BAB 1

54 4 0
                                    

Akhirnya pekerjaanku selesai. Jam setengah lima sore terlihat dilayar laptop , membuatku tersenyum senang. Senang bisa pulang cepat setelah lima hari berturut - turut lembur.

Aku pun menutup laptopku dan bergegas memasukkan barang - barang ke dalam tas dengan tidak sabar. Ingin segera pulang agar bisa melanjutkan drakor minggu lalu yang belum sempat ku selesaikan. Kegiatanku terhenti ketika Rafael muncul di depan meja kerja ku.

"Senang banget ya bisa pulang cepat hari ini ." ujar Rafael Aldebaron CEO sekaligus founder dari perusahaan ini.

"Banget,"ucapku sambil tersenyum lebar, "Karena hari ini gue bisa nonton drakor."

"Drakor mulu," dengus nya  "Mending lo ikut gue malam ini."

"Emang lo mau kemana malam ini?" tanyaku

"Biasa." ucap Rafael menyeringai sambil menaikturunkan alisnya.

Aku hanya memutar bola mataku. Tentu saja aku mengerti maksudnya. Pergi clubbing , have a drink, and find a girl he can fuck. Menjadi sahabatnya membuatku mengenal seberapa brengsek dirinya.

Aku dan Rafael telah berteman selama sebelas tahun. Dan sebelas tahun itu kami memulai usaha ini.

Beberapa tahun lalu merupakan masa tersulit ku .Saat itu aku seakan kehilangan masa depanku. Aku merasa kesepian dan tidak ada satupun yang membantuku.

Aku pun mulai mencari pekerjaan demi kehidupanku, dan akhirnya menetap menjadi pelayan di cafe. Disaat itulah aku bertemu Rafael yang notabe nya pekerja partime di cafe itu.

Yang awalnya kenal sebatas teman kerja , kemudian dekat menjadi sahabat. Hingga dimana Rafael mulai mengajakku membangun usaha bersama dengan teman - temannya.

Aku sangat bersyukur dia mengajak ku pada saat itu. Aku yang berpikir diriku tidak pernah berkembang ,dan hanya akan menjadi pelayan di cafe. Kini berubah menjadi sekretaris sekaligus salah satu CO-founder di perusahaan ini.

Bukan hal yang mudah ketika kami memulai usaha ini. Banyak tantangan-tantangan yang kami hadapin. Tapi dengan semangat dan tidak putus asa Rafael selalu meyakinkan kami bisa melewatinya. Hingga akhirnya usaha kami berkembang besar. Usaha kuliner dengan brand yang lumayan terkenal. Dan sudah 306 gerai kami miliki di Indonesia ini.

"Rafael Dira!" seru Freya yang membuatku dan Rafael menoleh
Dia menghampiri kami bersama Adrian.

"Kalian punya rencana apa habis ini?" tanya Freya setelah berada dihadapan kami.

"Enggak ada rencana apapun,"

"Gue langsung pulang ke rumah , dan dia clubbing" jawabku sambil menunjuk Rafael

"Clubbing? Kita nya enggak diajak bos ?" tanya Adrian kepada Rafael.

Adrian dan Freya juga CO-Founder di perusahaan ini. Mereka berdua lah teman Rafael yang ikut dalam membangun usaha ini. Adrian sebagai COO (chief operating officer) dan Freya sebagai CFO (chief financial officer).

"Kalau kalian mau ikut , silahkan. Gue traktir malam ini" ucap Rafael.

"Kalau udah ditraktir bos mah enggak bisa ditolak." ujar Adrian senang. "Iya kan Frey?"

"Hari ini gue enggak dulu deh. Soalnya gue ada kencan." kata Freya sambil tersenyum.

Aku yang mendengar itu menyipitkan mataku "Kencan lagi?"

"Yeah. And this time I got a doctor" 

"Jadi yang kemarin enggak berjalan lancar?" tanyaku heran. Memang hal biasa kalau Freya mencoba berkencan dengan beberapa pria. Tapi kali ini terlalu cepat. Baru tiga hari yang lalu dia sudah mencari yang baru.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aware Of FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang