♡
Bola mata reflek memutar jengah. Telinganya panas dengar kakak ketemu gede yang entah keberapa kalinya mengoceh tentang sejarah.
"...kamu pasti suka kisah cinta Marie dan Pierre Curie, Yoon. Mereka berdua bertemu di laboratorium, berpacaran lalu menikah. Sama-sama pintar. Dianugerahi Nobel dan penemu radioaktif. Mirisnya, mereka sakit. Leukimia—
Jus jambu diseruput sedikit. Haus, lah. Bicara sepanjang jalan kenangan. Hehe.
—kisah mereka penuh pengorbanan, penantian, kehilangan, kepercayaan yang menjadikan kisah cinta mereka sebagai legenda."
"To the point. Inti dari obrolanmu apa, Seokjin?"
"Cari pacar lah, Yoon!"
Yoongi mendelik malas. "Gak nyambung, bangsat."
Seokjin ketawa lihat Yoongi merengut begitu. Yoongi itu selalu setia mendengarnya bercerita hal random. Teman keren, katanya. Swag begitu tapi tampan. Sayang, jomblo.
♡
"Lagi?"
Yoongi balas gumam sembari tangan kanan ambil satu surat di kotak pos depan apartemennya yang jelas tertulis namanya di amplop.
'10th letter for Yoongi Aditama.'
"Gak ada nama pengirimnya apa?"
Yoongi geleng kepala, "Kalau ada, pasti sudah kudatangin dan minta jangan kirim surat lagi."
Seokjin mengekor di belakang. Hari ini mau menginap di apartemen Yoongi. Mau kerjakan proposal kegiatan kampus. Maklum, mereka aggota BEM.
"Orang yang sama, memang?"
"Hmm. Tulisan tangannya sama."
"Suka kamu kali, Yoon"
"Memang." Dijawab angkuh buat Seokjin seketika mendecih.
Sepatu ditata di rak setelah membuka pintu apartemen. Yoongi langsung duduk di sofa lalu diikuti seokjin. Baca surat jadi kebiasaan rutin setiap kamis sepulang kuliah.
"...kita sejauh jarak itu."
Akhir kalimat dibaca lantang oleh Seokjin. Matanya sedikit berbinar. Isyarat bahwa ia menyukai isi surat.
"Anak sastra kali. Puitis begini. Cantik kayaknya, Yoon. Gebet lah!"
"Gak tau, dibilang."
"Semester 4. Bentar lagi lulus. Sayang loh gak punya pacar semasa kuliah."
"Cih, sendirinya juga jomblo kok ngatain orang."
Seokjin ketawa, "Begini begini, aku lagi ngincer cewek, kali. Anak arsitek. Kalau hidupmu kan cuman mikirin kuliah, organisasi, lulus. Cari bahagiamu lah selagi bisa. Dapat pacar juga gak selalu bikin prestasi turun."
Yoongi telak diam.
♡
"Oh, sorry sorry"
Yoongi ikutan bungkuk buat ambil beberapa buku yang jatuh. Gak sengaja nabrak cewek.
"Gak apa, kak."
Yoongi perhatikan dalam diam. Memang gak ada larangan buat warnain rambut di kampusnya, tapi baru pertama ini lihat yang berani warnain rambut full coklat terang.
Terpesona. Sedikit.
"Anak sastra?"
Tadi gak sengaja lihat judul buku 'Kritik Sastra Feminis' waktu beresin buku yang jatuh.
"Iya, kak."
"Kok jauh ke gedung hukum?"
Yoongi peka, kok. Semburat merah muda terlihat samar di pipi perempuan itu. Ngomongnya juga gak lihat tepat di mata. Salting, kali.
"Anu.. Perpus fakultas tutup, kak. Deadline tugas mepet, jadi pilih ke gedung fakultas hukum yang deket."
Salting, tapi ngomongnya lancar. Cuman ya gitu, gerak tubuhnya perempuan di depannya keliatan kurang nyaman.
"...oke, sorry sekali lagi. Semangat ngerjain tugasnya!"
Yoongi senyum simpul sebelum beranjak pergi. Gak tau kalau jantung si rambut coklat udah mau lompat dari rusuk.
Deg deg an, bangsat. Dikasih semangat sama Yoongi Aditama. Wakil ketua BEM sekaligus cowok populer di kampus. Disenyumin, lagi. Double kill!
♡
"Bentar lagi robek tuh mulut."
Celetuk Seokjin. Sejak bertemu rektor, sahabatnya kayak kesambet setan lagi kasmaran. Senyum terus.
"Habis ketemu malaikat."
Nah, kan. Bener ada setan masuk.
—
Lagi teryoongi-yoongi pokoknya. Ada ide, yaudah garap. Takut ga mood terus ilang idenya :D
KAMU SEDANG MEMBACA
k l a s i k
Fanfictiongak pernah deket cewek, sekalinya deket eh kacau. ; bts lokal story ; Start : 1st August 21 End : -