2. Awal cinta?
Di penghujung senja hari sabtu
Riuh kemeruh pengguna jalan raya karena waktu jam pulang telah tiba.
Para pekerja tergesa-gesa menuju rumah masing-masing, ingin segera bertemu sanak keluarga.
Aku disini,
Di Transjakarta yang penuh dengan penumpangnya, bertemu dengan pria yang sepuluh menit lalu menyuruhku duduk di kursinya.
Menyelamatkan ku dari kaki pegal karena terlalu lama berdiri.
Senyumnya yang tulus sedikit membuat ku terkesima.
Sekejap berangan, seandainya pria didepan ku ini adalah pangeran yang aku minta pada tuhan dalam doa ku.
Mungkin aku bahagia.
Aroma mint yang menyeruak dari tubuhnya membuat nafasku sedikit tercekat.
'Apa aku menyukainya?'
Sepertinya mustahil jika tidak ada wanita yang tidak menyukainya.
Perlakuannya yang manis terhadap perempuan serta senyumannya yang tulus tentu mampu menghipnotis wanita manapun yang melihatnya.
seolah-olah ada sinar yang menyorot ke arah wajahnya, membuat wajahnya seakan titik fokus agar orang-orang menatapnya.
Decitan rem Transjakarta membuyarkan lamunanku pertanda tempat tujuanku telah tiba.
Entah kenapa ada rasa berat hati saat senyumnya diukir ketika hendak berlalu pergi.
Ku tatap punggung yang mulai menjauh, ada rasa menyesal karena tak sempat mengucapkan terimakasih.
Dia pria tampan yang mampu membuat ku terpukau sesaat.
Dia pria dengan tatapan tulus yang aku harapkan.
Mungkinkah aku bisa bertemu dengannya lagi?
Entahlah,
Pria itu sama seperti senja saat itu, indah namun sesaat.
Dan semoga seperti senja yang siap datang keesokan harinya lagi:)
Apa yang aku pikirkan?
Seperti sedang berharap di pertemukan dengannya lagi.
Apa ini,
Awal cinta?
♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡
