Prolog

76 18 6
                                    

Halo selamat datang di cerita pertama ku, aku harap si kalian suka sama ceritanya.

Oh iya karena ini cerita pertama, jadi kalau nggak nge feel harap di maafin yaa.

Vote komen nya jangan lupa, biar aku semangat buat lanjut ceritanya.
-
-
-
-
-
-
-

Seperti pagi-pagi sebelumnya, seorang gadis masih tertidur pulas di bawah selimutnya, entah sudah berapa kali dia selalu begitu, sehingga membuat abangnya malas untuk membangunkannya.

Tapi kalau sang abang tidak membangunkannya, pasti dia selalu mengadu ke orang tuanya, karena dia pikir karena itu memang kesalahan dari sang abang.

Dan ya, terbukti sekarang sang abang sudah mengetuk-ngetuk pintu kamarnya, dengan kesal sang abang pun memasuki kamar itu.

"Lo mau sekolah nggak si?" Tanya sang abang. Dan tidak mendapat balasan dari adeknya.

"Gue tinggal ya, awas lo ngadu lagi, ya walaupun sebenernya gue nggak dimarahin si" memang benar ucapnya, ia tidak pernah dimarahin oleh orang tuanya, karena orang tuanya juga tahu yang sebenarnya tuh bagaimana.

"Eh jangan, iya-iya gue bangun ni" ucap gadis itu.

"Gue tunggu dibawah, lo tidur lagi gue aduin ke papa"

Beberapa menit kemudian Zalwa turun dengan seragam sekolahnya, walaupun sudah terlambat tapi ia tetap sekolah karena prinsipnya begini "lebih baik terlambat daripada tidak masuk."

"Ayo berangkat" ucap Zalwa.

Mereka akhirnya menaiki motor, karena menurutnya itu lebih cepat, selama diperjalanan Zalwa tidak berhenti berbicara, entah manusia jenis apa yang tidak mengenal haus.

Banyak pengendara yang memaki mereka, karena membawa motor dengan ugal-ugalan, bukannya takut justru Zalwa malah asik berbicara, dari hal penting sampai hal tidak penting sekalipun.

Akhirnya mereka sampai di depan gerbang sekolah dan untungnya mereka belum telat, tepat setelah sang abang yang bernama Vano itu memarkirkan motornya bel pun berbunyi.

"Untung kita nggak telat" ujar Zalwa.

"Makanya biasain bangun tepat waktu, lo kalau malam drakor an terus si" Vano seperti memarahi nya, tetapi Zalwa tidak peduli akan hal itu.

Mereka berpisah karena kelas nya berbeda, dan untungnya dikelas Zalwa belum ada guru yang mengajar.

Dengan jahil Zalwa membuka pintu dengan tergesa-gesa, seakan-akan ada guru yang sedang menuju ke kelas mereka.

"Ada guru woi" ucap Zalwa dengan napas yang tersengal-sengal.

Seisi kelas pun tiba-tiba sunyi karena mendengar ucapan Zalwa.

Dengan wajah tidak bersalahnya Zalwa berjalan kearah tempat duduknya dan tertawa hingga terbahak-bahak, tanpa menyadari dibelakangnya sudah ada orang yang siap memarahi nya.

SEGITU AJA YAA BUAT AWALANNYA, JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK DENGAN VOTE DAN KOMEN.

SEE YOU ALL

Iman Yang BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang