1.1

842 136 6
                                    

【LITTLE SPACE】

Jeongin masih tak menyangka akan keputusannya.hanya karena rasa penasarannya ia memutuskan untuk menginap di rumah keluarga Hwang,tapi disamping itu ia baru terpikir akan sesuatu.jika ia menginap sang mama tak akan bisa menyuruh nyuruhnya lagi,setidaknya ada sisi baiknya.dan ya disinilah dia sekarang,duduk di ruang tamu keluarga itu bersama ketiga orang yang sama sama bermarga Hwang.tentu karena itu tuan dan nyonya Hwang beserta anaknya,Hwang Hyunjin.

Jam dinding di rumah itu menunjukkan pukul sembilan lewat empat puluh menit yang berarti kedua tertua di sana harus berangkat ke bandara kurang dari dua puluh menit tapi mereka masih terlihat santai dan tetap berbasa-basi dengan Jeongin yang tentu di balas ramah oleh pemuda tampan itu.

"Jadi,kamu benar tak keberatan kan menemani Hyunjin untuk beberapa minggu ini?"

"Kalau saya keberatan mungkin saya masih tidur di kamar saya paman"

mendengar jawaban itu tuan Hwang pun tertawa renyah,humor bapak bapak memang.ia lalu bangkit dari duduknya dan membawa satu dari dua koper disana yang diekori ketiga manusia yabg juga berada disitu.rupanya taksi yang mereka pesan sudah sampai di depan rumah.setelah merapihkan semua barang bawaan tuan Hwang mereka pun—tuan Hwang dan Jeongin— kembali menghampiri nyonya Hwang yang masih berdiri didepan gerbang rumahnya,jangan tanya dimana Hyunjin karena anak itu langsung masuk ke kamarnya setelah membantu sang ibu merapihkan barang tadi.

【LITTLE SPACE】

"Yasudah kami berangkat oke,paman atau bibi akan sesekali mengirimi pesan,anggap saja rumah sendiri ya Jeo,jaga diri kalian dan tolong jaga Hyunjin kami" pesan nyonya Hwang yang menurunkan nada bicaranya di kalimat terakhir.tak lama taksi itu pun membawa sepasang suami istri itu pergi,setelah dilihat siluet taksi tadi sudah menghilang Jeongin langsung kembali masuk dan menemukan Hyunjin yang berdiri di dekat meja bar dapur.

"Hwang Hyunjin?benar kan?"

terlihat Hyunjin sedikit terkesiap karena panggilan itu,sedikit tak terbiasa karena jarang sekali ada yang menyapanya.menoleh dan mendapati Jeongin yang berjalan menghampirinya,tanpa senyum wajah tegas itu terlihat cukup menyeramkan bagi Hyunjin.saat sudah berdampingan si pemuda rubah sedikit melirik yang lebih tua.

"Hyunjin?"sapa si muda lagi,merasa agak aneh karena pemuda dihadapannya itu sama sekali tak bergerak—dalam artian masih menaruh pinggir gelas di bibirnya padahal sudah tak ada air lagi didalamnya.Jeongin yang masih melirik Hyunjin pun melambaikan tangan beberapa kali di depan wajah Hyunjin diakhiri cubitan pelan di hidung pemuda manis itu.

"Jangan melamun,tak baik."ujar Jeongin memberitahu

Dilihat Hyunjin mengerjapkan matanya beberapa kali,dan entah ini hanya perasaan Jeongin atau anak itu seperti sedikit salah tingkah.menaruh gelas yang sedari tadi dipegangnya,Hyunjin langsung merogoh saku celana bagian kanan,mengeluarkan kunci lalu memberikannya ke si jangkung dengan mata tajam itu.

"Kata bunda kamarmu dilantai dua,pintu coklat tua.ini kuncinya aku ke kamar dulu"jelas Hyunjin yang langsung berlalu pergi meninggalkan pemuda rubah yang masih bingung akan sikapnya itu.Jeongin memandang pintu kamar Hyunjin yang kebetulan sedikit terlihat dari bawah saat mendengar suara pintu yang sepertinya ditutup sedikit terlalu kencang.

"Aneh"gumamnya yang setelahnya meneguk air mineral yang ada disana.ia benar benar menerapkan apa kata nyonya Hwang

'anggap rumah sendiri'

【LITTLE SPACE】

tiga jam Jeongin lalui untuk menaruh beberapa pakaiannya di kamar yang sementara akan ia tempati,berbaring,atau sekedar memainkan ponselnya.merasa bosan ia keluar dari kamar itu,melihat seluruh ruangan di lantai bawah kosong membuatnya sedikit aneh,harusnya di waktu waktu seperti sekarang adalah jam makan siang,kenapa keadaan dapur dan ruang makan tak ada yang berubah?terlihat juga tak ada satu pun makanan yang berkurang.

LITTLE SPACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang