Part 1 - Khalid bin Walid dizaman ini

3 2 0
                                    

Khalid bin Walid dizaman ini.
19 Desember 2020.

...

Pada salah satu kisah dihari Sabtu, dipenghujung tahun 2020 aku menemukan sosok seperti Khalid bin Walid dizaman ini.
________

Saat itu, cuaca tampak begitu cerah, pagi yang tidak terlalu dingin pun tidak terlalu panas. Jika ditilik beberapa waktu sebelum hari itu, kami (segenap panitia) cukup sibuk mempersiapkan acaranya. Mulai dari mencari dana, mendekor ruang, mengundang berbagai pihak, menyiapkan berbagai konsumsi yang dibutuhkan, dan lain-lain.

Mudahnya, acara tersebut digunakan sebagai konferensi, atau musyawarah tertinggi di organisasi yang kami geluti. Yang menentukan ketua organisasi selanjutnya dan mengesahkan laporan pertanggungjawaban kepengurusan sebelumnya.

Serangkaian acara telah terlalui, mulai dari pembukaan, berbagai sambutan dari berbagai pihak, hingga persidangan yang menghasilkan beberapa konsideran. Terakhir, terdapat persidangan pemilihan ketua. Presidium sidang yang semula kami sediakan dari panitia, untuk sidang terakhir ini dipimpin oleh tingkatan pimpinan diatas kami. Kami disini menyelenggarakan acara atas nama Pimpinan Anak Cabang (disingkat PAC) yang
merupakan suatu kesatuan organik yang memiliki kedudukan sebagai pemegang
kepemimpinan organisasi di tingkat kecamatan. Dan yang akan memimpin persidangan kali ini datang dari Pimpinan Cabang (disingkat PC) yang mana merupakan pengurus kabupaten.

Pembacaan tata tertib dan persyaratan pun dilakukan oleh ketua presidium, untuk mensiasati agar salah seorang yang sangat berjasa di organisasi kami itu menjadi ketuanya, aku pun mengajukan beberapa perubahan dalam draft sidang, kemudian mendapat afirmasi dari peserta sidang yang lain.

Semuanya berjalan sesuai harapan, tak tanggung-tanggung aku pun mengajukan salah seorang teman ku tersebut untuk maju, sebutlah namanya Mbak Bulan, sosok tangguh dan penuh tanggung jawab yang terpaut 4 tahun lebih tua dariku, bagiku dialah yang sangat pantas untuk menjadi ketua selanjutnya.

Merasa sudah memiliki firasat sebelumnya, akupun diajukan untuk menjadi bakal calon ketua oleh peserta sidang lain, yang tidak lain adalah sahabat terdekatku. Apa yang dia lakukan? tidakkah dia mengerti aku tak menginginkan jabatan apapun disini.

Sampailah kita pada titik puncak, bakal calon yang maju terdapat tiga orang. Aku, mbak Bulan dan salah seorang peserta sidang lain yang lebih muda dari kami berdua, sebutlah namanya dek Bintang.

Kami bertiga masih duduk di posisi 'bakal calon ketua' belum resmi menjadi 'calon ketua' jadi aku masih tenang-tenang saja. Aku yakin presidium sidang akan mengintrogasi detail para 'bakal calon ketua' sebelum pemilihan benar-benar dilakukan. Dan aku akan menjatuhkan diriku sendiri agar tak masuk ke kriteria yang mereka inginkan.

Berbagai pertanyaan-pertanyaan dasar ditanyakan kepada kami, hingga pertanyaan mengenai kesanggupan kami. Saat itu mbak Bulan menyatakan siap dan sanggup, jawaban yang sangat membuatku lega sekaligus bangga. Dek Bintang menyatakan belum siap, sebab merasa belum cukup berpengalaman dan masih terlalu muda. Aku? Tentu saja menyatakan tidak siap, kukatakan apa adanya bahwa aku tidak berdomisili di sini dan aku ingin menggapai banyak target di tempat aku belajar. Kemudian alasan-alasan tersebut ku perkuat bahwa akupun memiliki banyak keterbatasan nantinya jika memimpin organisasi, entah jarak, waktu, pun keterbatasan skill.

Setelah itu, giliran yang putra. Sama seperti yang putri, bakal calon putra ada tiga, dan masing-masing memiliki berbagai kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri.

Atas keputusan presidium (yang kuanggap otoriter) kami berenam dinyatakan menjadi 'calon ketua' yang sah saat itu, kemudian diminta keluar ruangan dan voting akan dilakukan.

Sebuah PerjalananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang