Bertengkar

15 2 4
                                    

BERTENGKAR

Amira lari ke kamarnya sambil membanting pintu kamarnya.
𝘉𝘳𝘶𝘨𝘩𝘵!
Kak Yuni yang lagi baca Novel terperanjat mendengar suara tersebut.
Dia bangkit dan langsung menuju sumber suara barusan.

"Wah ini dia sumbernya, ngapain nih anak kelakuannya begini?"
Kak Yuni penasaran dengan ulah adiknya, pelan-pelan ia mendorong pintu.

Kebetulan gak dikunci, terlihat jelas adiknya duduk disudut kamar sambil terisak, wajahnya ditutupi kedua telapak tangannya. Rambut pirangnya berantakan.

Kak Yuni mendekat lalu duduk di samping Amira. "Mir, kamu kenapa?" "Kakak sampai mau copot ini jantung!"
Amira malah menggelengkan kepalanya,
Ia enggan menjawab.

"Ada apa sebenarnya?"
"Kesel sama Papah!"
"Lho, kok kesel?"
"Ia kak."
"Memangnya kenapa?"
"Aku mau dijodohkan."

"Sama siapa?" Kak Yuni kaget.
"Tia kak."
"Siapa dia?"
"Cowok yang paling nyebelin di dunia ini!"
"Emang udah kenal?"
"Dia sekelas dengan Aku, tapi dia cowok paling res*"
"Please Kak, bantuin Aku, Aku gak mau!"

"Santai aja Mir, kamu kan masih sekolah."
"Kakak tahu kan watak Papah?"
"Emang sih wataknya kaya gitu, tapikan Tia juga sama masih sekolah, masih aman-aman saja!"

"O, iya kak, Aku gak kepikiran sampai sana, Aku langsung shock."
"Pastilah kamu shock, kamu kan anak paling manja." Ha ha haaa
ejek kak yuni.

I_iih Kakak." Amira cemberut.
Ya udah jangan terlalu dipikirkan, Kakak mau pergi dulu yah!"
"Oke Kakak, terima kasih sarannya yah!"
"Sama-sama Adikku, da_aah!"

Benar juga kata Kak Yuni, Aku jangan terlalu fokus sama omongan Papah.
belum tentu Tianya juga suka sama aku
secara dia banyak yang naksir.

Besoknya Amira berangkat sekolah.
Sisil sahabat karibnya sudah menunggu di depan kelas.
"Hai Mir, 𝘵𝘶𝘮𝘣𝘦𝘯 agak telat!"
"Aku kesiangan."
"Yuk kita masuk, sebentar lagi pelajaran Bahasa Inggris dimulai."

Tak berapa lama pelajaran pun dimulai.
Amira menyimak setiap materi yang diberikan Gurunya. karena mata pelajaran Bahasa Inggris favoritnya.

Sedang asyik menyimak tetiba Amira kebelet pipis,
"Sil, aku 𝘤𝘢𝘣𝘶𝘵 dulu yah!"
"Mau kemana?"
'Ke toilet lah!"
"Ya udah sana!!"

Setelah meminta izin ke Gurunya Amira gegas ke toilet yang berada di belakang sekolah. kebetulan toiletnya lagi kosong.

Tia yang lagi fokus belajar dikagetkan dengan getaran hp yang ditaruh di saku tasnya, dia mengambil hpnya dan langsung cek, ternyata Mamahnya nelepon.

Dengan segera Tia minta izin dengan dalih mau ke toilet. Tia gegas keluar dan langsung menghubungi Mamahnya.
Dengan asyiknya, Tia ngobrol dengan Mamahnya tanpa menghiraukan orang di sekitarnya.

Amira gegas keluar toilet, takut ketinggalan belajar. Setengah berlari ia menuju ruangan, tetiba 𝘣𝘳𝘢𝘬𝘬 Amira hampir terjatuh, Dia bertabrakan dengan Tia.

"Aww, Auhhh.!!"
"Kamuuu...!!"Tia kaget
"Raditya....!!"Kamu maen tabrak saja sih!"
"Kamu ngapain 𝘯𝘨𝘢𝘭𝘢𝘯𝘨𝘪𝘯 jalan gue, gak liat aku lagi nelepon."tukasnya.

"Seharusnya kamu yang liat dong, sakit tahu...."
"Salah siapa? pake lari-lari segala!"
"Ganj*n banget jadi cewek!"
"I_ih dasar cowok res*, bukannya minta ma'af malah ngata-ngatain aku."

Dengan hati kesal Amira pergi menuju ruangan.
"Hai, Mir, lama amat ke toiletnya?" tegur Sisil.
"Ada-ada aja Sil!"
"Emang ada apa?"
"Ketemu orang res*!"
"Maksudnya Tia?"
"𝘠𝘶𝘱"

"Ngapain dia?"
"Dia nabrak Aku Sil!
"Nabrak?"
"Entar aja aku jelasin kalau istirahat, sekarang fokus belajar dulu."
"Oke."

Kini tiba waktunya istirahat.

"Sil ke kantin yuk!" ajak Amira.
"Mau beli apa?"
"Beli minuman!"
"Siyap Bos."

Mereka berdua meninggalkan ruangan untuk pergi ke Kantin. Tiba disana kebetulan masih ada meja yang kosong yang terletak diujung.

"Sini Sil!"
Sisil mendekat dan duduk di sampingnya.
Setelah mereka pesen minuman, Sisil mulai bertanya.

"Aku masih penasaran dengan Kamu, Kok bisa tabrakan sama Tia?"
"Aku tadi terburu-buru, takut ketinggalan pelajaran."
"Terus!!"
"Eh tetiba ia datang dan nabrak Aku."
"Kok bisa begitu? "
"Entahlah!"
"Ane_eeh!!"

"Dan yang bikin jengkel, Dia bukannya minta ma'af malah ngajak ribut."
"Oh gitu?"
"Makanya Aku tadi kesal banget."

Amira asyik memperbincangkan kejadian tadi, Sisil dengan antusias mendengarkan apa yang dilontarkan Amira.
Sisil kenal betul karakter Amira dan ia pendengar setianya.

"Mir, Dia mau kesini!" kata Sisil.
"Oh, iya."sahut Amira sambil melirik.
Benar saja Tia dan kawannya sedang menuju kantin.

"Sil, ayo kita pergi, sebentar lagi istirahat selesai." ajaknya sambil melihat jam tangan warna pinknya.
"Sebentar ya, Aku habiskan dulu minumannya, sayang lho!" balas Sisil.
"Iya, ayo habiskan!" sahut Amira.

Setelah minuman habis mereka pergi ke arah yang berbeda, Amira sengaja memilih jalan lain agar nggak berpapasan dengan Tia. Sisil gak banyak protes, Ia hanya 𝘯𝘨𝘪𝘯𝘵𝘪𝘭 dari belakang. Amira sengaja menghindar agar tak terjadi perang mulut lagi, Gak ada untungnya menghadapi orang egois pikirnya.

Jam istirahat telah habis, 𝘴aatnya untuk belajar Matematika.
Ibu Rita sebagai guru Matematikanya.
Setelah selesai memberikan materi, Bu Rita ngasih soal di papan tulis.

"Anak-anak siapa yang mau menyelesaikan tugas ini!" sambil menunjuk ke papan tulis
"Saya Bu!" jawab Amira dan Tia serempak sambil mengacungkan tangannya.
"Amira, Aku yang kedepan!" ujar Tia.
"Terserah Bu Guru aja," balas Amira.

Bu Rita mulai memilih. Amira tadi yang paling 𝘬𝘦𝘯𝘤𝘦𝘯𝘨 suaranya, "Ayo, Mir kedepan!"
Amira pun maju ke arah papan tulis, dengan cermat ia menyelesaikan 𝘵𝘶𝘨𝘢𝘴.

Tia memperhatikan dengan muka kecewa.
"Anak-anak, ayo simak dan salin ke buku masing-masing ya!"
"Baik, Bu!" mereka serempak membalas.

Setelah selesai mengerjakan tugas Amira kembali ke tempat duduknya.
"Bagaimana hasil penyelesaian Amira menurut kalian?"
"Tepat Bu...! " Sahut mereka.

"Apakah ada kesulitan untuk pembahasan hari ini?"
"Tidak, Bu! semuanya sudah jelas."
"Baiklah, kalau begitu Ibu tutup untuk pembahasan hari ini."

Jam pelajaran pun telah usai.
Kini tiba saatnya untuk pulang.
Amira dan Sisil pulang naik Angkot,kebetulan rumahnya tak jauh dari rumah Amira.

"Sil mau ikut?"
"Kemana Mir? "
"Aku mau mampir ke toko buku!"
"Mau beli apa?"
"Mau beli alat-alat sekolah, sudah pada mau abis dan mau cari buku bacaan sudah bosan yang di rumah."
"Oh gitu, tapi ma'af Aku gak bisa nganter, Aku mesti pulang cepat karena mau ada acara di rumah."
"O, iya, 𝘨𝘢𝘬 𝘱𝘢𝘱𝘢 kok."

Setelah tiba di toko buku, Amira segera turun dari Angkot, Sisil melambaikan tangannya, Amira hanya membalas dengan senyuman.

Amira segera masuk ke toko buku dan mulai mencari keperluannya, setelah di rasa cukup, lalu membawanya ke Kasir.
Selesai belanja Amira segera keluar, dan mencari Angkot untuk pulang.

Namun sayang tak satupun angkot lewat. Dari kejauhan ada dua sosok pria yang mengawasinya, Amira tidak merasa curiga.

Salah satu pria asing tadi memberi kode "Ada target, siap beraksi."
Temannya kepala.
Dengan kilat ia mendekat "Hey Nona manis? serahkan tasmu!"
Amira terhenyak."I-ini, cuma tas sekolah pak, gak ada yang berharga!"
"Serahkan, sini!!" katanya sambil memaksa.
"Nggak! ini tas sekolahku," kata Amira sambil mempererat tasnya.

Terjadilah aksi tarik menarik memperebutkan tas.
Amira dengan cepat menginjak kaki penjahat.
"Wadawww!" penjahat berteriak kesakitan.
Dengan cepat Amira lari, namun penjahat yang satu lagi mengejarnya.
"Tolong, tolooong." teriak Amira.
Penjahat pun semakin dekat dan yang di injak pun mulai mengejar.

DIJODOHKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang