𝙲𝚊𝚜𝚝 :
◇ 𝙹𝚎𝚗𝚗𝚒𝚎 𝙱𝙻𝙰𝙲𝙺𝙿𝙸𝙽𝙺
◇ 𝙹𝚘𝚜𝚑𝚞𝚊 𝚂𝙴𝚅𝙴𝙽𝚃𝙴𝙴𝙽Seseorang datang dan meletakkan setumpuk kertas di atas meja kerja Jennie. Ia menatap bingung orang itu. Mengambil salah satu kertas dan membacanya dengan teliti
"Kemana lagi aku harus pergi?" Tanya Jennie. Orang itu menunjuk sebuah wilayah pada peta yang berada di dinding ruangan. Jennie menghela nafasnya dan memijat pelan pelipisnya.
"Kenapa aku? Kenapa aku yang harus pergi ke sana? Aku lelah Joshua... Aku lelah! Aku tidak mau kembali ke sana lagi" Jennie meletakkan kepalanya di atas meja. Menyembunyikan air yang telah berkumpul di pelupuk matanya. Joshua hanya tersenyum lembut. Ia mengelus kepala Jennie dan membawa Jennie ke dalam dekapan hangatnya.
"Ini perintah dari ketua Jennie,aku tidak bisa menolaknya. Jika saja bukan ketua yang menyerahkan misi ini untuk kita,aku tidak akan pernah mau kita kembali ke sana. Kumohon... Mengertilah" Joshua melembut. Ia kembali mengelus kepala Jennie yang berada di dekapannya. Jennie menggeleng,ia mengangkat kepalanya dan menatap Joshua dalam.
"Tapi..."
Cup... Perkataan Jennie terhenti. Joshua mengecup lembut bibir Jennie . Ia tahu semua kekhawatiran gadisnya. Tapi,mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Karena,itu adalah resiko dari pekerjaan mereka."Bersiaplah...dalam 5 menit kita akan pergi ke sana" Jennie hanya dapat mengangguk. Ia menghela nafasnya dan menatap dalam sebuah foto yang ada di atas meja.
"Ibu...Aku pergi" Ia meletakkan beberapa kertas ke dalam tasnya. Mengambil jaket kulit hitam dan sebuah benda kecil,namun sangat penting. Jennie melangkahkan kakinya menuju landasan udara yang berada di luar markasnya. Gotcha! Sebuah pesawat sudah berada di landasan dan siap untuk lepas landas.
Joshua melambai pada Jennie,pertanda agar Jennie segera menuju pesawat. Joshua menyerahkan sebuah foto dan masker wajah pada Jennie. Jennie menggunakan masker itu dan menatap miris foto itu."Kita harus membawanya kembali ke markas. Pengkhianat itu harus segera di hukum" Jennie mengangguk mengerti. Ia menatap lautan yang terhampar luas di bawah sana. Bayang-bayang masa lalu menghantui pikirannya. Ia memejamkan matanya,mencoba menenangkan diri. Joshua menggenggam tangan Jennie dan tersenyum lembut padanya. Ia menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajah cantik Jennie.
"Tenanglah... Aku akan selalu bersamamu apapun yang terjadi" Mereka melangkah keluar dari pesawat dan segera menuju markas utama yang ada di Negera itu,Korea Selatan. Banyak orang telah menunggu kedatangan mereka berdua. Jennoe dan Joshua segera duduk disalah satu kursi yang ada di ruang rapat.
"Kalian berdua pergilah ke perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan. Penghianat itu berada di sana, iya telah membocorkan beberapa rahasia negara kepada Korea Utara. Aku harap... kalian dapat menangkap penghianat itu dan menyelesaikan tugas ini dengan baik" jennie dan jisoo hanya mengangguk mengerti. Tanpa banyak bicara,mereka segera menuju mobil yang telah disiapkan.
Jennie menatap arloji yang menempel di pergelangan. Mereka hanya memiliki waktu selama 12 jam sebelum penghianat itu kabur menuju Korea Utara.Ia menyembunyikan kepalanya diantara kedua lututnya."Kenapa dia berubah Joshua? Kenapa dia melakukan semua ini? Kenapa dia mengkhianati kita?"
"Karena... Dia mencintaimu" Jennie mengangkat kepalanya dan menatap dalam mata Joshua. Lalu,menggelengkan kepalanya. Ia menggenggam tangan Joshua dan meletakannya di salah satu sisi pipinya."Tapi,tidak seharusnya dia menjadi egois dan mengkhianati kita" Lirih Jennie. Joshua mengelus lembut pipi Jennie dan menggenggam kedua tangannya. Ia mencium punggung tangan Jennie.
"Maka,kau harus mencoba untuk berbicara dengannya dan merubah sifatnya Jennie... Kau adalah kuncinya.Hanya kau yang dapat menenangkan nya" Jennie menghela nafasnya. pintu mobil terbuka menampakan ribuan pepohonan yang menghiasi daerah perbatasan. Joshua turun terlebih dahulu dan Jani setelahnya,ia berjalan di depan memimpin pacaran yang mereka lakukan.
"Tetap berada disisiku apapun yang terjadi" ia mengeluarkan pistolnya dan berjalan mendekati sebuah rumah yang berada di tengah hutan. Jennie mengikuti setiap langkah yang Joshua ambil. Sebuah pistol telah berada di genggaman nya. Joshua mengambil sebuah ID card yang ia dapatkan dari markas, menempelkannya di sebuah benda yang berada di sisi pintu. Pintu terbuka dan mereka segera masuk rumah itu. Melangkah dengan perlahan dan hati-hati,serta memperhatikan setiap bagian rumah itu dengan teliti.
Seseorang dalam kegelapan menatap bahagia kehadiran Jennie dan Joshua. Ia melangkah mendekati Joshua dan Jennie. Orang itu memeluk Jennie dari belakang dan menodongkan pistolnya pada Joshua. Ia tersenyum miring."Hello pretty girl..."
~🌹~
Hello everybody...
Jadi ini cerita pertama Rey. Kalau banyak nemuin typo... Maaf ya. Rey masih penulis pemula. Jangan lupa coment dan pencet tanda'⭐'
...Sekian Rey...
![](https://img.wattpad.com/cover/278428833-288-k554596.jpg)