Park Sunghoon as Jeka
Karina as Karina
—"Jeka!" Karina, gadis 17 tahun pemilik suara tersebut mendorong tubuh mungilnya dengan bebas di atas es saat ia melihat sesosok laki-laki yang tengah bersiap memakai sepatu skatingnya di samping arena.
Laki-laki yang diteriaki dengan Jeka tadi mengangkat kepalanya, tersenyum hangat melihat Karina berseluncur seperti itu.
Karina selalu suka senyum itu. Menurutnya, senyum milik Jeka adalah senyum paling indah yang pernah ia lihat. Entahlah, ia bisa merasakan ketulusan dari setiap senyum yang Jeka lemparkan.
Jeka telah siap. Ia menapakkan kakinya di hamparan es datar yang licin. Berseluncur ke arah Karina dan menangkapnya dengan kedua tangan. Itu kebiasaan Jeka setiap memasuki arena skate jika Karina lebih dulu berada di sana.
Karina tiba-tiba memasang wajah garangnya, "Kali ini telat kenapa?".
Jeka bukannya takut malah melepas tangannya dari tangan Karina. Dan menarikan tubuhnya dengan indah di atas es, menjauh dari Karina.
"Jekaaa!"
Mendengar seruan itu Jeka gemas sendiri. Karina memang seperti itu. Apapun yang berhubungan dengan Jeka, Karina harus tau.
Jeka berbalik ke tempat Karina berada. Sedikit membungkukkan tubuhnya, mensejajarkan tingginya dengan Karina. Ia menatap lekat mata elang Karina. Sedetik kemudian Jeka tertawa ringan di depan wajah Karina, "Kepo,".
Sial, siapapun pasti setuju dengan Karina kalau tawanya Jeka saat ini.. menghangatkan hatinya?
"Jekaaa,"
"Hmm?"
"Jangan senyum,"
"Kenapa? Katanya kamu paling suka sama senyum aku?"
"Iya, tapi sekarang nggak."
"Yah kenapa?"
"Je.."
Kalau Karina sudah memanggil Jeka dengan sebutan 'Je', posisi Jeka tidak aman. Karena Karina selalu memanggil Jeka seperti itu ketika marah atau situasinya sedang serius. Jeka tidak tahu sekarang Karina ada di posisi yang mana?
Jeka diam. Enggan membuat Karina marah. Jadi, ia menunggu kalimat selanjutnya yang akan keluar dari mulut Karina.
"Ayo latihan." Karina berlalu begitu saja dari hadapan Jeka, mendorong tubuhnya menjauh dengan bantuan sepatu skatingnya dan memutuskan untuk berlatih dengan serius.
Jeka bernafas lega sekaligus mendesah kecewa. Ia masih ingin ada di posisi tadi. Menatap mata penuh binar milik Karina. Karena setiap Jeka menatap mata itu, keresahannya hilang. Dan Jeka sedang butuh itu.
"Na, tunggu."
—
hello everyone! cerita ini sepenuhnya terinspirasi dari seorang Park Sunghoon ya.
happy reading:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Him & the Dream
FanfictionKarina salah, Jeka lebih bahagia berada di atas panggung. Bukan berseluncur bebas di hamparan es sintetik.