MY DADY

13 5 0
                                    

Hai hai hai, ini cerita aku yang baru. Mohon suport nya yah,semoga kalian suka sama cerita nya.

Ok, selamat membaca 😘

................

Andio putra.

Dia adalah seorang laki-laki yang hebat, tangguh, sempurna, dan dia adalah pahlawan ku.

Dia adalah ayah ku. Ayah yang telah membesarkan ku seorang diri, ayah yang rela meluangkan waktu nya hanya untuk seorang anak yang nakal.

Kegiatan dia selama satu hari full terus berputar-putar layak nya komedi putar.

Saat pagi, dia menyiapkan keperluan sekolah ku, dan mengantar ku kesekolah dengan menaiki gerobak tua. Dan aku di dalam nya, sedangkan dia menarik gerobak itu.

Setelah mengantarku sekolah, dia pergi bekerja part time di sebuah rumah makan sampai pukul 12 siang. Dan akan melanjutkan bekerja saat jam 1 siang di sebuah mini market jam 7 malam.

Dan saat itu, dia datang ke sebuah ruma tua yang di tinggali oleh 1 orang wanita paruh baya untuk menjemputku. Karna papah bilang, saat aku pulang dan papah belum menjemput ku, aku harus ke rumah nenek itu dan papah akan datang untuk menjemput ku dengan gerobak nya lagi.

Dan yah, lagi. Dia menarik gerobak itu sedangkan aku duduk di dalam nya.

Lelah, sepertinya tidak ada di kamus nya.

Aku ingin membantu nya, tapi dia melarang.

Aku pun mencoba bersembunyi dari nya saat aku mengambil kesempatan untuk bekerja. Hanya pekerjaan kecil. Membantu orang berjualan dengan berkeliling di sekitar taman.

Tapi saat aku sedang istirahat, papah memergoki ku dan menyuruhku pupang. Aku pun di marahi papah karna bekerja.

"kamu gk denger ya kata papah hah? Papah kan udah bilang, jangan kaya gitu. Papah mampu biyayain kamu. Papah masih muda, masih kuat buat cari kerja. Kamu gk usah coba ikut ayah kerja. Kamu cukup diem di rumah belajar yang bener, makan yang banyak, tidur yang cukup dan main sama temen-temen kamu"

Dan masih banyak lagi. Aku hanya bisa menangis, mendengar nya.

Papah tidak pernah bermain fisik. Sekalipun aku sangat nakal dan bandel. Papah hanya mengomeli ku dengan suara yang pelan tapi tegas.

Sejak saat itu aku tidak pernah mengambil kesempatan untuk bekerja lagi. Aku hanya menuruti papah.

Belajar yang benar, makan yang banyak, tidur yang cukup, dan bermain bersama teman-teman ku.

Tapi kadang, aku iri sama teman-teman ku, karna mereka selalu membawa mainan bagus setiap bermain. Sedangkan aku hanya, diam sambil melihat mereka bermain.

Rio, dia adalah salah satu teman ku. Dia anak orang kaya di desa kami, bahkan ayah nya sering masuk tv. Dan ibu nya sering membawa barang belanjaan setiap minggu nya.

Rio anak yang baik, dia sering meminjami ku mainan nya. Bahkan kadang dia memberikan mainan nya kepadaku dengan percuma.

Kita satu sekolah dan satu kelas. Dia juga pintar, sangat pintar dan sering di puji-puji sama guru di sekolah.

Sekarang aku sedang duduk di depan sekolah ku menunggu papah. Tapi sudah 30 menit papah belum datang.

Aku pun pergi ke rumah nenek inah, sekitar 5 menit berjalan aku sampai di rumah nya. Aku pun mengetuk pintu nya, tapi nenek inah tidak menjawab atau membuka pintu.

PAPAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang