1. Cinta? Omong kosong!
Siang itu...
Aku termenung menatap langit biru di taman tengah kota. Pikiran ku berkecamuk memikirkan 'akankah aku tetap dalam kesendirian?'
Mengingat saat terakhir aku menjalin asmara sudah satu tahun lalu lamanya.
Iri?
Tentu saja aku rasakan, menatap orang-orang berpasang-pasangan. Bergandengan, duduk berdua, berbagai cerita lalu tiba-tiba tertawa. Seakan-akan tidak ada orang lain disana.Aku menghembuskan nafas kasar meratapi kesendirian yang tak tau dimana ujungnya.
Sesaat aku berpikir 'kapan aku seperti mereka?'.
Sebenarnya aku tidak terlalu terburu-buru, sungguh!. Hanya saja aku merasa iri melihat hubungan orang-orang yang sepertinya selalu bahagia tanpa celah masalah.
Sedangkan diriku?
Sepertinya setiap berhubungan tiada hari tanpa berdebat. Karena itu Aku mengalah lebih memilih sendiri sampai detik ini.Namun, tidak dapat dipungkiri pasti hubungan mereka pun pernah dalam fase tidak baik-baik saja. Tetapi mereka beruntung karena dapat mempertahankannya.
Sedangkan aku? Lihatlah betapa menyedihkannya diriku sekarang ini.
Seandainya ada cinta tanpa luka, aku akan jadi orang pertama yang mengantri didepan sana.
Kata orang tidak ada hubungan yang tidak ada masalah, seperti pribahasa sayur tanpa garam. Rasanya kurang lengkap.
Memang benar adanya.
Aku pikir bukan hubungannya yang salah tapi, manusia-manusia brengsek yang tidak bisa merealisasikan arti kata Cinta.
Mereka hanya bermain-main dengan cinta, tanpa memperdulikan perasaan lawannya.
Mereka hanya mampu menyakiti tanpa mau mengobati.
Menoreh luka tanpa memberi penawarnya.
Harap ku saat ini,
Semoga saja ada pangeran yang tiba-tiba datang memberikan keseriusan, dan membuat percaya dengan cinta.
Karena kini cinta bagi ku hanya omong kosong yang tidak sembarang orang mampu merealisasikannya.
Cinta? Omong kosong!
♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡