[ P r o l o g u e ]

44 5 1
                                    

Kalau dilihat sama teman-teman yang lain, hubungan Sungchan dan Shotaro itu unik dan ngegemesin. Mereka temenan kok, temenan yang suka ketawa bareng gajelas, senyum-senyum curi pandang, skinship sesuka mereka, dan ngasih perhatian lebih kesatu sama lain.

Kayak sekarang, yang tua lagi asik main video game bareng si Yuta, even ini sudah masuk jam subuh, mata Taro bahkan terlihat dipaksa melek, jemari lentiknya masih semangat menekan-nekan tombol stik PS yang ia pegang dari semalam.

Shotaro duduk bersebelahan dengan Yuta, duduk dilantai beralaskan karpet bulu tebal yang nyaman, sementara di sofa ada Sungchan yang diam, memperhatikan keduanya.

Sungchan sudah mengantuk sebetulnya, matanya berat dan pedih, belum lagi layar televisi dengan terang yang mencapai 100% serta ruang keluarga asrama yang temaram, bikin tambah mata sakit dan otak pusing.

"Sho, tidur yuk. Udah jam 2 subuh, besok kan jam 8 ada kelas." Ajak Sungchan sambil menoel punggung sang sahabat.

Shotaro mendelik sebentar, kemudian menjawab, "Gak, gue gamau balik ke kamar sebelum ngalahin Bang Yuta!" Teriak Shotaro, akhirnya fokus lagi ke layar televisi besar di tengah ruang keluarga, bareng Yuta yang ketawa kenceng denger adek sedaerahnya itu bersikeras ngalahin dia.

Sungchan mengehela nafas, mengalah. Ia tetap kekeuh ingin menemani Shotaro sampai beres, padahal tidak diminta sekalipun.

Akhirnya hanya Yuta dan Shotaro yang asik sibuk saling mengalahkan di game PS, melupakan eksistensi Sungchan yang tengah menunggui mereka -- obviously Shotaro.

Baginya, tidur tanpa melihat wajah teman satu kamarnya itu, seperti tidak lengkap, ada yang kurang. Sungchan merasa tenang bila sebelum menutup matanya, ia bisa memandang wajah terlelap Shotaro.

Memang aneh sih, tapi ini kebiasaannya, selama 6 bulan setelah si empunya marga Osaki itu menetap di dalam asrama sebagai teman sekamarnya.

Bawaannya adem dan tenang, Sungchan yang biasanya diterpa mimpi buruk dan kepanikan bisa tidur dengan tenang.

Lama melamun, Sungchan berhasil tersadar dengan sentuhan lembut tangan Shotaro, oh rupanya kedua kakak adik sepupu itu sudah selesai.

"Oi Sungchan~ Buset, ngelamun ya Lo?" Kata Shotaro sambil melambaikan tangan didepan wajah Sungchan, sambil tertawa kecil.

"Iye, Lo lama sih." Balas Sungchan, bangkit dari posisi tidur nya disofa. Ia berdiri tepat dihadapan Shotaro. Si manis itu tampak lebih kecil darinya, padahal Shotaro termasuk laki-laki dalam asrama yang terbilang cukup tinggi badannya.

"Ya, tadi' kan gue udah bilang, kalo ngantuk duluan aja." Ucap Shotaro lagi, sambil berjalan pelan menuntun Sungchan yang sudah seperti tak bernyawa lagi ke kamar mereka berdua.

Beruntunglah bagi keduanya, kamar mereka persis berada sebelah ruang tengah.

Masuk kedalam kamar, Sungchan langsung merebahkan dirinya sendiri ke kasurnya yang berada di bawah, sementara Shotaro pergi ke dekat lemari untuk mengganti pakaiannya dengan piyama.

Perlahan, Shotaro membuka pakaian atasnya, kaus putih kebesaran serta kaus dalam pun ikut tanggal dari tubuhnya, beberapa corak ungu kebiruan terlihat jelas di bagian punggung dan pinggangnya.

Sungchan yang memang memperhatikan sembari menunggu Shotaro selesai pun mengerutkan keningnya, "Itu Lo kenapa lagi?"

Shotaro menoleh sedikit, sambil memakai piyamanya, ia menjawab, "Oh, ini? Kemarin latihan gerakan baru sama Kak Taeyong. Susah banget, ini aja masih pegel, gue mau pasang koyo juga abis ini."

"Oh, yaudah gue bantuin sini. Ada di kotak P3K kan?"

"Yoi"

Sungchan berjalan malas ke arah meja belajar Shotaro, meja yang berantakan penuh dengan buku-buku belajar serta coret gambaran asal mahakarya Shotaro, berbeda sekali dengan Sungchan yang mejanya tampak bersih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

homie ft. SungtaroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang