"Kau sudah lihat papan pengumumannya?"
"Belum, untuk apa? Lagipula aku tak akan masuk 10 besar. Jadi, ya sudahlah. Untuk apa aku lihat?"
"Peringkat 1 pasti Jung Jaehyun lagi bukan?"
"Benar, Jung Jaehyun peringkat 1. Dia memang sempurna."
"Aku peringkat 120, menyebalkan."
Siang itu hasil Ujian Tengah Semester keluar. Seluruh siswa SMA Soongsil ribut membicarakan hasil tes ujian mereka. Tak terkecuali para siswa kelas 12.
Sudah menjadi tradisi SMA Soongsil, hasil ujian masing-masing angkatan akan dicetak dalam satu kertas besar dan ditempel di tembok aula. Sehingga akan ada yang memperoleh nilai sempurna alias peringkat 1 di tiap angkatan.
Untuk angkatan akhir atau kelas 12, yang memperoleh peringkat 1 tak lain dan tak bukan adalah Jung Jaehyun. Si anak langganan peraih peringkat 1 di setiap ujian.
Hanya Jaehyun--biasa ia disapa, yang mampu meraih nilai sempurna di setiap ujian. Selalu dia dan hanya dia. Sementara di peringkat lain bisa saja diisi oleh beberapa nama dengan perolehan nilai yang sama. Sedangkan untuk perolehan nilai sempurna hanya Jaehyun yang selalu mendapatkannya. Sesempurna itulah otaknya. Kecerdasannya luar biasa.
"Jaehyun-a, selamat ya! Dengan kecerdasanmu sudah pasti kau dengan mudah diterima di Fakultas Kedokteran Seoul University," ujar Ju Jihoon, wali kelas Jaehyun saat mereka berpapasan di koridor sepulang Jaehyun dari aula.
Jaehyun pun tersenyum tipis dan membungkukkan tubuhnya 45°.
"Semua ini tak lepas dari bimbingan Bapak, terima kasih sudah sangat baik dalam mengajariku," tutur Jaehyun.
"Hahaha. Kau ini memang murid terbaikku," sahut Pak Jihoon menepuk pelan pundak Jaehyun sambil berlalu pergi.
Jaehyun pun melanjutkan langkahnya menuju kelas.
"Woohoo! Kebanggaan kelas kita! Uri Jaehyun-ie, jadi kapan kau akan turun tahta dari peringkat 1? Tidak bosankah selalu di peringkat 1 dari awal masuk SMA?" Seloroh Kim Mingyu--teman sekelas Jaehyun, saat Jaehyun baru saja memasuki kelas.
"Saat Kim Mingyu yang merebut tahtanya," ujar Jaehyun.
"Tak akan pernah terjadi sampai lulus SMA sekalipun!" Sahut Choi Yuju dari bangku di ujung pojok kelas.
"YA! Kau meremehkanku? Aku sengaja tidak mengeluarkan seluruh kemampuan otakku agar Jaehyun tidak sedih! Siapa yang tega melihat sahabat sendiri sedih? Kalau aku bersungguh-sungguh, aku pasti bisa--"
"Berhenti berkicau, kau saja bahkan mungkin tidak hapal perkalian," ujar Koo Junhoe dengan santainya sambil berjalan melewati Mingyu.
"YA! Kau peringkat 182 tak usah ikut-ikutan!" Seru Mingyu.
"Setidaknya aku masih di atas peringkatmu," balas Junhoe.
"Apa? Dasar menyebalkan, sini kau!"
Detik berikutnya terjadilah aksi kejar-kejaran antara Mingyu dan Junhoe. Duo berisik di kelas XII-D. Selalu beradu argumen namun saling mencari jika salah satu tidak ada.
Jaehyun pun hanya tertawa kecil melihat tingkah konyol dua teman dekatnya itu. Langkah kakinya terus berjalan menuju meja tempat duduknya sambil pandangannya ia edarkan ke seluruh penjuru kelas mencari seseorang.
"Apa ia masih di aula?" Ujar Jaehyun dalam hati.
"Jaehyun, nanti saat jam pulang sekolah kau ada waktu sebentar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
30 WEEKS
FanfictionThis is a fairy tale and every tragic thing that could possibly happen in a teenagers life. Jaehyun & Chaeyeon are surviving parenthood at the age of 18. Their unwanted life. NCT Jaehyun x DIA Chaeyeon Fanfiction. Enjoy 😉