Stalker

369 94 6
                                    


"Cah, sampai juga akhirnya.." Jeongyeon langsung melepaskan helmnya dan langsung masuk ke dalam.

"Bibi, tolong sup iga dan nasinya 2!" pesan Jeongyeon dengan semangat.

"Haish si jelek itu selalu saja semangat kalau masalah makanan." Ucap Jihyo yang baru saja memarkirkan motor Jeongyeon dan melepas helm nya.

"Eoh? kau disini juga, Jihyo?" Sebuah suara yang familiar membuatnya menoleh.

"Heol, kenapa gadis ini selalu mengikuti Jeongyeon? ini sangat menyeramkan." Pikir Jihyo.

"Eoh, Sana sunbae!" Sapa Jihyo yang pura pura excited.

"Mau makan sup juga?" Tanya Sana.

"Ne, begitulah, Jeongyeon sudah duluan ke dalam." Angguk Jihyo.

"Ah, begitu ya. Boleh aku makan bersama kalian juga?" Tanya Sana.

"Ne, tentu saja, aku tidak keberatan." Angguk Jihyo.

Mereka pun berjalan bersama menuju ke dalam tempat makan.

"Sana sunbae mau aku bantu pesankan? mau dengan nasi atau tidak?" Tanya Jihyo.

"Ah, ini pertama kali aku makan disini, apakah lebih enak dengan nasi atau tidak?" Tanya Sana.

"Eum, kalau kami biasa selalu makan dengan nasi. Selain lebih enak, kita jadi lebih kenyang." Jawab Jihyo.

"Ah, baiklah kalau begitu, aku akan makan dengan nasi juga supaya sama dengan kalian." Jawab Sana.

"Lebih tepatnya supaya lebih sama dengan Jeongyeon sih." Pikir Jihyo.

"Baiklah." Angguk Jihyo.

"Bibi, tolong sup iga dan nasinya 1 porsi lagi ya." Pesan Jihyo.

"Ne, Jisoo-yah." Balas seorang ahjumma.

"Jisoo?" Gumam Sana.

"Jeongyeon biasanya memilih tempat duduk disana, sunbae. Mari kita kesana." Tunjuk Jihyo.

"Ah, ne." Angguk Sana sambil berjalan dibelakang Jihyo.

"Kenapa dia ada disini??" Tanya Jeongyeon hanya dengan tatapannya dari kejauhan.

"Apa lagi kalau bukan mengikutimu?" Jawab Jihyo tanpa suara.

"Eoh, Sana sunbae." Sapa Jeongyeon yang berpura pura excited.

"Anyeong, Jeongyeon-ah." Balas Sana sambil tersenyum manis.

Sana duduk di samping Jihyo yang mana berhadapan dengan Jeongyeon. Jihyo yang merasa kalau ia harus pergi untuk membiarkan keduanya berbincang pun akhirnya angkat suara.

"Hei, aku akan ke toilet dulu ya." Pamit Jihyo.

"Sebentar lagi kan makanannya akan datang." Jeongyeon berusaha menahan Jihyo karena menyadari sahabatnya itu akan meninggalkannya berdua dengan Sana.

"Aku takkan lama." Ucap Jihyo.

"Haish sial." Kutuk Jeongyeon dalam hati.

Jihyo melangkahkan kakinya ke arah toilet dan memasuki salah satu biliknya. Ia menutup kloset dan duduk diatas situ sambil mengeluarkan ponselnya. Hal seperti ini bukanlah pertama kali baginya. Sebelumnya juga banyak gadis gadis yang mendekati Jeongyeon dengan cara seperti ini, dan yang biasa Jihyo lakukan hanyalah bermain ponsel di toilet selama 10 sampai 15 menit, lalu saat keluar ia akan beralasan kalau dirinya sakit perut.

"Sudah sepertinya." Gumam Jihyo setelah melihat jam tangannya.

Saat Jihyo keluar dari bilik toilet dan hendak mencuci tangan, ia bersamaan dengan Jeongyeon yang baru masuk ke toilet.

"Yak, Jelek! kenapa meninggalkanku dengannya??" Bisik Jeongyeon.

"Supaya kau bisa mengobrol dengannyalah." Jawab Jihyo pelan pelan.

"Ini sangat canggung tau!" Bisik Jeongyeon.

"Lalu kau kenapa disini? nanti kalau dia curiga bagaimana?" Tanya Jihyo.

"Aku berpura pura mengecekmu! sudah 15 menit kau tak kembali, itu sangat mencurigakan, bodoh." Jawab Jeongyeon pelan.

"Kalau begitu ayo cepat kembali sebelum dia makin curiga." Ajak Jihyo sambil mencuci tangannya.

Keduanya pun kembali ke meja mereka yang kebetulan sudah dihidangkan makanan.

"Wah, sudah datang! maaf lama ya Sana sunbae, perutku sering susah diajak kompromi." Bohong Jihyo.

"Ne, tidak apa apa." Angguk Sana sambil tersenyum.

Mereka bertiga pun melahap makanan mereka masing masing.

"Eum Jihyo, apa kau masih mau nasi? kurasa aku tidak habis." Tanya Sana.

"Eoh, kalau itu berikan saja pada Jeongyeon, sunbaenim. Akupun biasanya selalu makan setengah mangkuk." Ucap Jihyo sambil memberikan setengah nasinya ke mangkuk Jeongyeon.

"Eoh, apakah tidak apa apa?" Tanya Sana ragu ragu sambil tersenyum.

"Ne, Jeongyeon juga pasti senang kan Jeong?" Jihyo menendang kaki Jeongyeon.

"Akh- Ne, tentu saja aku akan memakannya." Angguk Jeongyeon.

"Ah, ne kalau begitu ini." Sana tersenyum sambil memberikan setengah nasinya pada Jeongyeon.

"Sana sunbae, coba makan dengan kimchi, rasanya akan sangat enak! ini perpaduan favorit Jeongyeon loh!" Ucap Jihyo sambil memberikan sepotong kimchi ke mangkuk Sana.

"Ah, baiklah aku akan mencobanya." Sana pun melahap makanannya.

"Hmmm." Sana mengangguk angguk.

"Enak bukan?" Tanya Jihyo.

"Ne, ini sangat enak, tidak heran kalau Jeongyeon menyukai perpaduan ini." Ucap Sana sambil tersenyum menatap Jeongyeon.

"Eum.. sunbae nim." Jihyo mendekatkan dirinya ke arah Sana, hendak membisiki kakak kelasnya itu.

"Sebenarnya sup iga adalah makanan favorit Jeongyeon. Dia akan sangat semangat dan makan dengan banyak bila makan disini." Bisik Jihyo.

"Ah.. begitu ya.." Sana mengangguk angguk saat mengetahui informasi itu.

"Apakah kau juga menyukai iga?" Tanya Sana.

"Aku suka, tapi ini bukan makanan favoritku." Jawab Jihyo.

"Lalu apa makanan favoritmu, Jihyo?" Tanya Sana.

"Eumm aku suka pizza." Jawab Jihyo.

"Apakah kalian biasa makan pizza bersama?" Tanya Sana.

"Ne, besok kami berencana makan pizza sepulang sekolah." Jawab Jihyo.

"Ah, kalau begitu bolehkah aku ikut makan bersama kalian?" Tanya Sana.

"Sial." Pikir Jeongyeon sambil memejamkan kedua matanya.

"Astaga apa yang baru ku katakan??" Pikir Jihyo.

"A-ah.." Jihyo yang kebingungan pun menendang kaki Jeongyeon berharap mendapat bantuan.

"Akh- N-ne tentu saja." Angguk Jeongyeon.



























Yuuuhuuu

I Hate You, Like I Supose toTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang