CP^1.

243 11 4
                                    

Setahun setelah kepergian Lanina, Rex memburu siapa saja yang terlibat dalam pembunuhan itu. Darahnya terasa berdesir bayangan Lanina dan Stave penuh darah membuat pandangannya menjadi membara penuh dendam.

Rex mengikuti salah satu anak buahnya. Penghianat ini harus segera dia tuntaskan. Manusia munafik dan tak bisa diandalkan hanya sampah untuknya. Tak berguna!

Saat pria itu sedang mengambil ponsel Rex lebih dulu mendorong pria itu dan mengikatnya di sebuah tiang reklame tak jauh dari sana.

"Kita bertemu cod" Dengan nada rendah Rex mulai bermain belati indahnya di tangan.

"Aku berbaik hati padamu selama setahun! " Rex mulai naik pitam

Cody mulai merasakan dirinya akan segera menjadi buruan Rex. Dengan berusaha melepaskan ikatan ditangannya membuat ikatan itu semakin kencang dan menyakitkan.

"Aku meminta maaf tapi aku sama sekali tak membunuh mereka"

"Kau tak membunuhnya, tapi kau berkhianat padaku"

Satu goresan Cody dapat dipipinya pisau kecil itu sangat tajam. Beruntung Rex tak membawa belati tumpul yang biasa dia bawa saat sedang tak senang.

Akhh....

"Kumohon"

Seringai diwajah Rex membuat kesan seram. Rex sudah tak tahan dengan pengkhianat ini. Tidak ada satu manusiapun yang bisa ia percaya bawahannya terlalu rendahan hanya karna uang tak seberapa.

Rex mulai melukis indah di wajah, kaki dan perut Cody. Jeritan, darah dan kepasrahan itu membuat Rex merasakan alunan musik yang paling indah. Suara yang semakin lama semakin lemah.

"Menurutmu aku harus menulis apa dilehermu ini? Atau kau mau lihat jakunmu? "

Rex tersenyum dengan sangat indah dan menawan, seperti malaikat pencabut nyawa yang membantu menuntaskan ketidakmutunya manusia didepannya ini.

Saat Rex mulai menyayat nadi Cody dia mendengar seseorang menahan teriakannya. Rex melihat sebentar dan benar aksinya ditonton oleh seorang wanita lancang sekali.

Shit....

Dengan segera Rex memotong nadi Cody dan segera mengejar wanita itu dengan cepat. Dia tak suka aksinya di pertontonkan seperti itu apalagi itu seorang wanita.

Mata Claudia terbelalak kaget saat dia melihat  pembunuhan langsung di depan matanya dan apa barusan dia ketahuan ah tidak boleh dia harus segera menelfon polisi. Ponsel Claudi terus berucap alamatnya dan terus berlari tanpa ampun jantungnya sungguh tak kuat terus berlari seperti ini.

Claudi melirik kearah belakang dan melihat tak ada siapapun di belakangnya. Dengan segera dia bersembunyi dibalik tumpukan kardus dekat gang. claudia tak mau terlibat pokoknya dia masih ingin hidup Claudia yakin pasti itu adalah orang gila.

Mama..... Papa..... Ara tolong Audi

Fanya berjongkok dan berharap pembunuh itu tak melihatnya disini tangannya terus bergemetar napasnya masih tersengal dan terus menutup mata.

"Sialan kemana dia pergi"

Rex melihat sekeliling berusaha mendapatkan wanita itu apapun yang terjadi wanita itu telah berani melihatnya sedang beraksi dan keberuntungan ada padanya dia melihat bayangan yang berada dibalik kardus itu.

Suara langkah semakin mendekat membuat Claudia semakin ketakutan dan menutup matanya. Claudia berharap tak ada apapun hal buruk terjadi padanya. Dia sangat berharap itu. Tiba-tiba suara langkah itu hilang dengan rasa cemas Claudia keluar. Namun, Rex sudah ada di depannya itu membuat Claudia mundur dan terus ketakutan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CAPTIVE HOPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang