🍀Kisah inspiratif Islami🍀
Kisah Sahabat Nabiبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Ka'ab Bin Malik Al Anshari RA
Ka'ab bin Malik adalah salah seorang sahabat Anshar periode awal, karena ia telah berba'iat memeluk Islam di Aqabah, ketika Nabi SAW masih berada di Makkah. Ia tidak pernah tertinggal dalam berjihad bersama Rasulullah SAW, kecuali dalam perang Badar dan Tabuk. Tetapi ketertinggalannya dalam perang Tabuk merupakan musibah terbesar dalam hidupnya.
Ketika Nabi SAW menyeru untuk berjuang ke Tabuk, keadaannya sebenarnya cukup lapang, kekuatan, kendaraan dan perbekalan yang mencukupi semuanya tersedia. Ketika pasukan muslim telah bersiap, ia meminta ijin kepada Nabi SAW untuk mempersiapkan perbekalannya, tetapi sesampainya di rumah, ia tidak segera melakukannya. Fikirnya, itu gampang dilakukannya karena semuanya telah tersedia.
Esok paginya, ketika Rasulullah SAW dan pasukannya telah berangkat, ia akan bersiap-siap, tetapi lagi-lagi ia menundanya. Ia fikir, kalau ia berangkat sore harinya ia akan bisa menyusul rombongan pasukan Nabi SAW. Tetapi sorenyapun ia tidak bisa melakukannya, begitu juga dengan sehari dan dua hari berikutnya, niatnya untuk menyusul ke Tabuk tidak pernah kesampaian.
Nabi SAW sendiri tidak pernah teringat akan Ka'ab kecuali ketika telah berkemah di Tabuk. Memang pasukan muslim saat itu sangat banyak, sekitar sepuluh ribu orang, sehingga kalau tertinggal satu dua orang mungkin tidak akan kelihatan. Tetapi tiba-tiba Nabi SAW bertanya, "Apa yang dilakukan Ka'ab saat ini ?"
Seorang lelaki dari Bani Salimah mengomentarinya dengan negatif, tetapi Muadz bin Jabal memotongnya, "Sungguh buruk yang engkau katakan, Demi Allah, wahai Rasulullah, kami tidak mengetahui tentang dirinya kecuali hanya kebaikan saja."
Rasulullah SAW hanya diam mendengar komentar dua orang sahabat beliau yang saling berlawanan.
Ka'ab bin Malik sendiri akhirnya menyesali keteledorannya sehingga tertinggal. Di Madinah tidaklah tinggal kecuali para sahabat yang memang mempunyai udzur untuk tidak berperang, baik karena kekuatannya atau karena tidak memiliki kendaraan dan perbekalan. Dan juga mereka yang tertuduh sebagai orang-orang munafik.
Ketika rombongan Nabi SAW dalam perjalanan pulang ke Madinah, ia sempat berfikir untuk membuat alasan bohong agar terhindar dari kemarahan Rasulullah SAW, tetapi niat itu diurungkannya. Ketika Nabi SAW tiba di Madinah, seperti biasanya baliau langsung menuju masjid, shalat dua rakaat, kemudian duduk untuk menerima kunjungan. Orang-orang yang tidak menyertai beliau dalam peperangan, berdatangan untuk menyampaikan alasannya, ada yang memang benar-benar mempunyai udzur, tetapi ada juga yang dibuat-buat untuk menghindari kemarahan Nabi SAW. Yang terakhir ini ada sekitar 80 orang, termasuk orang-orang yang tertuduh sebagai munafik. Untuk mereka ini, Nabi SAW menerima alasannya secara lahirnya, dan secara batinnya diserahkan kepada Allah. Kemudian beliau memba'iat mereka dan memohonkan ampunan kepada Allah.
Ketika Ka'ab mendekat, Nabi SAW melihatnya dengan senyum, senyuman orang yang biasanya menunjukkan sikap tidak puas atau sedang marah. Beliau memanggilnya dan bersabda, "Apa yang menyebabkan engkau tertinggal ? bukankah engkau telah membeli kendaraan untuk perang ?"
Ka'abpun mengakui terus terang kelalaiannya sehingga tertinggal tanpa alasan yang benar. Ia juga mengatakan kalau sempat akan berbohong dengan alasan yang dibuat-buat, sekedar untuk menghindari kemarahan Nabi SAW, tetapi ia yakin hal itu akan mengundang kemurkaan Allah. Karenanya ia memilih berbicara jujur, walaupun dimarahi Allah dan RasulNya, tetapi ia masih bisa berharap untuk memperoleh ampunan Allah.
Setelah memperoleh penjelasan panjang lebar dari Ka'ab, Nabi SAW bersabda, "Engkau berkata benar, bangunlah! Tunggulah hingga Allah memberikan keputusanNya kepadamu !"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Sahabat Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam
SpiritualSumber 📚 Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-sa'adi (Sirah Para Nabi dan Rasul) 🔖Share jika bermanfaat. 🔖Boleh copas, tapi jangan mengurangi tulisan diatas. Fb : Kisah Inspiratif Islami