Lake Lungern

123 12 11
                                    

Disclaimer: All publicly recognizable characters, settings, etc. are the property of their respective owners. The original characters and plot are the property of the author of this story. The author is in no way associated with the owners, creators, or producers of any previously copyrighted material. No copyright infringement is intended.

***

Kim Bum menghirup napas dalam-dalam. Merasakan udara segar masuk ke dalam rongga dadanya yang kemudian dia hembuskan perlahan. Kemudian melihat keindahan alam yang ada di sekitarnya. Sebuah danau dengan air yang bersih dan memantulkan warna langit, di kelilingi oleh perbukitan hijau dan pemukiman yang tidak terlalu padat. Benar-benar tempat yang cocok untuk berlibur.

Ia puas dengan hari ini. Sejauh ini, ini adalah hari terbaik baginya selama berada di Swiss. Tidak ada tugas yang harus dikerjakan, tidak ada acara formal yang harus dihadirinya, tidak ada tata krama yang perlu dijaga, tidak ada ayahnya yang mengganggunya, dan tidak ada bodyguard yang selalu menjaganya 24 jam. Hanya dia seorang diri di Danau Lungern.

Well, tidak sendiri juga sih, ada yang menemaninya pada perjalanan kali ini yang ia dapatkan secara paksa (atau menculik lebih tepatnya), seorang gadis yang ditemuinya di Zurich beberapa jam lalu. Seorang gadis yang kebetulan berasal dari Korea Selatan, negara yang sama dengan dirinya. Ia gadis mungil yang cantik dengan rambut panjang yang indah dan mata yang menawan. Ketika Kim Bum melihatnya dari seberang jalan, ia langsung tahu kalau ia harus membawa anak itu pergi dengannya. Mau atau tidak.

Dibesarkan oleh keluarga yang selalu memanjakannya membuat Kim Bum menjadi seseorang yang berkeinginan kuat dan keras kepala. Jika ia menginginkan sesuatu, tidak ada yang bisa menghentikannya. Termasuk penolakan dari gadis yang satu itu.

Lagipula, dia memerlukan gadis itu untuk melakukan penyamaran dan mengelabuhi para bodyguard-nya yang selalu berada di sisinya selama ia disini. Dia berada di negara yang paling aman di dunia. Apa yang akan terjadi jika dia hanya berjalan-jalan 'sebentar' di negara impiannya ini? Tidak ada. Dan ia juga membutuhkan seseorang untuk menjadi pemandunya pada acara jalan-jalan kali ini. Dan gadis itu adalah pilihan yang tepat, karena ia adalah pelajar di negara tersebut. Kim Bum memang tidak salah memilih orang.

Gadis itu sempat mendiamkannya selama perjalanan di kereta karena saking kesalnya dirinya harus mengikuti kemauan orang asing yang tidak dikenal. Namun bukan Kim Bum namanya jika dia tidak bisa mengubah gadis yang minim bicara itu hingga mau membuka mulutnya. Seperti yang dibilang tadi, Kim Bum memiliki keinginan yang kuat.

"Indahkan?" Kim Bum tersenyum sambil menoleh ke belakang.

Ia melihat gadis itu hanya menaikkan bahunya dan berkata, "Aku sudah ke tempat ini sebanyak enam kali sebelumnya, jadi tempat ini tidak begitu spesial lagi untukku."

"Jadi ini yang ketujuh?" tanya Kim Bum dengan wajah berseri. "Kau tahu angka tujuh itu adalah angka keberuntungan. Itu berarti kau beruntung berada disini bersamaku sekarang."

Gadis itu tidak menjawab, ia hanya berbalik dan berjalan menuju jalan raya.

"Yah Ga Eul! Mau kemana?" panggil Kim Bum sambil mengejar gadis tersebut.

Gadis yang bernama Ga Eul itu membawa mereka ke sebuah bukit yang cukup tinggi sehingga mereka bisa melihat pemandangan danau yang cantik dengan rumah-rumah penduduk di bawah mereka. Mereka lalu duduk disana sambil menikmati keindahan alam tersebut dalam diam. Sepertinya mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Kau mau?"Kim Bum menawarkan botol air minum yang dibawanya pada Ga Eul.

Ga Eul melihat botol itu sekilas dan menggeleng, "Tidak terima kasih. Aku tidak mau menerima pemberian dari orang asing."

Kim So Eun's Story BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang