9

4.6K 466 8
                                        

Seperti yang diperintahkan oleh Sakusa untuk mencari Daichi, Kuro dan Atsumu sekarang sudah berada di sebuah pulau dengan permukiman kecil, dan hutan lebat.

Mereka sudah pergi kebeberapa tempat sebelumnya, kenapa cepat sekali? Well, karena mereka adalah vampire yang tidak perlu tidur, jadi mereka menggunakan itu untuk mencari Lordnya para Werewolf.

Dengan penciuman mereka yang lebih tajam dari werewolf, kemampuan berteleportasi dari tempat satu ketempat lain mempercepat hal itu, ingatan tentang tempat-tempat yang pernah mereka datangi masih terekam baik diingatan mereka.

"oohh!" teriak Atsumu heboh, hidung mancungnya mengendus sekitar. "itu!" ucapnya lagi sembari menatap Kuro yang juga ikutan menyeringai seperti tau apa yang dicium oleh Atsumu.

"yeah itu dia! Sebelah sini!" balas Kuro sembari menunjuk kearah kanannya yang merupakan hutan. Mereka lantas berlari dengan kecepatan angin, membuat mereka hanya terlihat seperti bayangan.

Sampai ditengah hutan, mereka berpapasan dengan pria bertubuh tegap yang berdiri sembari bersenderan oleh pohon disebelahnya dengan tangan yang bersedekap didada. Seolah ia sedang menunggu seseorang.

"mencari seseorang?" tanya pria itu ketika kedua vampire itu berhenti didepannya.

"Yeah bertemu lebih cepat!" ucap Atsumu dengan seringai yang masih setia berada diwajah tampannya, membuatnya memamerkan taringnya yang bisa melubangkan lehermu.

Hal yang sama juga terjadi pada Kuro yang ikut menyeringai, mata merah mereka berdua berkilat kesenangan. Pria yang mereka temui ditengah hutan itu adalah Lordnya para werewolf, Sawamura Daichi.

"oh? Aku tidak mengharapkan untuk ditemui oleh dua tetua vampire, apalagi sampai dicari seperti ini, aku harus apa? Merasa tersanjung?" ucapnya dengan nada sarkas.

"ini tentang rakyatmu" ucap Kuro mencoba untuk tidak naik emosi.

"bukankah kita dilarang ikut campur dalam permasalahan didunia masing-masing? Apa jangan-jangan peraturan itu sudah tidak berlaku lagi?" tanya Daichi dengan nada yang masih sarkas.

"huh~ memang, tapi kalian sudah berlebihan" ucapan Kuro membuat Daichi menaikkan alisnya "apa kau tau kalau Tendo memimpin manusia serigala lainnya untuk membantai manusia?" tanyanya lagi.

"mereka tidak mungkin melakukan itu" ucap Daichi dengan tangan yang sudah terkepal kuat seolah ia siap memukul apa saja yang ada disekitarnya.

"ya mereka melakukannya!" teriak Atsumu dengan mata merahnya yang berkilat marah.

"tenang Atsumu" ucap Kuro menenangkan Atsumu "Daichi, Tendo sudah berlebihan. Kami kemari untuk mencegah terjadinya perang, manusia juga bisa menjadi kejam. Jangan sampai mereka memburu kalian, atau bahkan kami juga" lanjutnya.

Melihat Daichi yang membelalakkan mata seolah ia tengah menahan marah, membuat pemimpin Nekoma itu mengatakan tugasnya.

"Master memerintahkan kami untuk mencarimu, untuk mengingatkanmu kalau kau masih ada tugas sebagai Lord yang harus dijalani" ucapnya.

Mendengar itu, Daichi lantas berlari semakin dalam kehutan setelah melompat sedikit dan ia berubah menjadi serigala.

"kita pulang" ucap Kuro kepada Atsumu saat sudah tidak melihat Daichi lagi.

"kau duluan" ucap Atsumu sembari mengerahkan pandangannya kearah lain, seperti ia baru saja menemukan sesuatu yang menarik.

Sementara Kuro yang mengerti lantas langsung pergi, menghilang begitu saja. Meninggalkan Atsumu yang menyeringai sembari mengendus kesenangan.

"Hahaha~ aku menemukannya~" ucapnya sembari berlari secepat angin hingga terlihat seperti bayangan hitam.

Atsumu berhenti secara tiba-tiba, tubuhnya bersembunyi dibalik pohon, mata merahnya menatap dengan saksama, seperti tengah memata-matai.

Tampak disana, manusia sedang mengumpulkan kayu bakar. Pemuda bersurai putih dengan hitam diujungnya, menggunakan pakaian tradisional.

Mata merah Atsumu berbinar kesenangan, bau darah pemuda itu lebih manis, lebih tajam dari manusia dengan darah suci yang langka lainnya. Seperti pemuda itu belum ternoda sedikitpun.

Atsumu mengikuti pemuda itu yang mulai pergi keluar dari hutan, dengan kayu bakar tadi. Masuk kepedesaan tadi yang dilewati oleh Atsumu dan Kuro saat mencari Daichi.

Saat pemuda bersurai putih tadi mulai masuk kerumah sederhana dengan nuansa tradisional, Atsumu lantas malompat untuk naik keatas atap, tentu saja tidak akan ada yang melihatnya karena ia vampire, ia bisa mengkamuflase dirinya.

Saat Atsumu melihat kebagian belakang rumah, ia bisa melihat disana pemuda tadi yang ia ikuti sedang melakukan kegiatan rumah. Yang bisa Atsumu selesaikan dalam jentikan jari, tapi ia menahan dirinya dari membuatnya terlihat lebih mengesankan. Ia menatap seperti pria remaja yang baru jatuh cinta untuk pertama kalinya.

Saat pemuda itu sedang duduk manis tanpa sadar ada yang memperhatikannya, Atsumu lantas muncul secara tiba-tiba didepan pemuda bersurai putih itu membuat pemuda itu tersentak akibat terkejut.

"Halo manis~ jadilah pengantinku~" ucap Atsumu langsung mendekatkan taringnya pada leher pemuda bersurai putih dengan hitam diujungnya, tanpa perlu repot-repot menunggu persetujuan.

Pemuda itu merasakan taring tajam menancap sepenuhnya dilehernya, darahnya berkurang secara perlahan. Saat vampire itu selesai dalam proses mengklaimnya, Atsumu lantas menarik keluar taringnya. Menjilat luka dileher pemuda itu membuat lukanya menghilang.

Satu lagi keahlian vampire, air liurnya bisa menyembuhkan luka pada makhluk hidup.

Pemuda manis yang sekarang sudah milik Atsumu ditarik oleh kegelapan, membuat kesadarannya hilang. Tubuh mungilnya limbung kearah Atsumu yang dengan sigap menangkapnya.

"hello dear~ welcome~"

~♥~
TBC

My Vampire [OmiHina] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang