Pagi hari ini berjalan seperti biasanya. Ghea berangkat pukul 6 lalu langsung bertamu ke rumah temannya.
"DITAAA PAGIIII, BUKAIN DONG DINGIN NIH"
Udara pagi ini memang dingin, maklum, semalam hujan.
Rumah Ghea bisa dibilang jauh dari sekolah, sedangkan rumah Dita terbilang terlalu dekat dengan sekolah. Jadi setiap pagi Ghea pasti mampir dulu dengan alasan 'di sekolah pasti sepi jadi gue kesini dulu'.
Dita segera keluar setelah mendengarkan jeritan Ghea.
"Langsung ke sekolah aja yu, rumah gue kosong, kunci udah dibawa sama ibu"
"Terus lo daritadi duduk disitu?"
"Iya, lo lama"
"Lo kerajinan"
Tak butuh lima menit, mereka sudah sampai di sekolah. Ibarat terpeleset, sampai.
Sekolah dimulai pukul 07.00, sekarang masih 06.30 dan mereka sudah di sekolah. Kalau kata Dita masih ada waktu buat pacaran."Lo duluan aja, gue mau sama Kyan dulu" ucap Dita sambil mendorong Ghea masuk ke kelas. "Ga bosen apa sama Kyan mulu, sama gue nya kapan?" balas Ghea dengan mata memelas. "Kapan-kapan ya anakku, sekarang masuk dulu" ucap Dita sembari menepuk nepuk kepala Ghea.
Ghea mengangguk nurut, ia berjalan ke bangkunya dan membanting kasar tasnya, lalu menyenderkan kepalanya dengan nyaman.Tidak lupa dengan headset yang dibaliknya terputar lagu-lagu yang menggambarkan cinta dengan indahnya.
Suasana pagi yang dingin ini membuatnya mengantuk. Ghea menumpukkan kepalanya diatas lipatan tangannya. Ia memejamkan matanya sambil memahami maksud dari lagu lagu yang ia dengarkan.
🦋
Kelas ini rusuh, berisik, dan berantakan. Disini Biru sekarang, sibuk bertaruh hal-hal yang tak berguna dengan temannya.
"Gue tebak itu dua orang besok jadian" katanya asal. "Apaan orang berantem gitu" dua orang didepan mereka memang terlihat sedang bertengkar, namun salah satu dari mereka menikmati pertengkaran itu.
"Engga bego, liat deh, senyam senyum noh" mata Rakan tidak lepas dari dua sejoli itu. "Yaudah ayo taruhan, kalo jadian lo jajanin gue seminggu" ucapnya lagi. "Kalo tiga hari gaada kabar yang jadian lo yang jajanin gue ya?" balas Aji semangat.
"Deal"
"Gabut dah" kata Biru sambil berkutat dengan gawainya.
"Gabut apaan lo ngegame begitu"
"Gamenya yang bikin gabut"
"Ya jangan dimainin oneng"
"Kan gue gabut"
"Bisa diam tidak?"
"Ji, gabut"
"Bodoamat, lanjutin game lo"
Biru langsung mematikan hpnya dan memasukkannya ke saku. Mendadak ada ide di otaknya, entah baik atau buruk, menurutnya patut dicoba.
"Eh, main truth or dare yu" ajaknya. "Kan kita gapunya kartu begituan" sahut Yardan. "Gausah pake begituan, puterin pulpen aja, siapa yang kena, dia milih, tar dia yang muterin lagi, terus gitu aja" terangnya panjang lebar.

KAMU SEDANG MEMBACA
TRUTH OR DARE?
Teen FictionGhea Elizaveta, gadis yang duduk di bangku SMA itu mulai penasaran dengan cinta. Dia ingin merasakan cinta, bahagianya cinta, buta dan tulinya cinta. Cukup bagian bahagianya saja, sedihnya ia tak mau. Biru datang ke kehidupannya dengan lancang, mena...