Hanya kata 43

2 1 0
                                    

Kehadirannya entah mengapa membuatku terusik,
Membuat mata ini ingin selalu melirik.
Dirinya yang begitu dingin bagaikan hembusan angin yang menerpa kulit tanpa kain, membuatku bergetar akan perasaan yang tidak bisa aku jelaskan.

Matanya yang tak lepas dari kitab Al-Qur'an dan buku pelajaran, tiba-tiba menjadi objek yang begitu menyenangkan untuk aku pandang.

Tapi kenyataan menamparku, membuatku merasakan tembok besar yang berdiri antara aku dan dirinya. Sebuah realita yang begitu menghujam segala fikiran dan fakta, bahwa dirinya hanya bisa aku puja tanpa bisa aku punya.

Hanya KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang