[NOT] Romantic [1/1]

11.7K 854 119
                                    

Suara bising terdengar se-antero kantin setelah bel istirahat berbunyi. Ratusan murid SMA Pelita Elite tengah memenuhi kantin demi menghilangkan rasa laparnya. Termasuk gue, Deera Aprilia Putri dan seseorang disamping gue, Febrian Rizki.

Sebut saja dia Rian, laki-laki yang udah buat gue jatuh cinta sedalam ini. Laki-laki yang sudah memenuhi relung hati gue tanpa celah. Laki-laki yang rela berdiri disamping gue sejak kelas 1 SMA. Laki-laki yang gue sayang banget.

Kita - gue dan Rian- sekarang udah duduk di salah satu meja di Kantin yang memiliki 4 kursi. Guepun duduk didepannya, sambil memandangi Rian dan mendesah pelan.

Lagi-lagi Rian sibuk sama handphonenya. Lagi-lagi Rian tak berkutik dari handphonenya. Lagi-lagi Rian gak melirik gue barang sedikit pun. Bete.

Gue menelungkupkan wajah gue dengan bete menatap orang yang gue sayang sibuk mengetikkan sesuatu.

"Yaan," panggil gue pelan. Jujur aja, daritadi pagi gue itu udah lelah manggil dia dengan nada seperti ini.

Jari-jarinya masih menari-menari diatas keyword hp. Dan dia sama sekali tidak menjawab panggilan gue. Matanya senantiasa menatap handphone dan tidak melihat muka gue yang udah bete banget.

Ih, nyebelin banget sih lo, Yan! Gue mau tanya, pacar lo itu, gue atau handphone? Kenapa coba lo daritadi nyuekin gue demi handphone lo? Kenapa coba lo lebih senang mandang hp lo dibanding gue? Apa benda kotak berwarna putih itu lebih menarik dari gue? Kalo iya, gue bakal bete maksimal sama lo.

"Yaaaan," ujar gue sedikit kesal. Biar sadar kalau gue udah bete sama sikap dia daritadi. Peka dikit kek, Yan. Gue ini lagi pengen diperhatiin sama lo tau.

Dia mendongak dan menatap gue. Menelungkupkan wajahnya dan tersenyum kearah gue. Aih, asdfghjkl kenapa sih senyum lo itu disimpan nanti aja? Gue ini lagi bete tau sama lo. B-e-t-e. Jangan bikin niat gue buat kesal sama lo jadi gagal deh gara-gara meleleh liat senyum lo. Rrr.

"Kenapa Dee? Maaf tadi grup osis rame. Rencananya besok aku mau rapat osis." Ujarnya masih dengan senyum. Ah, senyum itu lagi. Setelah menghela nafas, gue mengangguk mengiyakan. Sebagai pacar yang baik gue mesti ngertiin dia yang notabene-nya wakil ketua osis dong. Sabar Dee, sabar.

Gue menghela nafas kembali. "Kamu mau apa? Nanti aku pesenin."

Dia mendongak dan menatap tulisan-tulisan menu pada spanduk besar yang tergantung. Kemudian ia menggosok-gosokkan dagunya.

"Aku mesen mie ayam aja deh, Dee." Ujarnya dan ia kembali mengambil hpnya.

Tuhkan, nyuekin lagi.

Daripada dongkol, guepun beranjak dari kursi dengan muka kecut meninggalkan Rian yang kembali terlihat sibuk. Memesan pesanan kita berdua.

--

Setelah mengantri ke tukang mie ayam, akhirnya giliran gue. Guepun memesan mie ayam dengan es teh manis sekaligus. Setelah tukang mie ayam itu menaruh pesanan gue diatas mampan, gue pun pergi menuju meja gue dan Rian.

Ah, Apa Rian masih sibuk sama hpnya? Kalau iya gue bakal bete sama dia 24 jam. Liat aja.

Guepun terdiam setelah sampai di meja kita. Entah kenapa, sifat badmood gue kembali muncul.

Lagi-lagi Rian mainin hpnya.

Ah!! Kenapa sih Rian hari ini bikin gue kesel daritadi? Rasanya tuh gue pengen teriak ke mukanya kalau gue cemburu sama handphonenya! Cemburu karena si handphone dapat perhatian lebih dibandingkan gue yang notabenenya pacarnya. Ah, kesel kesel! Bete bete! Nyebelin tau gak sih tuh cowo?

Dan yang bikin gue kesal adalah Rian bahkan gak sadar gue udah berdiri didepan dia 5 menit dengan sorot kesal.

Gue pun menaruh nampan keatas meja dengan kesal dan sedikit hentakkan. Awalnya Rian kaget. Kemudian ia kembali berkutik kepada handphone. Astagfirullah, Rian.. lo ini bikin gue kesel mulu sih.

[NOT] Romantic Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang