3

7.2K 727 30
                                    

"sudah selesai mengatasi rasa penasaranmu, manis?" suara berat dan dingin itu mengagetkan Shouyo yang sedang serius membaca buku.

Tubuhnya bergidik, perasaan yang sama saat ia terus saja merasa di awasi kini muncul kembali. Bedanya, yang mengawasi itu sekarang tepat ada di belakangnya.

Senternya mati seketika, itu bukan karena batrainya yang habis, Shouyo yakin itu. Apapun yang ada dibelakangnya seolah ia enggan mendapat cahaya lain selain cahaya dari bulan.

Shouyo berbalik patah-patah, kulitnya memucat, penuh keringat dingin. Ketika ia sudah sepenuhnya berbalik, barulah ia dapat melihat tubuh pria tinggi.

Tapi tidak terlihat dengan jelas wajahnya, hanya mata merah darahnya yang membuat Shouyo menebak. Dia pasti pangeran terakhir, Sakusa Kiyoomi.

Pangeran yang terlahir menghancurkan kerajaannya sendiri karena kutukan, sepertinya mata merah itu adalah bentuk kutukannya. Shouyo keluar dari lamunannya, ketika ia merasakan hidung mancung itu seolah mengendus kulit seputih susunya.

"hm? Tikus dengan wangi darah yang manis. Aku baru pertama kali menghirup bau darah sepertimu, yang lain menjijikkan" katanya dengan masih menempelkan hidungnya di kulit Shouyo, membuat pemuda jingga itu bergidik takut. Dengan nada jijik diakhir kalimatnya.

Pangeran itu yang sepertinya tau bahwa Shouyo takut, hanya menyeringai. Menampilkan taring yang tajam. Gigi tajam itu tidak benar, hanya taringnya saja yang tajam! Kakek salah! Tunggu taring? Sepertinya aku pernah baca cerita dengan sesuatu seperti taring. Apa ya? Batin Shouyo.

Terlalu larut dalam lamunannya, Shouyo tidak sadar. Jika taring itu bersiap menggigitnya tepat di leher. Saat taring itu menancap sepenuhnya, barulah Shouyo tersadar.

Ia ingin teriak tapi tak bisa, seperti ada sesuatu yang menahannya agar tidak bersuara. Apa aku akan mati? Dan jadi roh? Pelayannya? Maaf kakek, aku tidak mempercayaimu! Batin Shouyo meringis.

"manis" bisik Sakusa, masih di leher Shouyo yang mengeluarkan darah. Lidahnya yang licin dan basah menjilati bekas yang tadi ia gigit. Luka itu pun hilang. Berganti dengan kulit mulus kemerahan.

Sakusa yang sepertinya tau apa yang dipikirkan oleh pemuda manis didepannya makin menyeringai. "tenang saja, kau tidak akan mati secepat itu" lanjutnya dengan suara lirih.

Shouyo yang mendengar itu makin ketakutan, lebih baik aku langsung mati aja! Batinnya. Lalu kegelapan menyambutnya, membuat tubuhnya ditarik gravitasi.

Tangan kekar sang pangeran meraihnya dalam gendongan, dan dalam sekejap mereka sudah berada di dalam ruangan yang sepertinya adalah kamar. Sangat luas dan rapi. Bersih, tidak ada debu seperti tadi.

Sakusa meletakkan tubuh mungil itu di atas kasur. Kamar yang lagi-lagi bernuansa merah dan hitam, menggambarkan seperti apa tuan rumahnya.

"jadilah pengantinku, Hinata Shouyo. Khe khe khe~" ucapnya dengan seringai menyeramkan.

Dari mana dia tau nama pemuda itu, well dia vampire murni -terlahir sebagai vampire- dia bisa tau apa saja yang kau pikirkan.

Sakusa meninggalkan pemuda manis tadi yang sudah ia klaim, meninggalkannya dengan perasaan senang. Tentu saja, baru kali ini ia mendapatkan manusia yang seperti ini. Dia tidak akan menyia-nyiakannya.

~♥~

Shouyo terbangun dari pingsannya keesokan harinya, matanya mengerjap. Membiasakan dengan cahaya matahari yang masuk ke celah-celah gorden besar di jendela kaca.

Saat ia bangun, ia meyakinkan dirinya bahwa apa yang baru saja terjadi hanyalah mimpi. Tapi setelah melihat ruangan asing dan kaki kirinya yang dirantai, membuat ia sadar bahwa itu bukan mimpi.

Semua itu nyata.

Shouyo lantas turun dari kasur, bunyi gesekan rantai terdengar nyaring di telinganya, membuat ia meringis. Kaki mungilnya berjalan ke arah cermin fullbody, menatap dirinya. Tidak ada yang berubah, hanya terlihat sebuah tato berbentuk sayap gagak di dadanya.

Shouyo tidak tau apa itu, yang jelas itu pasti ada hubungannya dengan Pangeran Vampire yang menggigitnya kemarin. Ngomong-ngomong tentang vampire, kini Shouyo teringat dengan cerita yang pernah ia baca.

Taring tajam, mata merah sedarah, telinga runcing -well tentang telinga ia belum yakin- penghisap darah. Semua cerita di buku dan yang kakek didesanya cerita benar semua, kecuali tentang penampilannya.

Ketika masih kecil, pangeran itu tidak buruk rupa, tidak tau kalau ia sudah sepenuhnya jadi vampire. Buruk rupa atau malah makin menawan? Batin Shouyo.


Kakinya kini beralih ke arah jendela kaca yang besar, suara gesekan rantai kembali terdengar. Tangan mungilnya dengan cekatan membuka gorden yang berwarna merah maron.

Terlihat jelas diluar, walaupun pagi ini penuh dengan embun yang tebal. Tapi ia bisa lihat, tidak ada taman ataupun pohon buah yang ia lihat saat pertama kali masuk dari gerbang. Hanya semak belukar dan rumput-rumput liar yang menambah kesan mistis.

Saat Shouyo tau tuan dari istana ini adalah seorang vampire, ia sekarang bisa menebak. Bahwa apa yang indah dilihatnya kemarin hanya ilusi, membuatnya tertarik untuk masuk.

Shouyo merutuki sikap sok percaya dirinya kemarin. Lihat sekarang kau terjebak Shouyo, dengan vampire yang akan menghisap darahmu kapan saja ia mau, mungkin ia akan mudah membunuhmu!

Walaupun aku bisa melepas rantai ini, belum tentu aku bisa keluar dari istana ini tanpa tersesat. Walaupun bisa, belum tentu aku bisa ke luar dari hutan.

Mengingat kemarin vampire itu pasti mempermudah jalannya, dan sekarang mana mungkin ia mempermudah jalan pulangmu! Batin Shouyo.

Terlalu larut dalam lamunannya, Shouyo tidak sadar, jari jemari panjang sedang menyelinap di antara pinggang rampingnya. Saat merasakannya, Shouyo bergidik ini dia! Ku pikir dia akan hangus jika terkena matahari! Batinnya.

"oh sayang~ aku tidak semudah itu untuk mati~"

~♥~
TBC

My Vampire [OmiHina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang