Pindah

104 6 0
                                    


Terima kasih untuk kalian yang sudah membaca cerita author

Dan maaf kalau cerita ini masih kurang dan jauh dari kata sempurna

Jangan lupa kritik dan saran apalagi vote-nya😆😆

.

.

.

Lisa dan Lily mengkuatkan hati meninggalkan rumah yang telah membesarkan mereka, setelah sesi tangis saling berpelukan dengan sang ibu yang sangat mereka sayangi. Mereka masih setia menatap sang ibu yang masih berdiri di depan rumah sambil melambaikan tangan ke arah mereka.

Tenang! Mereka bukan diusir. Mereka hanya menjalankan tradisi turun temurun dari keluarga sang ayah, tradisi dimana bagi setiap anak di keluarga mereka yang telah berusia 19 tahun harus hidup mandiri. Karena tradisi itulah mereka berdua sekarang harus hidup mandiri alias nge-kos.

Bukan soal uang yang membuat kedua gadis itu bersedih. Soal uang mereka tak akan risau, karena sedari awal gadis kembar itu sudah bisa menghasilkan uang sendiri. Yah... sejak SMA mereka sudah bisa membuka cafe. Hal yang membuat keduanya sedih adalah karena tak ingin dan tak bisa berpisah dengan sang ibu.

"Sudahlah, jangan menangis lagi! Kalian sangat jelek saat menangis!"

Duagh...

Lisa dengan sengaja meninju tangan Kris yang sedang menyetir. Sebagai kakak sepupu ia diberi amanah mengantar kedua gadis itu ke kos, oleh kedua orangtuanya mereka. Sementara Haruto, adik kris mengikuti mobil dari belakang menggunakan motor. Motor yang nantinya akan digunakan Lisa selama di kos.

"Kalau jelek makanya jangan dilihat" Ketus Lisa.

"Kakak punya mata Lisa" Ucap Kris tak mau kalah. Ia tak mampu menahan senyumnya saat melihat Lisa yang sedang berkomat-kamit sambil membuang muka menatap keluar jendela

Lily yang sedari tadi hanya diam pun akhirnya tersenyum tipis melihat tingkah keduanya dari kursi belakang.

'Mereka berdua lucu seperti anak kecil' batin Lily.

Akhirnya mereka sampai di tempat tujuan, setelah menempuh waktu sekitar empat puluh lima menit untuk perjalanan. Mereka sampai di sebuah bangunan indah, dengan papan bertuliskan 'Kos Babeh Yanto'.

Di depan sudah ada Rose yang menunggu kedatangan mereka, gadis cantik itu berdiri ditemani dua pria. Dari kedua pria tersebut Lisa hanya mengenal June, karena pria itu adalah pacar Rose. Sementara pria yang satunya lagi Lisa belum mengenalnya.

Rose segera menyambut mereka, ia langsung menarik kedua gadis kembar tersebut ke dalam pelukannya. Rose tak mampu menutupi perasaan senangnya, ia sangat senang karena Lisa dan Lily kini akan tinggal bersamanya.

"Jaga diri kalian! Jangan tidur larut malam! Makan makanan yang sehat! Jangan kebanyakan makan mie!" Kris memberi beberapa nasehat untuk kedua gadis kembar tersebut

"Iya bawel! Makanya sering-sering kirimi kami makanan! Agar aku dan Lily tidak makan Mie" Sahut Lisa segera memeluk Kris. Mungkin selama ini Kris memang sering usil ke dia dan Lily, bahkan sering membuatnya naik darah. Tapi sebenarnya Lisa tahu dibalik sikap Kris yang sangat menyebalkan level dewa, pria itu sangat menyayanginya dan Lily.

"Terima kasih, kak" Ucap Lily ikut memeluk Kris.

"Haru juga ingin dipeluk"

Haruto merentangkan kedua tangannya, ia ikut memeluk Lisa dan Lily yang tengah memeluk Kris. Kini mereka berempat saling berpelukan.

"Sudahlah kita lebay sekali" Ucap Lisa melepas pelukan tersebut, sementara Lily dan Kris hanya tersenyum.

"Teman Rose, kan? Kenalkan namaku Hyunjae, kalau mau panggil sayang juga boleh" Ucap Hyunjae genit dengan mengedipkan satu matanya, ia mengulurkan tangan mengajak kedua gadis kembar itu berkenalan.

"Kenapa dengan matamu? Apa ada gangguan syaraf pada matamu?" Tanya Lisa heran saat melihat mata Hyunjae berkedip beberapa kali.

Hyunjae cengo beberapa saat mendengar respon yang Lisa berikan. Sementara Kris, Ros, June, dan Lily hanya tertawa mendengar ucapan Lisa. Mereka sudah tahu Lisa akan memberikan respon seperti itu, karena gadis itu sangat tidak peka.

"Woi buaya kos, bukan saatnya mencari mangsa. Ayo kita bantu menurunkan barang-barang mereka!" June segera menyeret Hyunjae, menjauhkan pria genit tersebut dari sahabat kekasihnya.

Sementara Rose segera menarik Lisa dan Lily masuk ke dalam kos, meninggalkan keempat pria tersebut.

***

Setelah Rose mengajak mereka berkeliling dan menjelaskan semua ruangan yang ada di kos, akhirnya gadis itu membawa Lisa dan Lily ke lantai tiga. Lantai yang dikhususkan untuk penghuni perempuan berada.

"Ini kamar Lisa, yang ini kamar Lily" Jelas Rose menunjuk dua buah ruangan yang saling berhadapan di depannya, di depan ruangan tersebut sudah ada barang-barang Lisa dan Lily. Barang-barang yang tadi dibawakan June dan Hyunjae.

"Kamarmu dimana?" Tanya Lisa, sementara Rose menunjuk sebuah pintu tepat di samping kamar Lisa.

"Tuh, kamarku di samping kamarmu"

"Kalian butuh bantuan untuk membereskan kamar tidak? aku siap untuk membantu" Tawar Rose, mendengar itu kedua mata Lisa langsung berbinar bahagia.

"Tentu saja aku sangat butuh bantuanmu, terima kasih Roseeh. Kau memang sahabat baikku" Ucap Lisa langsung memeluk Rose, sementara Lily hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban bahwa ia tidak butuh bantuan Rose.

"Yak, Lily! Aku ini sahabatmu, kau tidak perlu sungkan meminta bantuanku. atau kau memang tak menganggap aku sahabat" Omel Rose

"Bukan seperti itu...aku hanya tidak mau merepotkanmu. Kau pasti akan lelah jika membantu kami berdua, aku bisa melakukannya sendiri."

Rose hanya menghela nafas mendengar jawaban Lily, ia tahu Lily memang tak suka merepotkan orang lain dan gadis itu lebih suka melakukkan pekerjaan sendiri tanpa bantuan orang lain.

"Ya, sudah. Nanti jika kau butuh bantuan panggil aku saja. Ayo Lisa kita rapikan kamarmu!" Ajak Rose menarik Lisa memasuki salah satu ruangan di depannya, sementara Lisa hanya berjalan sambil melompat-lompat. Ia sangat senang Rose membantunya, setidaknya ia bisa menghemat tenaga.

***

Lisa dan Rose akhirnya bisa beristirahat sejenak, mereka sangat lelah karena membersihkan kamar yang akan ditempati Lisa nantinya. Butuh waktu sekitar lima belas menit bagi mereka untuk menata perlengkapan yang dibawa Lisa. Rose tahu untuk urusan beres-beres kamar sahabatnya itu sangat malas, berbeda dengan saudara kembarnya Lily. Buku yang berserakan di atas kasur, bolpoin yang berada dimana-mana, bahkan bungkus bekas makanan ringan sudah biasa menjadi pemandangan jika ia bermain ke kamar Lisa dulu.

'Aku terlalu sibuk untuk menatanya. Biarkan saja...toh, nanti aku akan menggunakannya lagi' itulah jawaban yang selalu sahabatnya katakan dulu ketika ia sering main ke rumah Lisa. Dan pasti akan menjadi tantangan berat bagi Lisa, jika ia harus nge-kos. Makanya Rose sebagai sahabat yang setia, berbaik hati menawarkan bantuan untuknya.

"Yo, gas!! Kita isi amunisi perut kita" Ajak Rose saat merasa perutnya sudah bergemuruh menuntut untuk diisi, ia langsung menarik Lisa keluar dari kamar.

Lisa hanya bisa pasrah, mereka berdua kemudian masuk ke kamar Lily untuk mengajaknya mencari makanan. Netra mereka dapat melihat gadis yang mereka cari tengah berbaring di atas kasur.

"Sepertinya dia kelelahan. Kita cari makan sendiri saja, nanti kita bawakan sesuatu untuk Kak Lily" Ucap Lisa saat menemukan saudaranya tertidur, ia lalu menarik rose keluar kamar Lily dengan tenang. Mereka menuruni tangga, namun belum sampai anak tangga terakhir mereka berpapasan dengan seseorang. Netra Lisa membulat sempurna menatap orang yang sekarang berada di depannya.

"Kau!!"

"Kau"

Ucap Lisa dan orang tersebut bersamaan, sementara Rose hanya menatap bingung keduanya secara bergantian

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kosan BabehTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang