Bab 1. Paginya keluarga Nakamoto

470 54 12
                                    

"BUNDA KAOS KAKI INJUN DIMANA?"

"TAS NANA JUGAA KOK GAADA BUNDA?"

"AYAH MOBIL KITA ABIS BENSIN!"

"AYAH BUNAA, BUKU PELAJALAN TALO HILANG!"

Teriakan-teriakan dari keempat anak keluarga Nakamoto terdengar memenuhi rumah besar itu.

Winwin selaku ibu dari keempat anak itu sudah mengacak rambutnya frustasi didapur. Tidak pernah ada pagi yang tenang disini, kecuali hari minggu pagi, keempat anak jelmaan iblis itu pasti akan tertidur hingga siang hari dan Winwin bersyukur untuk itu karena masih ada pagi yang tenang.

"TUNGGU BUNDA CARIIN!" teriak Winwin dari dapur. Mematikan kompornya terlebih dahulu sebelum pergi kelantai dua, Winwin segera menghampiri Injun, Nana dan Taro nya.

Saat ditangga, ia tak sengaja berpas-pasan dengan sang suami, si kepala keluarga itu sempat mengambil kecupan di bibirnya sebelum turun untuk memeriksa mobil yang akan digunakan.

Mendengus kesal, Winwin kembali berjalan keatas. Mendatangi kamar si kembar terlebih dahulu.

Cklek.

"Apa yang kurang atau hilang?" tanya Winwin lembut. Sekesal apapun dirinya, ia tak bisa marah, Winwin mau menjadi bunda yang baik dan tidak membentak anak uke nya.

Renjun menghampiri sang bunda, memeluknya dari samping. "Kaos kaki Injun ilang lagi bundaa." adunya. Ini bukan yang pertama kali, Renjun sudah sering kehilangan kaos kaki sekolahnya sejak TK.

"Nana ambil kaos kaki Injun lagi?" tanya Winwin.

Jaemin menggeleng. "Nggak, ini punya Nana, kaos kaki Injun ga Nana ambil." jawabnya. Bener kok! Jaemin ngga ambil kaos kaki kakak kembarnya itu sekarang.

"Huft, yaudah Injun ambil yang baru aja di ruang ganti tempat biasa ya. Nah kalo udah langsung turun sarapan, oke?"

Renjun mengangguk semangat.

Oke selesai satu, sekarang kita ke masalah Nana.

"Nana apa yang hilang?" tanya Winwin.

Jaemin menunjuk meja belajarnya. "Tas sekolah Nana kok gaada disitu bunda? Hilang lagi ya?"

Winwin menarik kedua sudut bibirnya, membuat senyum manis. "Nana lupa lagi? Tas Nana ada dibawah, kemarin Nana tinggal disana. Diambil yuk kebawah." ucap Winwin.

Jaemin mengangguk lalu mengikuti langkah sang bunda. Tangan mungilnya menggenggam erat tangan halus dan putih milik Winwin.

Bocah berumur 8 tahun itu melangkah menuruni tangga dengan semangat.

Sampai di ujung tangga, Winwin menunjuk kursi sofa depan tv. "Tuh tas Nana, cepet ambil terus kita makan. Yang lain udah nunggu."

Jaemin berlari ke sofa yang tadi ditunjuk Winwin, mengambil tasnya cepat, lalu berlari keruang makan bersama Winwin dibelakang nya.

"Lama banget Na, apalagi yang hilang sekarang?" tanya Yuta. Lelaki berdarah Jepang itu sedang mengambil nasi untuknya dan menyiapkan roti bakar untuk keempat anak uke kesayangannya.

"Tas Nana yah hehe~"

Yuta menggeleng heran. "Kok bisa hilang?"

"Gatau, Nana---"

"Bukan hilang, kemarin Nana ninggalin tas nya disofa. Kelupaan diambil, jadi ketinggal disana." potong Winwin cepat.

Yuta menatap Jaemin yang sedang berusaha duduk dikursi tinggi. "Loh kok bisa lupa Nana?" tanya Yuta.

Jaemin tersenyum lebar, senyumnya membuat gigi kelincinya terlihat.

Yuta ikut tersenyum, ia berusaha menahan pekikan gemasnya.

"Maaf ya Ayah, Nana kemarin cape bangettt! Jadi tasnya tertinggal disana hehe~"

Yuta mengangguk cepat, ia menyuruh Winwin untuk duduk disebelahnya. Setelahnya keluarga Nakamoto memulai sesi makannya dengan tenang.

Mungkin sudah 15 menit terlewat. Sekarang keluarga Nakamoto sudah selesai makan, saatnya bersiap untuk berangkat sekolah.

Yuta dan Winwin berjalan dibelakang keempat anaknya yang berjalan dengan tangan menggandeng satu sama lain.

Masalah buku Shotaro sudah aman kok tenang saja.

Sampai ditempat parkiran, mereka berhenti dan berbalik.

Dejun mengambil sebelah tangan Winwin untuk dicium, dan kegiatannya diikuti oleh adik-adik lucunya.

"Bunda kita berangkat yaa!" teriak Dejun sambil berlari masuk kedalam mobil.

Renjun dan Jaemin juga berlari dan berteriak sama seperti kakaknya. "Kita berdua juga bunda!" teriak keduanya.

Winwin mengangguk dengan senyum yang masih bertahan. Lalu ia menunduk kebawah, melihat si bungsu Na dengan sebelah alis yang terangkat. "Kenapa? Ada yang kurang Taro?" tanya Winwin setelah mengepaskan tingginya.

Shotaro mengangguk. "Talo belum cium buna tauu." jawab si Bungsu dengan mengerjap polos.

Winwin terkekeh gemas, Yuta disebelahnya juga ikut tertawa kecil. "Yaudah sekarang cium buna, abis itu Taro pergi sekolah sama ayah." ucap Winwin dengan mengelus sayang kepala Shotaro.

Cup.

Cup.

Shotaro memberi dua kecupan ringan di pipi Winwin, lalu setelahnya si bungsu Na itu berlari masuk kedalam mobil.

Winwin berdiri, sama dengan Yuta.

Winwin sekarang mengambil sebelah tangan Yuta, dicium lembut dan Yuta membalasnya dengan kecupan sayang di dahinya.

"Kakak berangkat dulu, kamu hati-hati dirumah. Kalo mau keluar sama supir aja, jangan lupa hubungin kakak juga."

Winwin mengangguk. "Iya kak, hati-hati dijalan juga. Semangat kerjanya, nanti Winwin anter makan siang buat kakak."

"Iya sayang, kakak berangkat dulu. I love youu!"

"Love you too."

ㅡ to be continued.

Mabok kapal Yuwin aku wkwk.

Ada yang baca ga sih?

Sorry kalo kurang, aku masih baru belajar buat begian hehe.

AN: kalo ada yang baca, jangan lupa vomentnya ya cantik/gantengkuu😼💗

Cerita keluarga Ayah Yuta; YuwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang