Why I Realized Too Late

3 1 0
                                    

Sore hari yang menenangkan di Taman kota. Langit mulai memancarkan warna jingga dipelupuk barat, menandakan matahari ingin turun dan digantikan oleh bulan. Pemandangan yang sangat indah ini tak terlewatkan oleh mata bulat dari seorang gadis menatap lurus kedepan.

Gadis tersebut terlihat sangat tenang dan begitu menikmati semilir angin yang menerpa wajah nya, hingga tak sadar bahwa telah ada seseorang yang duduk di bangku taman yang ditempatinya.

"Ekhem!" dehaman laki-laki tersebut membuyarkan lamunan gadis dihadapannya ini.

Gadis itu mengalihkan pandangannya kepada sosok dihadapannya yang telah menemaninya hampir dua tahun lamanya. Dia pun tersenyum lebar dan menyapa, "Hai! Cepet banget balik nya, pesanan ku pasti ada kan?" tanya nya.

"Hm," laki-laki tersebut menyodorkan sekantong plastik kecil berlogo khas minimarket ke arah nya.

Melihat itu, dia langsung menerima sodoran tersebut dengan riang dan berucap, "Aaa makasii Bi," dibukanya kantong plastik itu dan dilihat didalam nya banyak terdapat snack dan minuman serta pesanan utama nya, yaitu dua cup es krim rasa coklat.

Dua cup eskrim itu dikeluarkannya, dan salah satu nya disodorkan ke arah orang yang dipanggilnya "Bi" tadi.

"Apa?" tanya Abi sambil mengangkat kedua alis tebalnya.

"Mau disuapin," jawabnya dengan menunjukkan puppy eyes andalannya.

Tangan Abi terulur untuk mengambil cup Es krim yang ada ditangannya. Sontak dia terkejut karena tidak ada penolakan dari laki-laki dihadapannya ini. Bagaimana tidak heran, karena selam dia mengenal Abi, hampir sebagian besar permintaan aneh nya selalu di tolak.

"Sini, katanya mau disuapin," ujar Abi kepada nya karena tak kunjung memberikan Es krim nya.

"Oh iya ini," jawab nya sambil memberikan Es krim nya dengan senang hati dan diterima oleh Abi juga.

Abi membuka penutup Es krim tersebut dan mulai menyendoknya. Disodorkannya ke arah gadis yang memintanya ini, dia tersenyum girang dan mulai membuka mulutnya. Bukannya masuk ke dalam mulutnya, Es krim itu malah menyentuh hidungnya.

Suara tawa terdengar dari bibir Abi yang jarang sekali tertawa didepannya, "Terusinn terusinn, ga bisa bedain apa yang mana mulut yang mana hidung?! Bikin kesel mulu!"omel nya dengan merogoh ransel nya mencari keberadaan tissue lalu di bersihkan Es krim yang ada di hidungnya dengan kesal.

Tawa Abi sedikit mereda dan tangan nya terulur menyubit pipi tembam miliknya sambil berkata, "Manja sih jadi orang,"

*****

"ARA!"Gadis yang merasa dipanggil segera menoleh mencari darimana asal suara tersebut.

Ya benar, gadis itu bernama Ara, Arabella Flowrista. Gadis bertubuh standart, tidak terlalu pendek dan tidak tinggi juga,tidak kurus dan tidak gemuk, tetapi tidak body goals juga, semua di diri Ara rasanya standart, mungkin kelebihannya ada pada pipinya xixi.

"Dari tadi gue nyariin lo! Tau nya disini!"

"Emangnya kenapa,Key?" tanya Ara pada Keyra, sahabat nya yang berada didepannya sekarang.

"Heran deh gue sama lo, Ra. Suka nya ke siapa nempel nya sama siapa," Bukannya menjawab pertanyaannya, Keyra mengomel tidak jelas sambil melirik Abi yang memang berada di sebelah Ara.

Merasa diperhatikan, Abi hanya acuh tak acuh dengan tetap focus pada handphone nya.

"T-tapi kan-," Belum sempat menjawab, tangan nya sudah ditarik pergi oleh Keyra. Melihat itu, Abi menghela nafas panjang sambil menatap kedua gadis itu berjalan menuju taman sekolah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mini StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang