"Mommyyy!!! Mommy dimana???" Teriakan pemuda manis memenuhi apartemen studio kecil yang disewa Donghyuck.
"Mom di kamar mandi, sayang!"
"Mommy, Lele cari mom kemana-mana ga ketemu." Aduh, anak cantik kesayangan Donghyuck merajuk.
"Mommy baru cuci baju sayang. Kenapa cari mommy? Baru bangun udah teriak aja, emang ini di hutan? Kamu udah sarapan?"
"Hehehe, Lele rindu mommy." Tanpa rasa bersalah, anak itu sudah memeluk Donghyuck yang berjongkok di depan ember penuh sabun cuci. Menghirup aroma menenangkan feromon ibunya. Aroma favorit Lele, perpaduan vanilla dan citrus dengan sedikit sentuhan aroma kayu-kayuan.
"Manis sekali mulutmu. Siapa yang ngajarin?" Dibuangnya air sabun untuk membilas pakaian.
"Hehehe. Mommynya Lele hari ini masak apa?" Tanpa menjawab pertanyaan sebelumnya, Chenle balik bertanya.
"Lihat sendiri di meja sayang. Makan dulu sebelum berangkat latihan panahan, oke?"
"Oke mom. Lele masuk dulu." Setelah mencium pipi Donghyuck, Chenle segera masuk ke dalam rumah mungil itu kemudian memulai acara sarapannya.
Ini memang hari Minggu, tapi Chenle tidak mengenal kata libur. Sebentar lagi dirinya akan menghadapi olimpiade olahraga di tingkat nasional. Chenle bertekad untuk memenangkan olimpiade olahraga kali ini untuk membuat bangga Donghyuck. Mereka hanyalah kaum rendahan, status mommynya sebagai Omega yang memiliki anak tanpa suami sudah cukup membuat orang memandang sebelah mata pada mereka. Tidak jarang orang di lingkungan rumah akan menggunjing mereka. Mengatai Donghyuck sebagai Omega penggoda, Chenle anak sialan, dan kata kasar lain. Seringkali Chenle ingin melawan dan mengatakan jika ibunya bukan Omega seperti itu, namun Donghyuck selalu melarang dengan alasan tidak ingin Chenle terluka. Jika begitu dirinya bisa apa?
"Mommy, Lele berangkat dulu ya?"
"Iya Lele, pulang jam berapa?"
"Mungkin sore atau malam. Jangan tunggu Lele pulang." Raut khawatir jelas tercetak pada wajah manis ibunya.
"Jangan terlalu keras sama diri kamu sendiri, Le. Mom gamau kamu sampe sakit. Jangan lupa makan siang juga."
"Gak bakal mommy sayanggg. Lele bakal bikin mom bangga kali ini. Mereka gak bakal hina kita lagi, Lele janji." Ucapan Chenle membuat Donghyuck merasa bersalah untuk kesekian kalinya.
"Maafin mommy sayang. Gak seharusnya kamu ngelewatin semua ini."
"Jangan bilang gitu mom. Lele sayang banget sama mommy." Pelukan erat diberikan Chenle pada Donghyuck. Kemudian bergegas mengambil tas panahannya dan pamit. Kepergian Chenle meninggalkan kesunyian dalam rumah. Sekali lagi, dalam hatinya Donghyuck merasakan kesakitan yang sama. Putranya belum bahagia.
***
"Oi Chenle!!!"
"Daehwi! Haii! Sudah lama disini?" Disapanya rekan satu tim panahan yang akan mewakili sekolah.
"Belum sih, baru saja aku datang. Sekarang tinggal menunggu pelatih dan Jeongin datang."
"Oh oke, ayo pemanasan dulu." Dua lelaki manis itu kemudian berlari memutar area panahan di lapangan outdoor sebagai pemanasan. Ketika peregangan, tidak sengaja netra Chenle melihat ke arah lapangan basket outdoor diseberang area panahan.
"Daehwi!!! Hari ini ada latihan basket???"
"Oh? Kamu lihat sendiri disana kan? Mereka sedang berlatih. Aduhhh, Jinyoungku tampan sekali." Mendengar jawaban Daehwi tidak membuat Chenle tenang sama sekali, dirinya malah jadi tidak fokus mengingat ada seseorang yang tidak disukainya ada di tim basket.
KAMU SEDANG MEMBACA
WOUND
Fanfiction"Kehadiran Lele adalah hadiah terindah buat mommy." ⚠️⚠️⚠️ Bxb Harshword Jangan salah lapak Missgendering Kritik dan saran membangun diterima dengan senang hati.