Asik

15 2 2
                                    

hari itu, teman lama sekolahku mengirimi pesan. dia meminta tolong sesuatu. aku pun membantunya. ternyata dari situ lah semuanya berawal. dari situ lah semuanya dimulai tanpa tahu kalau akhirnya akan menciptakan rasa baru. tanpa sadar kalau kian hari kian saling memberikan kenyamanan dan tak mau kehilangan.
hampir setiap hari kami bertukar pesan. berdialog perihal masa dulu, masa sekarang, juga masa depan yang sesekali dibumbui dengan candaan-candaan kecilnya. kami jadi terasa semakin dekat dan akrab.

"hari Minggu sore ke Tahura yuk, Ta! sekalian reuni."
"ah ke Tahura bayar tiketnya non tunai, aku gak punya wkwk."
"oh iya? kata siapa?"
"iya, coba cek websitenya."
"caranya gimana ....."

aku kaget, tertegun sebentar. maksud dia apa memanggilku seperti itu? tapi seketika aku alihkan pikiranku. mungkin memang seperti itu cara dia memanggil temannya agar terasa lebih dekat.

"ada di bio Instagram nya."
"sama kamu dong, tolong cek-in hehe."
"udah ku periksa barusan. harus reservasi dulu dan bayar pakai non tunai."
"yaudah jangan."
"iya."
"atau mau ke air panas aja? wkwk."
"berendem?"
"iyaa hahaha."
"aku lebih suka jalan-jalan sambil lihat alam, lihat yang hijau-hijau. kayak di Pangalengan."
"kamu suka sunmori? yaudah nanti aku ikut. aku temenin."
"hah? aku bisa ngendarain motor aja engga, hahaha."
"kamu dibonceng aku lah."

senang. aku senang. itu yang sedang aku rasakan. walaupun mungkin nanti ujungnya sudah pasti wacana. gapapa, aku gak berharap banyak juga kok.

"gas lah kalau gitu." jawabku
"beneran yaa."
"iya, aku orgnya ayo aja selagi gak mendadak."
"iya ..., daripada kamu rebahan mulu. nanti malah stress hahaha."
"setuju banget hahaha."
"yaudah, sana tidur."

waktu menunjukkan pukul setengah dua belas. sudah larut. gak biasanya pukul segini aku belum terlelap. semua karena aku sibuk berbalas pesan dengannya.

----

"Lita, Lita, Lita!"
telepon genggamku menampilkan notifikasi pesan dari Deska. ku kira ada hal penting sampai dia memanggilku berulang.

"hadir."
"tahu gak? lidah buaya suka dipakai buat vitamin rambut kan? nah itu kalo dicabut lidahnya, nanti buayanya jadi gagu gak ya?"
"lah, tanya dirimu sendiri dong. kok malah tanya aku sih, Des. hahahaha. kirain ada apa."
"hehehe aku gabut nih."
"ya kamu kerjain apa kek biar gak gabut."
"aku lagi zoom kuliah, males nyimak."
"dengerin dong itu dosennya. kasian. gak didengerin tuh ga enak tahu."
"tapi kan mahasiswanya bukan aku aja, masih banyak yang lain."
"iya sih, tapi kamu termasuk salah satu mahasiswanya juga."
"gila ini sumpah dosennya. masa nanya mahasiswanya satu per satu."
"tuhkan, makanya kamu simak."
"deg-degan aku jadinya."

sampai malam tiba kami masih berbalas pesan yang memang gak penting tapi kita senang melakukannya. waktu menunjukkan pukul delapan malam.

"makan, Ta."
"belum pengin."
"keburu kemaleman nanti."
"ya terus kenapa?"
"gak boleh."
"iya sih, tapi aku masih kenyang, Des."
"kenyang atau kamu lagi diet? hahaha."
"engga kok aku gak diet."
"tadi terakhir makan pukul berapa?"
"pukul satu siang."
"tuh kan, udah lama. makanannya juga udah kecerna."
"iya, terus?"
"sekarang makan lagi, Litaa."
"yaudah ntar."
"yuk bareng wkwk."
"hah gimana? wkwk."
"enggaa."
"iya kamu disana aku disini. jadi bareng, kan."
"iya gitu aja. kalau aku ajak kamu keluar pun kamu gak mau, kan."
"aku gak bisa kalau keluar malam-malam, Des."
"batas pulang malam kamu pukul berapa, Ta?"
"pukul sembilan malam, paling mentok pukul sepuluh."
"yaudah nanti kapan-kapan ya hehehe."

hatiku merasakan senang lagi. entah datangnya dari mana, tapi aku seperti diserbu ribuan bunga. aku akan pergi makan suatu hari nanti dengan Deska. hari yang akan sangat ku tunggu.

pukul sebelas malam, dia mengirimiku pesan lagi. menanyakan apa aku sudah makan apa belum. ku jawab belum. dia bilang
"nanti kamu magh, Ta."
"jangan gitu dong."
"ya lagian ini udah malem banget, Ta. dan kamu masih belum makan."
"yaudah paling beberapa jam lagi nanti aku mual terus muntah hahaha. gapapa, Des. aman kok aman."
"sana tidur, sudah malam. bangun besok pagi langsung sarapan."
"perhatian sekali kamu, Des."
"iya ya, aku perhatian gini xixixi. gak sengaja."

entah apa yang dimaksud Deska dengan kata gak sengaja nya itu. sampai sekarang aku belum paham. tapi yasudah, biarlah berlalu.
mari lanjutkan cerita selanjutnya di hari esok.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ENTAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang