negen

107 35 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Angin malam yang menusuk tulang seakan kalah dingin dengan suasana hatinya sekarang. Hyeongjun mengusap wajahnya kasar. Berkali-kali menghela napas panjang, untuk menghilangkan sesuatu yang mengganjal di hatinya.

"Gue kenapa sih?" akhirnya Hyeongjun bersuara, walau pelan.


"Kenapa sih, Mas Lucu? Dari kemarin, Mbak perhatiin, kusut begitu mukanya."

Sontak Hyeongjun menoleh. Sosok bergaun putih, berambut panjang yang cukup rapih. Noda darah samar di gaunnya. Juga wajah cantik nan pucatnya.

Tentu, Hyeongjun terkejut.

"Hihihihi, kok kamu kaya kaget gitu sih?"

Hyeongjun berdecak, "Mbak Lin, walaupun saya udah sering ngeliat yang sebangsa sama kamu, ya tetep aja saya kaget."

Lin, tersenyum penuh arti.

"Oke, jadi kamu sekarang kenapa? Ya, gini-gini saya juga pernah hidup. Siapatau bisa ngasih solusi atas kegundahan kamu."

"Sebenarnya, saya juga bingung Mbak. Saya gak pernah kaya gini. Gak jelas. Heran lah pokoknya."

"Iyadehh. Terus, cewek setengah hantu yang biasanya sama kamu itu kemana? Jangan bilang dia udah meningㅡ"

"Dia udah bangun dari komanya." sela Hyeongjun cepat. Topik ini lagi, membuat mood-nya jatuh lagi dan lagi.

"Oh ya? Wah, good for her." Lin tersenyum.

Hyeongjun cuma diam. Dahi Lin berkerut, mencoba menerka ada apa dengan sosok yang bisa melihatnya bahkan sedari kecil.

"Gimana rasanya dilupakan?" tanya Hyeongjun tiba-tiba. Membuat Lin yang tadinya hendak membuka suara, bungkam.

"Ohh, It worst. Buruk. Tapi ya, depends. Tergantung sama siapa kamu dilupain. Ya, kalau sama orang yang kamu sayang, that's terrible."

Hyeongjun hanya diam. Lin lagi-lagi mencoba menerka ekspresi dari Hyeongjun.

"Hmmm. Kisah anak SMA. Berjuta warna, berjuta pahit. Jadi pengen balik SMA."

Hyeongjun menoleh lalu mendengus.

"Kamu suka sama dia. Bahkan mungkin, sejak dia pertama kali minta bantuan sama kamu."









"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






"HITOMI!"


Hyeongjun menghentikan langkahnya. Membuat Wonjin dan Minhee yang ada di sampingnya ikut terhenti.

"Aku kangen banget sama kamu! Yaampun, bersyukur banget kamu udah sehat." samar-samar suara Chaeryeong terdengar sampai ke koridor tempat Hyeongjun berdiri.

Dan tak lama, sosok Chaeryeong juga Hitomi muncul di hadapannya. Berjalan dari ujung koridor, sembari bercengkrama.

Hyeongjun bisa melihat jelas, senyum Hitomi yang lebar. Sangat berbeda saat dirinya mengalami koma. Tidak ada lagi aura putus asa dalam diri Hitomi.

Kalau lo seneng, gue ikut seneng.


"Putar balik aja yuk." kata Hyeongjun tiba-tiba sembari berbalik arah. "Eh eh eh, kenapa?" tanya Minhee.

"Gak papa. Kalau gak mau, gue sendiri aja." kata Hyeongjun, kemudian berlalu dari sana. Membuat Minhee dan Wonjin kian heran.




Tentu alasan Hyeongjun menghindar karena, ia ingin semuanya kembali seperti dulu. Saat ia hanya sekedar tau seorang Hitomi Athalla. Sebelum kecelakaan yang membuat Hitomi koma terjadi.

Langkahnya berhenti di depan pintu perpustakaan. Butuh waktu beberapa detik untuk Hyeongjun yakin masuk kesana. Tak ada ruginya, pikirnya.

Ia hanya ingin sendirian.







Hyeongjun menatap buku-buku yang berjejer. Walau di perpustakaan, tapi tidak ada niat sedikitpun ia untuk menyentuh buku-buku itu. Sama sekali. Ia hanya menginginkan suasana tenang yang ada.

Setidaknya begitu, sampai netranya menangkap sosok tak asing.





Hitomi, lagi.




Hyeongjun menghela napas panjang, "Ngapain dia kesini sih."


Hitomi duduk di bangku yang tak jauh darinya.

Hyeongjun memutuskan untuk bergegas pergi, sebelum Hitomi melihatnya.

Hyeongjun perlahan bangkit dari duduknya. Berusaha tetap santai dan tidak menimbulkan suara. Setelahnya, ia melangkah pergi.


Tepat saat melewati bangku yang diduduki Hitomi, seseorang menahan tangannya. Membuat langkahnya terhenti.


Hyeongjun menoleh kaget, tapi dengan cepat merubah ekspresinya kembali. Seakan tidak terjadi apa-apa.

"Kenapa?"


Netra coklat milik Hitomi menatapnya lekat-lekat.


"Hyeongjun. Haikal Hyeongjun."



Dahi Hyeongjun berkerut. Hitomi menarik napas panjang sebelum kembali berbicara.

"Sejak bangun dari koma, aku selalu ngeliat kamu di mimpiku."










"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Out of Body ; Hitomi, HyeongjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang