1-10

82 6 0
                                    

1. Tolong!
Tolong! Tolong! Tolong! Dari kejauhan aku mendengar suara orang teriak dibalik gedung itu, tapi aku tak memberanikan diri jika sendirian kesana, aku tahu itu bisa jadi jebakan, tapi jika aku tidak kesana, maka aku tidak akan dapat apa-apa untuk hari ini. Akhirnya, aku pergi meyakinkan diri dan sesampainya disana, itu benar. Aku terjebak, kemudian aku pun teriak meyakinkan korban berikutnya, Tolong! Tolong! Tolong!

---

2. Tenang
Tenang sekali air ini, seperti tiada kehidupan. Arus pun tampak tak mengalir, bergelombang pun hanya karena angin yang menjatuhkan dedaunan. Aku coba untuk mendekat, aku mainkan jari-jemariku diperairan itu, tak lama berselang air tenang menjadi riuh, segala hal menjadi bergelombang dan berubah warna bercampur merah diikuti dengan kepanikan serta ketakutan karena ada yang tak lagi normal diantara jari-jemariku oleh kawanan yang terganggu akan ketenangan dan kebiasaan alam.

---

3. Terlambat
Aku duduk menunggu dia datang, pintu sebelah kiri pun terbuka, bergegas dia masuk dengan nafas terengah. Aku sedikit heran, sebelum aku bertanya dia sudah menyuruhku untuk segera mengunci pintu. Heranku semakin menjadi, tak seperti biasanya, ini kali pertama aku jemput dia dengan suasana yang berbeda. Sesaat aku lagi bertanya, tapi semua itu terlambat, kami sudah ditodongi senjata diarah depan. Aku disuruh keluar dan bertukar posisi, kemudian mereka pergi.

---

4. Saksi
Aku menunggu di halte bus, seperti biasa pekerjaanku hari ini selesai lebih cepat. Cukup sepi disini, sembari menunggu, sepasang kekasih sedang bertengkar dipinggiran jalan dekat ku menunggu. Mereka bertengkar normal pada umumnya, hanya yang berbeda ada wanita lain yang datang dari arah Timur kemudian menabrak wanita yang disebelah pria itu dengan kendaraannya. Pemandangan yang tak lajim itu ingin membuatku segera menolong wanita yang bersimbah darah, tapi sorot mata pria itu dengan tajam memandangku dan mulai mendatangiku.

---

5. Tertabrak
Aku tidak sengaja menambrak seseorang yang sedang berlari melintas tepat didepan mobilku, aku masih didalam mobil dan sepertinya dia terpental dan bersimbah darah dijalanan sana. Bukan sengaja karena itu terjadi secara tiba-tiba, lalu bunyi sirine mobil datang dan aku pun pergi dengan tergesa-gesa dengan rasa bersalah, tak lama berselang radio di mobil ku pun bersuara, bahwa pembunuh buronan yang sedang lari saat dikejar polisi meninggal seketika sebelum polisi tiba. Aku pun terdiam seketika.

---

6. Komplotannya
Aku melihat seorang pencopet sedang beraksi disebuah keramaian, aku awalnya tak ingin ikut campur dalam masalahnya, tapi aku penasaran dan mengikuti siapa target kedua setelah yang pertama berhasil didapatnya. Saat aksi kedua terhadap seoarang wanita muda, ada yang meneriakannya maling dan dia pun ketahuan, tapi maling itu menyadari bahwa aku selalu mengikutinya sejak tadi, dan dia pun menunjukku sebagai komplotannya, aku pun terdiam dan terbata.

---

7. Tertuduh
Hujan begitu derasnya hari itu, aku masih menunggu reda disebuah ruko yang cukup tua. Tiba-tiba datang seorang pemuda dan seorang wanita yang diboncenginya, kemudian singgah lalu memarkirkan kendarannya. Mungkin pikirku sedang berteduh juga. Aku tidak menghiraukannya. Kemudian hujan semakin deras diikuti suara petir yang cukup buat tangan menutupi telinga. Ketika sedang lebat-lebatnya, pemuda itu pergi menggunakan motor sendiri pergi ntah kemana. Ketika hujan sudah reda, dan aku ingin beranjak dari sana, datang segerombolan anak motor menghampiri ruko tua dan mengepung diriku dan bilang bahwa aku dituduh memperkosa dan membunuh seorang wanita didalam ruko tua.

---

8. Tersangka
Aku tidak bohong soal pencurian itu, aku juga bukan orang yang mengambilnya, tapi sayangnya aku berada disana, aku tidak punya alibi untuk menjelaskannya, tapi ternyata aku tidak punya bukti kuat untuk menyampaikan fakta, dan begitulah hukum yang semakin hari semakin menyiksa tanpa ada belas kasihan terhadap tersangka yang belum pasti pelakunya.

---

9. Pencuri
Aku tahu dia adalah dibalik hilangnya tab milik Pak Dosen kami, tapi aku tidak bisa mengatakannya, aku harus berbohong tentang itu sebagai kepala sipen di kelas. Aku tahu karena aku berada disana saat aku melihat dia mengambil itu. Lalu aku menghampiri dan mengatakan kepadanya, aku tahu siapa yang mencurinya.  Dia kemudian bilang, datanglah malam ini ke kostku, nanti aku ceritakan. Aku pun mengiyakan. Malam pun terjadi, aku datang kesana dan ternyata dosen itu ada disana dan bersamanya. Aku masih terdiam dan pulang  membiarkan pertanyaan itu menghilang dengan sendirinya.

---

10. 
Aku pulang malam itu, sudah begitu larut. Aku melewati jembatan layang yang yang menjadi penghubung dua kota itu. Saat aku sudah berada disana, ada seorang perempuan yang berdiri ditepi jembatan. lalu ketika aku ingin menghentikan mobilku untuk membantunya, aku teringat bahwa ini bisa menjadi tipuan untuk merampokku. Aku pun melajukan mobilku dan sampai kerumah dengan selamat. Pagi harinya, ada berita bahwa ada yang bunuh diri dijembatan layang, ditemukan seorang lelaki dengan tubuh yang mengenaskan. Aku pun terhenyak membaca berita ini.

100 Cerita SingkatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang