Terserah kakak, yang penting aku ditraktir. Dengan duit segitu aja aku udah bisa makan bakso semangkok" kata Sehun sambil tersenyum senang. Dia sudah tidak sabar untuk makan bakso.

Chanyeol hanya tersenyum melihat tingkah Sehun yang lucu. Padahal sebelumnya dia merajuk dan sekarang dia sudah melompat-lompat seperti anak kecil.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Abis ini kamu mau langsung pulang kan?"

"Iya dong. Emang kak Chan mau ngajak aku kemana?"

"Gak kemana-mana sih. Kakak pengen ngantar kamu pulang."

"Sudah seharusnya sih kakak ngantar aku pulang."

"Kamu kira kakak ojek pribadi kamu gitu? Kalau dibayar sih kakak mau."

"Cih, pelit banget sih jadi orang."

"Masih untung kakak mau antarin kamu. Lagian kakak gak setega itu biarin kamu pulang sendiri. Nanti kamu malah diculik lagi."

"Enak aja, aku ini cowok kuat ya. Aku bakal tonjok orang-orang yang mau culik aku. Emang siapa sih yang berani culik aku?"

"Orang yang punya niat jahat lah pastinya. Mereka bakal culik orang, gak peduli cewek atau cowok. Habis itu, korbannya bakal dijual ke luar negeri. Mau emang kayak gitu?"

"Gak mau lah. Tapi kakak kenapa sih ngomong gitu? Kayak ngeharapin aku diculik aja."

"Bukan gitu, Hun. Kakak cuma kasih tau biar kamu selalu jaga diri. Apalagi sekarang ini lagi banyak banget kasus penculikan anak di bawah umur."

"Iya deh iya, makasih kak Chanyeol yang baik. Yuk, pulang. Badanku udah lepek plus bau banget. Jadi kangen sama yang namanya mandi."

"Sama kakak gak kangen?"

"Kak, berantem yuk. Kesel nih lama-lama."

"Ck iya, iya. Baperan banget. Kamu tunggu di motor aja. Kakak bayarin makanannya dulu."

Kalian pasti ingin tahu bukan, mengapa Chanyeol dan Sehun bisa dekat? Pertama, karena Sehun sering datang ke rumah Raina di mana itu juga rumahnya Chanyeol. Meskipun sejak kuliah, Chanyeol tinggal di apartemen milik orangtuanya, tak jarang dia pulang ke rumah dan bertemu dengan Sehun. Kedua, karena Chanyeol sering datang ke sekolah adiknya membuat mereka juga sering bertemu.

Sehun sadar. Selama ini tingkahnya saat bersama Chanyeol selalu kekanak-kanakan. Dia merasa nyaman saat bersama pemuda itu. Sehun itu anak tunggal. Jadi, Chanyeol sudah dianggapnya seperti kakak sendiri.

Karena itu dia suka menunjukkan sisi kekanak-kanakannya pada Chanyeol. Dan pemuda itu tidak masalah. Justru, dia senang melihat sisi Sehun yang jarang ditunjukkan remaja itu bahkan pada ketiga sahabatnya.

Sebenarnya, terkadang dia merasa bahwa dulu pernah bertemu dengan pemuda yang sudah dianggapnya kakak ini. Tetapi, sepertinya tidak mungkin karena Raina bilang mereka sudah tinggal di perumahan tempat mereka tinggal sejak Raina lahir. Jadi, menurut Sehun anggapannya itu pasti salah.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC

16/07/2021
Tak lelah mengingatkan untuk vote + comment.
Aku bakal rajin update kalau kalian juga rajin voment.
See you in next chapter ^^

Love Can Change (CHANHUN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang