1.7 Ending

928 39 10
                                    

emang ya, kalo nulis tuh ga boleh berhenti terlalu lama.

have a nice day readers-!

o  -  o

“Kebabnya enak?” Ardan menggandeng tangan istrinya.

Nana mengangguk sambil terus mengunyah kebab di mulutnya.

Ardan mengambil sapu tangan lalu mengelap sisa kebab di sudut bibir istrinya.

“Kamu lama-lama ngembang ya,” ucap Ardan sambil tertawa kecil.

“Siapa yang bikin ha?!” seru Nana sambil melirik Ardan.

Ardan hanya bisa tertawa saja.

“Kalo anaknya laki-laki mau aku kasih nama Bambang, kalo perempuan mau aku kasih nama Putri,” ucap Nana sambil mengelus perut buncitnya.

Ardan menatap Nana, “Pasaran amat namanya, ganti ah,” ucapnya.

“Ih bagus tau! Lucu kan.” Nana tersenyum sambil melahap habis potongan kebab terakhirnya.

“Besok aja dipikirin kalo udah lahir, sekarang tugasku jaga kamu, dan anak kita,” ucap Ardan, ia mengelus halus perut istrinya.

“Kamu jangan membebani ibumu ya nak, jadi anak jangan bandel, kalo bandel nanti Ayah buang kamu” ucapan Ardan dibalas dengan pukulan Nana.

“Belum keluar aja udah diancam.”

Mereka berjalan beriringan sambil tersenyum dan tertawa. Di bawah langit yang cerah, mereka mengukir kenangan mereka. Tawa, haru, air mata, akan selalu menghiasi hari mereka.

Kasih sayang tidak harus selalu berkonflik. Kasih sayang hanya perlu dipupuk dan dijaga. Tidak peduli seberapa susahnya itu, kamu pasti akan mendapatkan hasilnya.

Tak peduli siapa yang akan menjadi jodohmu nanti, ku harap kalian bahagia hingga maut memisahkan kalian.

MY PERFECT CEO — END



























Aku tau pasti ending ga sesuai ekspetasi kalian. But, aku suka sama endingnya, singkat padat jelas. Happy Ending kan? wkwk

Next work, aku bakalan bikin dengan hati-hati dan teliti biar sesuai sama ekspetasi kalian.

MY PERFECT CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang