005

702 92 13
                                    





Hari ini, Nanon berencana untuk test drive sekalian pamer. Motor yang baru dibelikan ayahnya dengan bangga ia ajak berkeliling memutari halaman sekolah

Kalau abangnya bisa melihatnya mungkin ia akan berkata.

'Norak'

Nanon tersenyum senang diatas motornya sambil menyapa teman-temannya yang juga melihat kearahnya.

Nanon memberhentikan motornya dihadapan mereka.

"Non, Main?" Ajak Pawat, temannya.

"Kemana?" Tanya Nanon, ia mencabut kunci motornya dan menyimpannya disaku celana miliknya.

"Nongkrong, Lo kan lagi demen-demennya nih ama motor baru lo."

"Balik sekolah?"

Setelah mendapat anggukan dari temannya barulah Nanon bisa menyetujuinya.

Sembari berjalan menuju kelasnya Nanon mengirimkan pesan kepada ayahnya. Bahwa hari ini ia akan pulang terlambat.

Sementara Tawan sendiri tidak keberatan jika Nanon pulang lebih larut dari hari biasanya. Ia bisa memaklumi, Anak remaja.

Malam ini Tawan dan Pluem berakhir menyantap makan malam mereka berdua saja.

Seperti apa yang mereka rencanakan tadi pagi, Nanon, Pawat dan Chimon—benar , Chimon anak Off Jumpol.

Ketiganya pergi kesebuah warung yang biasa mereka sebut Base Camp.

Disana Nanon bertemu banyak orang, dari sekolah lain, Seumuran dengannya ataupun Kakak Kelasnya, bahkan Alumni.

"Non, Sini gua kenalin sama abang gua"

"Lah abang lu disini?"

"Bukan abang yang abang, ini abang abangan" ucap Pawat.

Pawat merangkul bahu Nanon dan Nanon ikut menarik Chimon agar mengikutinya dan Pawat.

"Bang!" Sapa Pawat, kepada salah satu Alumni disana.

Yang disapa menoleh, "Oit! Wat!"

Pawat dan pria itu berpelukan, sementara Nanon dan Chimon hanya bisa tersenyum canggung dibelakang Pawat.

"Ni bang, temen gua"

Nanon mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan, "Nanon, Nanon korapat" ucapnya memperkenalkan diri.

"Frank, Frank Thanatsaran" Frank tersenyum sambil menerima uluran jabatan tangan Nanon.

"Yang ini Chimon" ucap Pawat memperkenalkan, Sekarang giliran Frank yang menjabat tangan milik Chimon.

"Duduk woi" ucap Frank,

Sudah resmi, Nanon diterima di dalam lingkaran ini.

Nanon berakhir duduk diantara Chimon dan Frank, ikut berkumpul bersama teman-teman Frank yang lain dan bersenda gurau.

Tidak butuh waktu lama untuk ia dan Frank menjadi dekat, bahkan lebih dekat dari apa yang kita semua bisa bayangkan.

Entah Nanon atau Frank yang sama-sama mudah berbaur atau memang waktu menginginkan mereka untuk bertemu

"Bang, minta nomor lo"

Frank mengangguk dan menekan digit nomor ponselnya diatas ponsel Nanon.

"Convoy ae besok" ajak Pawat

"Sekolah anj" Protes Nanon

"Hajar aja udah Non, sehari doang" Ujar Pawat,

"Gua mah anak baik, emang lo!"

"Halah fak" gumam Chimon

Nanon berakhir pulang pukul 8 malam yang artinya sudah melewati jam main Nanon tapi karena Nanon sudah izin terlebih dahulu jadi dia tetap santai melihat Ayah dan Abangnya duduk di ruang keluarga mereka

"Eh Ayah udah pulang" Goda Nanon

Tawan hanya menatap Nanon tidak minat, Dia tahu persis Nanon pasti sedang menggodanya.

"Ini Nanon pulang kok tidak di sambut"

"Disambit mau gak?" Saut Off Jumpol, Off sudah ada disana sedari tadi.

"Eh Om Jumpil, ngapain om?"

"Numpang makan" Jawabnya enteng

Nanon hanya mengangguk paham sudah tidak heran dengan pemandangan Off Jumpol yang tiba-tiba ada dirumahnya.

"Dah ah, Nanon mau mandi. Om Jumpil pulang gih, gaenak sama tetangga"

"Tahan gua, gua mau nyambit anak lo wan" oceh Jumpol.

Off Jumpol bersikap dramatis seolah - olah ada beberapa orang yang menahan pergerakannya untuk melempar barang kearah Nanon

Nanon tertawa, sukses membuat geger Om Jumpilnya

Nanon pun segera melarikan diri ke kamarnya.

"Yah, Nanon itu gila tapi orang yang nanggepin Nanon lebih gila" bisik Pluem, Tawan mengangguk menyetujui.

Waktu terus berjalan,

Dalam waktu kurang dari 2 minggu Nanon menjadi semakin dekat dengan lingkaran pertemanan barunya. Sudah tidak heran jika Nanon akan pulang larut setelah menyelesaikan sekolahnya

"Main kemana sih Non?" Tanya Tawan,

Nanon, Pluem dan Tawan sekarang sedang berkumpul di ruang keluarga mereka menyaksikan Tayangan series favoritnya.

"Ada, jadi nih yah tapi kalo Nanon ceritain ayah juga ga bakal tau" Jawabnya

"Non"

"Iya-iya maap, Jadi di deket sekolah Nanon tuh ada warung gitu. Diajak Pawat kesana, rame juga sama anak-anak sekolah Nanon, alumni aja kadang ada yah"

Tawan mengangguk, dia tidak perlu tau pasti seperti apa tempatnya. Setidaknya dia punya informasi dimana tempatnya.

"Biasanya main dirumah sama Chimon, kenapa ga diajak aja?" Tanya Tawan

"Nanti kalo Nanon ajak, ayah kaget"

Bagaimana Nanon bisa tau bahwa Tawan tidak akan biasa saja jika Nanon membawa lingkaran pertemanan barunya kerumah.

"Kenapa kaget?"

"Rame banget" Jawab Nanon sambil tersenyum lebar.

Nanon jadi tidak sabar masuk sekolah, bukan karena ingin belajar tetapi ingin pergi bertemu teman-temannya.

Perbincangan malam ini ditutup dengan ketiga pria yang terlelap di ruang keluarga mereka, dengan TV menyala.


———
UHUK

Pantesan Tawan susah move on🫶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pantesan Tawan susah move on🫶

SHREDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang