Part 2

102 5 6
                                    

Part 2 – Murid Baru

Sesampai nya Luna dan Lisa  di ruangan osis, mereka pun mulai melaksanakan piket.

“ck, lo kenapa sih lun, dari tadi bengong mulu. Udah deh, lo ga usah mikirin kakak lo, yang penting kan lo udah usaha buat peringatin dia” ucap Lisa sembari menyapu lantai.

“ gue juga bingung lis, gue ga mau aja  kakak gue di gituin lagi sama ka’ ariel” ucap Luna lesu.

“ekhemm” seorang lelaki paruh baya menghampiri mereka sembari ber dehem.

“eh, bapak, maaf pak” ucap Lisa sopan sembari menundukkan kepala

Seorang guru ber name-tag “Irwansyah Afriansyah, Mpd.” Itu menatap mereka dengan tatapan bingung.

“kalian ngapain disini?” tanya pak Irwan

“kita piket pak” jawab Luna, sang guru hanya ber’oh’ ria saja. Sang guru berjalan mendekati tempat duduk nya dan di ikuti oleh seorang siswa yang menatap mereka tajam.

‘tampan’ itulah gumaman pertama dari mulut Lisa. Seorang pria itu berperawakan tinggi, putih, mancung, alis tebal, pipi tirus dan bibir tipis. Di lengan baju kanan pria itu terdapat tulisan berupa angka romawi ‘XII’

“kamu sudah isi data nya?” suara pak Irwan terdengar.

“iya” jawab sang siswa singkat, padat dan jelas. Yang terdengar dingin di telinga kedua gadis ini.

“oke, karena kamu anak baru, kamu harus mengikuti semua peraturan dikelas ini. Kamu masuk di kelas 12F, kamu boleh bertanya kepada teman - teman mu itu tentang peraturan di sekolah ini. Kamu tenang saja, mereka semua baik-baik, kok!” jelas pak Irwan sembari tersenyum ramah.

“baik, pak” jawab siswa itu.

“oke, sekarang kamu boleh ke kelas kamu”

“kelas saya di bagian mana pak?” tanya nya.

“ah iya, maaf bapak lupa kalau kamu anak baru hehehe.. eh, kamu Luna tolong antar Ikhsan ke kelas 12F, kamu tau kan? Kelas kakak kamu” ucap pak Irwan sembari menatap ke arah Luna.

“tapi pak, saya kan lagi piket. Terus bentar lagi bel masuk bunyi pak” jawab Luna ragu, sebenar nya ia hanya ingin menghindar dari sang kakak.

“biar saya aja pak yang anter ka’ siapa tadi? Ikhsan ya? Iya ikhsan.” Jawab Lisa semangat.

“iya, pak. Lisa aja” balas Luna

“Luna aja pak yang antar saya, permisi” jawab ikhsan menarik tangan Luna, meninggalkan Lisa dan sang guru yang menatap mereka dengan tatapan tidak percaya dan.... cengo

“ihh, kak. Gak sopan banget sih. Aku ga bisa anter kakak ke kelas” ucap Luna yang sadari tadi meronta tidak jelas akibat tarikan dari ikhsan.

“ck, diem deh, anter gue sampe kelas gue susah banget sih. Gue ini kakak kelas lo” ucap ikhsan sewot

“kak, tapikan aku udah bilang ga mau. Lagian juga Lisa tadi nawarin diri buat nganter kakak tapi kok malah narik aku sih. Kakak anak baru kali. ” balas Luna tak kalah sewot

“ck, cerewet lo” ucap Ikhsan berdecak lidah.

Sepanjang perjalanan mereka menuju kelas 12F, tak ada pembicaraan diantara kedua nya. Luna sendiri sibuk mengumpat dalam hati tentang lelaki di samping nya ini. Sementara Ikhsan hanya mengacuhkan Luna yang mengumpat tentang dirinya.

“emang lo kenapa sih ga mau banget ke kelas gue?” tanya Ikhsan berusaha mencarikan suasana antara kedua nya, kini mereka telah berada di koridor sekolah.

“bukan urusan kakak. Tuh udah sampe. Kelas nya disana, di belakang tiang biru” jawab Luna sembari menunjuk sesuatu yang dimaksud. Ikhsan mengikuti arah jari telunjuk Luna dan tersenyum sumringah.

“ohh, jadi ini kelas gue. Hmm, lumayan lah. Oke thanks ya, luna?” jawab Ikhsan sembari menatap kearah Luna.

Sementara itu, Luna menatap ke-arah dua pasangan yang sedang bercumbu mesra dibelakang tiang kelas. Luna menatap sendu ke-arah dua pasangan berlawan jenis itu. Ah, tidak! Lebih tepatnya Luna hanya menatap ke arah sang gadis. Ikhsan yang sedari tadi menatap Luna bermaksud untuk mengucapkan terima kasih, mengernyitkan kening nya karena tidak mendapat respon dari Luna, melainkan gadis itu hanya menatap sendu ke arah depan. Ikhsan pun mengikuti arah pandangan Luna, dan tersentak kaget ketika melihat adegan panas itu. Luna menghentakkan kaki nya, yang membuat dua pasangan berlawan jenis itu menatap mereka dengan tatapan kaget sekaligus tidak percaya.

“Lunaaaa....” pekik sang gadis sembari mengejar Luna yang berlari sambil terisak.

Apa cowok itu pacar Luna? Pikir Ikhsan.

“heii,, Luna tunggu.. “pekik Thea yang terus mengejar Luna yang sedang berlari.

HAP!!!

Thea menarik pergelangan tangan Luna dan membalikkan badan Luna agar menatap kearah nya.

“kamu ngapain ada di depan kelas kakak ha? Kamu bener bener yaa” tanya Thea yang emosi nya telah sampai di ubun – ubun.

“Kakak ini bener bener ya. Luna harus berapa kali bilang sama kakak? Jauhin ka’ Ariel, kak. Dia itu cowok brengsek. Luna cuma ga mau kakak di sakitin lagi” jawab Luna sembil terisak.

“Luna, kamu itu ga ada hak ya, buat nge larang apa yang kakak mau. Kakak tau, kita ini saudara, dan itu memang ga akan pernah berubah. Tapi kakak berhak buat nentuin yang terbaik buat kakak. Gak harus selalu bergantung sama kamu. Kamu mau nge Lindungin kakak. Oke, kakak terima alasan kamu, tapi gak gini Luna” jawab sang kakak serius, sembari menatap sendu kepada sang adik yang terus ter-isak.

“Luna tau kak. Tapi ini semua buat kebaikan kita, kakak jangan mudah kemakan omongan kak Ariel. Kakak ga sadar? Tadi aja di depan kelas kakak, kalian berdua ciuman. Hah? Apa kakak gak mikir kalau ka’ Ariel itu cowok bangsat, hah? Gimana kalau ada guru yang geliat kalian berdua. Kakak bisa kena skorsing, bahkan kakak bisa di D.O dari sekolah. Kak Ariel itu cowok bajing—“

LUNA, CALM DOWN!!” pekik Thea memotong ucapan sang adik.

“kamu adik kakak ya, Lun. Jangan karena sikap kamu yang childish kayak gini, bikin hubungan kita jadi retak. Plis deh, dunia kita beda Luna. Kakak udah gede. Itu terserah kakak. Jangan karena kamu mungkin punya masalah sama teman-teman kamu atau apapun itu, jadi kamu melampiaskan semuanya dengan nentang hubungan kakak sama Ariel. Use your brain, honey” sinis Thea sembari berjalan meninggalkan Luna yang sedang mencerna ucapan kakak nya barusan.

Apa aku emang terlalu urusin hubungan ka’ Thea? Padahal aku Cuma pengen lindungin dia. Pikir Luna sendu sembari berjalan menuju kelas nya.

Nuestra HistoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang