Chapter 2 : Tas Ransel yang Tertukar
"Selalu saja ada hal yang dapat membuat kita bertemu."
🧊🧊🧊
"VANYA! Lo habis dari mana aja? Tadi gue sama Saira nyariin lo dan telepon dari gue juga nggak lo angkat," gadis berambut sepinggang berlari menyambut kedatangan sahabatnya.
"Haaa..." Vanya menghela nafas lega karena telah sampai di kelas, "gue cape, Re."
Setibanya di kelas Vanya sudah mendapatkan suara cempreng dari gadis dengan nametag Reina. Secara mendadak kepala Vanya menjadi pusing mungkin karena sebelum berangkat ke sekolah ia tidak sempat sarapan. Bahkan Vanya berlari karena terlambat sehingga energinya terkuras habis.
Vanya dan kedua sahabatnya duduk di bangku paling belakang. Reina dan Saira duduk bersama di sebelah kiri. Vanya duduk sendiri di sebelah sahabatnya.
Teman sebangku Vanya sudah pindah 2 bulan yang lalu sehingga jumlah siswa di kelas menjadi ganjil. Namun, kedua sahabat Vanya sangat baik, mereka tidak pernah membiarkan Vanya sendirian, bahkan di saat jam kosong mereka selalu nangkring di meja Vanya.
"Lo baik-baik aja, Van?" Gadis berambut sebahu menarik kursinya mendekat.
Vanya mengangguk lesu. "Kita jadi olahraga ke lapangan?"
"Engga, Van. Kata guru piket Pak Abri lagi di rumah sakit karena istrinya mau melahirkan," Balas gadis dengan nametag Saira, "lo ganti baju aja mumpung jamkos."
"Eeh bentar dulu Vanya belum jawab pertanyaan gue," ucap Reina. Tangannya menarik lengan Vanya.
"Tadi lo nanya apa?"
Reina menoyor pelan dahi sahabatnya, "Lo habis dari mana aja? Kenapa telat? Biasanya lo paling rajin datang pagi-pagi."
"Gue telat bangun."
Vanya membuka ransel tapi ia tidak menemukan seragam sekolah, bahkan ia sampai mengeluarkan isi ransel itu tersebut namun nihil, seragam sekolahnya tidak ketemu.
"Cari apaan, Van?" Tanya Reina kebingungan.
"Baju gue, Re." Balas Vanya panik lalu mencari sampai ke kolong meja.
"Jangan bilang ketinggalan, Van?" Tebak saira.
"Enggak kok, Ra. Gue inget betul kalo pakaiannya gue taruh di tas. Sebelum berangkat sekolah juga udah sempat gue cek tas dan bajunya masih ada."
Kedua sahabat sejolinya bangkit dari duduk berniat membantu Vanya mencari seragamnya.
"Ini hp lo, Van?" Reina mengangkat benda pipih dengan case hitam bergambar Marvel.
"Perasaan case lo gak pernah warna hitam deh," sahut Saira meneliti ponsel yang dipegang Reina.
"Lo inget 'kan kalau case gue warna biru dan ada gambar Doraemon."
KAMU SEDANG MEMBACA
Misunderstanding
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] GEVANO ADHITYA PRATAMA Pria yang biasa di panggil Gevan ini, memiliki sifat yang sangat cuek dan juga dingin. Di balik sifatnya itu, ia pria yang soft dan sedikit humoris, namun ia jarang menunjukkan sifat nya itu. Ia san...