Aku Menyukainya!

713 197 10
                                    

Koko, seorang mahasiswa semester akhir sarjana pendidikan, duduk di sebuah bangku di taman kota. Angin sepoi-sepoi yang bertiup lembut mencoba menenangkan pikirannya yang penuh dengan beban. Di sekelilingnya, anak-anak berlarian riang, pasangan-pasangan duduk berdampingan di bangku-bangku lain, dan para lansia menikmati waktu mereka dengan berjalan santai atau duduk sambil membaca koran. Namun, Koko hanya bisa melihat semuanya dengan pandangan kosong.

Hari ini, kepalanya terasa sangat berat. Tugas akhir yang harus segera diselesaikan, persiapan ujian, serta berbagai kegiatan kampus yang menumpuk membuatnya merasa sangat tertekan. Di sela-sela kesibukannya, ia menyempatkan diri untuk datang ke taman ini, berharap menemukan sedikit ketenangan dan inspirasi.

Koko menutup matanya sejenak, mendengarkan suara alam yang mengelilinginya. Kicauan burung, gemericik air mancur, dan suara tawa anak-anak bercampur menjadi satu, menciptakan harmoni yang seharusnya bisa menenangkan hati. Tapi, pikirannya masih berputar-putar memikirkan tugas-tugas yang belum terselesaikan.

Ia membuka matanya perlahan dan mengeluarkan buku catatan dari tasnya. Dengan pena di tangan, ia mencoba mencatat beberapa ide yang muncul di benaknya. Namun, setiap kali ia menulis satu kalimat, pikirannya melayang kembali ke kekhawatiran dan ketakutannya akan masa depan.

Di tengah keputusasaan, seorang anak kecil mendekatinya dengan senyum ceria. Anak itu menawarkan sebuah bunga kecil yang baru dipetik dari taman. Koko tersenyum, menerima bunga tersebut, dan merasakan sedikit kehangatan di hatinya. Anak kecil itu kemudian berlari kembali ke arah teman-temannya.

Namun, Koko tidak bisa mengalihkan pandangannya dari anak kecil itu. Dia mengamati gerak-gerik si anak dengan sangat intens. Bagaimana anak itu tertawa lepas, berlari riang, dan bermain bersama teman-temannya dengan begitu polos. Ada sesuatu tentang anak itu yang mengingatkannya pada masa kecilnya sendiri, saat hidup terasa begitu sederhana dan bebas dari beban.

Setiap gerakan si anak kecil seolah menyihir Koko, membawanya keluar dari dunianya yang penuh tekanan dan masuk ke dalam dunia yang penuh keceriaan dan kebahagiaan murni. Koko merasakan air matanya mulai menggenang, bukan karena kesedihan, tetapi karena perasaan lega yang perlahan meresap ke dalam hatinya.

Tiba-tiba, terdengar tangisan dari anak itu. Koko langsung tertegun. Anak kecil yang tadi memberinya bunga terjatuh saat berlari. Wajahnya kini berkerut menahan sakit, lututnya lecet dan berdarah.

Koko segera berdiri dan menghampiri anak tersebut. Dengan lembut, ia berlutut di samping si anak dan berkata, "Hei, kamu baik-baik saja?" Ia mencoba menenangkan anak itu dengan suara yang lembut dan penuh perhatian.

Anak itu mengangguk pelan, namun air matanya masih mengalir. Koko mengeluarkan tisu dari tasnya dan dengan hati-hati membersihkan luka di lutut anak tersebut. "Jangan khawatir, ini hanya lecet kecil. Kamu akan segera sembuh," kata Koko sambil tersenyum.

Anak itu perlahan berhenti menangis dan mulai merasa lebih tenang. "Terima kasih, Kak," katanya dengan suara yang masih tersendat-sendat. Koko merasakan kehangatan dalam hatinya. Momen sederhana ini, membantu anak kecil yang terluka, memberikan perasaan kepuasan dan ketenangan yang mendalam.

Setelah memastikan anak itu baik-baik saja dan kembali bermain dengan teman-temannya, Koko kembali duduk di bangkunya. Ia memandang langit biru yang terbentang di atasnya dan menyadari bahwa meskipun hidup penuh dengan tantangan dan tekanan, selalu ada momen-momen kecil yang bisa memberikan kebahagiaan dan ketenangan. Hari ini, di taman kota ini, Koko menemukan kembali semangatnya untuk menghadapi semua yang ada di depannya.

***

Sejak kejadian itu, Koko mulai rutin datang ke taman setiap hari. Ia selalu memilih bangku yang sama, berharap bisa melihat anak kecil yang kemarin memberinya bunga. Anak kecil yang lucu dan penuh energi itu ternyata bernama Inupi.

Forbidden Love • Kokonui[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang