18. Amarah Yang Tertahan

119K 10.7K 422
                                    

VOTE DAN SPAM KOMEN <3

_______

Cahaya matahari sangat terik kali ini, membuat siapa pun malas untuk keluar. Ingin berlama-lama di rumah, tapi tidak untuk para pekerja. Dan Zara kali ini pun keluar dengan izin dari Gentala, dia akan bertemu dengan Deo.

Zara menatap jendela kaca mobil, ia di antar oleh supir pribadi Gentala. Sebenarnya tadi ingin naik taxi, tapi suaminya itu malah tidak menyetujui.

Zara menghela nafas, ia menatap ke samping, saat mobil berhenti, menandakan sudah sampai. Zara berterima kasih pada Pak Wira-supir pribadi Gentala, ia membuka pintu mobil dan melangkah keluar. Menatap bangunan yang banyak sekali pengunjung, dirinya sekarang sedang berada di cafe.

"Zara!" teriak seseorang saat tepat dirinya baru masuk, Zara melihat Deo di ujung sana. Cewek itu tersenyum, membalas senyuman Deo.

Zara melangkah mendekat, ia menarik kursi dan duduk di hadapan deo.

"Udah lama?" tanya Zara menatap Deo.

"Enggak kok." Jawab Deo tersenyum, dia menatap Zara yang sudah lama tidak bertemu lagi. Bukan tanpa alasan, hanya saja dirinya selalu terbayang-bayang dengan wajah cantik nan lugu cewek itu.

Cewek itu menatap meja dan terkejut saat ada makanan dan minuman lainnya, dia menatap Deo sejenak, kemudian menatap kesana kemari.

"Kamu udah pesen?" tanya Zara yang di angguki oleh Deo.

"Lo kuliah?" tanya balik Deo.

Zara menggelengkan kepalanya pelan, dia menipiskan bibirnya, "Aku gak kuliah Deo." Ujarnya pelan

Deo mengernyit, "Kerja, emangnya?"

"Enggak,"

"Terus? lo nganggur?"

"A-aku, u-udah nikah."

Deo terdiam mendengar itu, dia menatap Zara menelisik, pantas saja tadi saat cewek itu masuk dari pintu cafe. Ada yang berbeda dengannya, tapi apa? Deo diam sambil berpikir. Kemudian dia kembali menatap Zara dengan sedikit terkejut.

"Lo? MBA Ra?" tanya Deo pelan, dia menatap Zara nanar, saat cewek itu menganggukan kepalanya. Padahal ia ingin mengatakan sesuatu, tapi mengapa jadi seperti ini?

Deo menghembuskan nafasnya sejenak. Lalu tersenyum manis menatap Zara.

"Heuh, padahal gue mau ngomong sesuatu Ra," Ucap Deo sambil terkekeh di akhir katanya.

Zara mendongak menatap Deo. "Ngomong apa?" ucap Zara lembut.

Semakin membuat Deo menatapnya terus menerus. Dan menelan ludahnya kasar.

"Bukan apa-apa si, gak penting kayanya." Balas Deo sambil berusaha tersenyum.

Zara menganggukan kepalanya pelan, ia mengambil minuman yang ada di depannya. Dan meminumnya, gerakannya itu tidak luput dari pandangan Deo, dia tersenyum tipis sambil terus menatap Zara.

"Btw, lo makin cantik aja Ra." Ucap Deo tersenyum, Zara membalasnya dengan terkekeh pelan.

Setelahnya mereka melanjutkan perbincangan tanpa rasa canggung, begitu pun Zara dia sesekali tertawa dan tersenyum, dengan Deo yang tidak sungkan menceritakan hari-harinya.

Everything About Me ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang