1

11 2 0
                                    

Jam menunjukan sebelas malam, Mentari bersiap siap pulang sehabis kerja dicafe tempat dia bekerja diwaktu libur sekolah.
"Mentari" panggil agas sang pemilik cafe sekaligus teman dekat abang mentari.

"Ya kak, gimana?" Sahut mentari duduk didepan agas.

"Kemarin abang lo hubungin gue tanya keadaan rumah" ujar agas. " tapi tenang aja gue gak bilang keadaan sekarang, gue bilang semuanya baik baik seperti biasa" lanjut agas berbicara

Agas memperhatikan raut muka Mentari sedikit lega, namun agas juga melihat muka lelah Mentari. Agas tau betul seperti apa adik dari temannya ini dia cukup mengenal jauh dan lama Mentari dan abangnya.

"Syukurlah kalau gitu kak, makasi ya udah ngebantu aku" ucap mentari berterimakasi kepada agas.

"Mereka juga udah baikan lagi kak, dan keadaan sudah membaik seperti biasa lagi" lanjut mentari memberi tahu Agas

"Alhamdulillah kalau gitu tar, salut gue sama lo diumur yang kalau anak lain masi labil seenaknya sendiri dan masa bodoh. Mungkin kalau gue udah beda cerita"

Mentari hanya tersenyum menanggapi Agas, mentari dengan agas sudah seperti kakaknya sendiri. Agas adalah sahabat abangnya, mereka berteman sejak masuk SMP hingga sekarang. Apa lagi Agas dulu sering main dirumahnya dan terkadang menginap dirumahnya jadi agas pun mengenal mentari lama juga.

"Kenapa lo gak mau cerita sama abang lo kalau ada apa apa?" tanya agas memperhatikan Mentari yang melihat keluar cafe. Memandang jalan yang masih penuh dengan kendaraan beroda dua dan empat yang berlalu lalang ditengah malam.

"Kak agas taulah abangku yang ini seperti apa, aku takut malah jadi beban pikiran disana. Dia sekali denger kabar yang kurang enak dipikirin mulu, dia tipe orang yang kalau ada masalah selalu diem dipendem sendiri maka dari itu takut jadi pikiran dia malah jadi gak fokus kerja" jeda mentari berbicar.

"Maka dari itu mending aku diam aja, ngasi kabar yang bagus bagus aja. Tapi dia juga gak suka denger kabar yang gak enak, kadang malah jadi takut marah kalau denger it's okey si aku juga udah biasa kak" Mentari menarik nafas sedikit berat jika mengiatnya.

Ya agas juga tau akan hal itu, dia salut dengan Mentari yang selalu sabar dan selalu menghadapi dengan dewasa.

"Kalau ada apa-apa jangan sungkan bilang sama gue tar. Insyaallah gue bantu yang gue bisa, masi inget kata gue kan"

"Pundak, telinga, dan tangan kak agas ada selalu untuk tari" ujar mentari mengucapkan kata agas yang selalu diingat oleh Mentari. senyum hangat mentari terlihat mengembang dan terlihat sangat manis dan agas selalu suka akan senyuman itu.

Agas mengusap kepala mentari dengan gemas. "Nah pinter, pulang yuk gue anter nih jaketnya dipake" agas memberikan jaket cadangan dia dicafenya.

"Makasi kak Agas Darmawangsa yang ganteng hahaha" ucap terimakasi Mentari sambil meledek Agas. Mereka pun tertawa rennyah.

Mereka pun berjalan keluar cafe memutup dan mengunci pintu,  lalu agas pun mengantarkan mentari terlebih dahulu.

***
SMA 05 HARAPAN

Pritttttttt!!!!

Peluit dari salah satu guru berbunyi keras dan semua murid bergegas menuju lapangan. Waktu pelaksanaan apel hormat bendera akan segera dilaksanakan.

Mentari yang baru saja masuk area gerbang sekolah pun bergegas lari menuju lapangan sekolah. Namun waktu pun tak cukup untuk mentari mencapai barisan kelasnya. Dia pun masuk barisan kakak kelas IPA satu.

" KEPADA BENDERA MERAH PUTIH HORMAT GRAK"

Lagu indonesia raya pun berputar dan semua siswa posisi hormat kepada bendera merah putih.

Tak lama pun apel hormat bedera selesai, semua murid pun dibubar kan. Mentari mencari teman temanya namun dia tak melihat mereka. Mentari pun masih bediri ditempanya, namun tak kunjung melihat keberadaan kedua temanya. Mentari pun berjalan menuju kelasnya yang berada di ujung dekat musholah sekolah.

"WOI MENTARI" panggil Carissa keras dari belakang mentari.

"Gila lo, kaget gue riss"

"Maaf tar maaf tar Hahaha " tawa keras ketiga teman mentari pun terdengan renyah melihat raut wajah kesal mentari.

"Tumben telat tar, biasanya udah nongkrong dikantin minum es kopi lo?" Tanya keyla.

"Motor dibawa bapak gue soalnya mau diservis, gue naik bus tadi mampir cafe juga tadi" ujar mentari sambil duduk didepan kelasnya. Mentari mengeluarkan air minumnya dia meresa sangat haus karna berlari tadi.

"Lu kan bisa chat kite beb, nebeng gue kalau gak sikeyla." Tanya Ana duduk disamping Mentari.

"Bangun kesiangan juga gue tadi pagi, sampe malam dicafe soalnya" ucap mentari

Carissa, Ana dan keyla pun mengagukan kepalanya mengerti alasan karna Mentari bisa telat. "Oh ya nanti katanya exskul pmr udah mau dimulai, jadikan kalian ikut" tanya keyla kepada mentari, Ana dan carissa.

"Jadi key, sepulang sekolah kan" tanya mentari dan dijawab dengan anggukan kepala dengan keyla.

Mentari pun berdiri dan memasukan air minun lagi kedalam tasnya. " gue masuk kelas dulu deh, kalian masuk kelas gih guru dah mau masuk tuh bayyy" mentari pun berjalan sambil melambaikan tangan kepada ketiga  temanya. Yah mereka tak sekelas  hanya mentari yang berbeda kelas dan carissa, Ana  dan keyla satu kelas.

Mentari, keyla, Ana  dan, carissa berteman sejak masuk Sekolah Menengah Pertama .mereka selalu bersama Sampai masuk kesekolah pun selalu sama.

M E N T A R I Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang