Selamat hari Selasa!
VOTE JANGAN LUPA!
Bacanya pelan-pelan aja ya, biar gak cepet abis hehe.
Absen dulu yuk!
Selamat membaca!
~~ASPIRACIONES~~
"Mohon tenang, semuanya diem sebentar! Hei-hei dengerin kakak ngomong dulu!"
Sedari tadi Franda tak henti-henti berteriak. Mengeluarkan suara sekeras mungkin agar semua siswa baru dapat tenang sejenak. Namun, apa boleh buat. Ternyata mereka tak mengindahkan teriakan Franda.
Gilang yang sudah mulai jengah pun akhirnya bertindak.
Bugh duakh
Memukul meja dengan penggaris kayu panjang, kemudian ia bersuara. "WOI! BISA DIEM GAK?! GAK DENGER FRANDA TERIAK-TERIAK DARI TADI?! HAH?!"
Senyap. Ruangan yang tadinya ribut bagaikan pasar ikan kini senyap. Ya, ruangan. Jangan heran mengapa MPLS diadakan di ruangan. Karena sekolah ini tak memiliki aula besar.
MPLS diadakan di tiga buah ruangan yang dijadikan satu, lalu perserta duduk berbaris di lantai. Karena yang menjadi pembatas antar kelasnya merupakan garasi, mudah untuk menyatukannya.
Gak kayak aku yang tak akan mudah untuk bersatu dengannya.
Di saat keadaan sunyi— "LAKIK!" tiba-tiba seorang peserta MPLS yang duduk di pojok bersuara dengan suara LAKIK-nya.
Spontan, kelas yang tadinya sunyi kini riuh kembali. Seisi ruangan dibuat tertawa dengan terbahak. Bahkan beberapa ada yang sampai memukul teman di sebelahnya.
Dasar receh.
"Siapa itu yang bersuara?" mendengar suara tegas milik Nando, seisi ruangan kini senyap kembali. Gilang pun yang tadinya ingin bersuara terpaksa ditelan kembali.
"Gak ada yang mau ngaku?!" tanya Nando tetap tenang.
Laika yang tadinya sedang adu bacot dengan Niki pun dibuat terdiam. Franda yang berdiri tepat di samping Nando berujar tanpa suara, "Kan apa gue bilang?" lalu membuat ekspresi prihatin di wajahnya.
"Kalian udah dewasa loh! Udah SMA, bukan SMP lagi. Kalian gak malu apa sama usia kalian? Cepet yang tadi teriak maju ke depan. Gentleman kan? Tadi aja suara nya cowok bener," Nando berbicara dengan berjalan sedikit lebih dekat dengan para perserta MPLS. Kedua tangan yang berada di belakang tubuhnya membuat kesan menyeramkan walaupun tampak tenang.
Kemudian seorang lelaki dengan penampilan urakan dan tampang bad boy berjalan menuju depan ruangan. Topi bertuliskan'fuck' menambah kesan nakal pada dirinya.
Gaya tengil nya membuat siapa pun yang melihat ingin memakannya hidup-hidup.
Menatap ke arah Nando dengan alis yang di angkat sebelah, "Kenapa?" tanya lelaki tersebut.
Dita yang baru saja masuk karena mengantarkan seorang siswa yang sakit ke UKS dibuat terheran-heran. Kemudian berjalan pelan menuju Jay yang sedang memegang susunan acara. "Kenapa tuh? Kok serem? Berantem?" tanya Dita kepada Jay pelan nyaris berbisik.
"Iya, lu sih lama banget. Ini waktu makin habis kalo kayak gini. Mana Nando dah kepancing emosi lagi kayaknya." jawab Jay dengan berbisik pula.
"Emang—" ucapan Dita harus terpotong karena suara di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aspiraciones [On Going]
AdventureIni cerita tentang sekolah yang penuh drama. Sekolah yang benar-benar membuat para siswa tak mendapatkan hak dan keadilan. Namun, semua itu tak bertahan lama karena munculnya angkatan yang berani berontak, dan berani mengaspirasikan keluh kesahnya...