March 14th

245 7 1
                                    

Matahari bersinar cerah. Kota Seoul semakin ramai akan orang-orang yang memadati jalanan. Terlihat pasangan-pasangan yang berjalan bersama sambil memakan permen putih dari sang namja. Toko-toko cokelat terlihat mendapat pengunjung yang mayoritas namja.

Heum? Apa kata kalian? Aneh? Yah memang sih biasanya toko-toko seperti itu yang mengunjungi mayoritas yeoja, tapi hari ini berbeda. Ini hari yang spesial. Kalian tahu ini hari apa? Yup! It's White Day!

Kalian tahu kan apa itu White Day? Baiklah, singkat cerita, mudahnya sih White Day itu adalah hari balasan dari Valentine Day. White Day dirayakan tanggal 14 Maret. Jika saat Valentine, yeoja yang memberikan cokelat pada namja yang disukai maupun disayanginya, saat White Day, namjalah yang memberikan cokelat ataupun permen kepada yeoja yang disukai maupun disayanginya.

Oh, dan sedikit tambahan, selain Valentine dan White Day yang merupakan harinya orang yang taken, ada juga Black Day, yang merupakan harinya orang-orang yang putus cinta atau bahasa gaulnya adalah jomblo. Saat Black Day, beberapa orang yang putus cinta itu akan berkumpul disuatu tempat dengan pakaian hitam-hitam lalu bercerita tentang pengalaman sedih mereka. Black Day dirayakan setiap tanggal 14 April.

Yak, kembali ke cerita. Mari kita mulai mengenalkan tokoh dari cerita ini. Yaitu yeoja manis yang sedang bermain gitar di taman, dan juga namja tampan yang sedang memperhatikannya dari belakang yeoja itu. Namja itu bersembunyi dibalik pohon yang cukup besar. Ia memperhatikan tas gitar yang berada di tangan kanannya.

'Fighting!' Batin namja itu, lalu berjalan ke arah yeoja manis yang bernyanyi lembut dengan gitarnya. Pelan-pelan diletakkannya gitar yang dibawanya itu dibawah, lalu ditutupnya kedua mata yeoja itu. Yeoja manis itu terkejut, tapi ia berusaha tenang.

"Nu-nuguseyo..?" Tanya yeoja itu pelan. Sang namja tersenyum, melihat yeoja itu kebingungan. "Guess who..." Jawab namja itu.

Tanpa sadar, yeoja manis itu menghela nafas lega. Ia sangat mengenali pemilik suara serak yang tak jarang membuatnya melayang-layang itu. "Sehun-ah~" Ucapnya sambil tersenyum.

Namja itu, Oh Sehun, kembali tersenyum mendengar jawaban sang kekasih. Sehun pun melepaskan tangannya dari mata yeoja itu. Dikecupnya puncak kepala yeoja manis itu, lalu ia duduk di sampingnya. Yeoja itu pun segera menyandarkan kepalanya di bahu Sehun. Kebiasaan yang sulit dihilangkan jika Oh Sehun berada di dekatnya.

"Apa kau menunggu lama, Luhannie?" Tanya Sehun lembut sambil mengusap rambut yeoja itu–Luhan–. Luhan hanya menjawabnya dengan gelengan kecil, menandakan bahwa ia belum terlalu lama menunggu di taman itu. Sehun kembali mengecup puncak kepala Luhan karena gemas dengan kelakuan imutnya itu.

"Luhannie, kau tau ini hari apa?" Tanya Sehun lagi. Dipeluknya tubuh mungil Luhan dengan erat, agar Luhan tidak kedinginan. Cuaca hari itu memang cukup dingin walaupun matahari bersinar cerah.

"Pertanyaan macam apa itu? Apa yang kau lakukan kemarin hingga melupakan hari? Ini hari sabtu, Sehun-ah." Jawab Luhan panjang.

Sehun yang mendengar jawaban polos itu, terkekeh kecil. 'Ternyata Luhan tidak tau ini hari apa..'

"Luhannie sayang, kau tau ini tanggal berapa?"

Tanpa memprotes Luhan segera melihat tanggal yang tertera di layar handphone-nya.

14 March 2015

Luhan terdiam membacanya. Ia merasa mengingat sesuatu akan hari itu, tapi ia lupa. Luhan berusaha terus mengingat ingat hari apa itu, namun ia tetap tidak bisa mengingatnya. Sehun diam saja. Membiarkan Luhan berpikir keras mengingat-ingat ada apa pada tanggal 14 Maret.

"Ah! Aku ingat!" Pekik Luhan tiba-tiba. Sehun sampai terkejut mendengarnya. "Apa yang kau ingat?" Tanya Sehun.

"Aku ada janji dengan Jung Saem hari ini! Aku akan melakukan ujian musik jam setengah sepuluh."

Sehun tercengang mendengarnya. Ia kira, Luhan ingat bahwa hari ini adalah White Day. Dan saat Luhan beranjak dari duduknya hendak pergi,Sehun segera menahan tangan Luhan. "Kau mau kemana sayang? Kita bahkan belum bersama terlalu lama. Kau harus menemaniku seharian ini. Lagipula ini baru pukul delapan empat lima." Ucap Sehun panjang lebar. Luhan tercengang mendengarnya. Tak menyangka Sehun akan mengucapkan kalimat yang begitu panjang.

Sehun pun meraih tas gitar yang ia letakkan di belakang bangku taman yang mereka duduki itu. "Se-sehun itu gitar milik siapa? Jangan mengambil milik orang lain, Sehun-ah!" Kata Luhan dengan bingung.

Sehun diam saja, ia hanya menyerahkan gitar itu pada Luhan. Gitar itu terlihat penuh. "Untukmu. Happy White Day, naui saranghaneun Luhan." Ucap Sehun sambil tersenyum lembut.

Luhan terkejut melihatnya. Diraihnya tas gitar yang penuh itu. Terdapat secarik kertas memo berwarna biru muda. Warna kesukaan Luhan. Dibacanya memo itu.

Happy White Day, my lovely Luhan. I love you to the moon and back.

from: Oh Sehun

Pesan yang sangat singkat. Khas seorang Oh Sehun. Luhan terkekeh kecil membaca kalimat kedua itu. "I love you too, Sehun-ah.." Gumamnya pelan. Sehun yang melihat Luhan tersenyum pun menjadi senang. Dikecupnya pipi chubby dan bibir Luhan. "Bukalah." Kata Sehun lembut.

Luhan pun membuka tas itu. Di dalamnya terdapat gitar berwarna putih, dengan permen dan coklat putih di sekitarnya. Luhan kembali terkekeh. Diraihnya gitar putih itu. Terlihat sebuah ukiran bertuliskan, "널 사랑하겠어, 언제까지나 -오세훈"  (I will love you, always -oh sehun), di belakang 'leher' gitar. Mata Luhan mulai berkaca-kaca. Ia terharu dengan hadiah itu. Sehun yang melihat Luhan mulai terisak, memeluk tubuh mungil itu dengan erat. Sambil berusaha menenangkan Luhan, Sehun berbisik di telinganya. "Saranghae Lu Han. Jeongmal saranghaeyo.. Jangan tinggalkan aku. Gitar ini untuk mengingatkanmu, bahwa aku akan selalu mencintaimu walau terpisah jarak atau apapun yang menghalangi. Saranghaeyo."

Mendengar itu Luhan semakin menangis. Dipeluknya Sehun dengan erat. "I love you too, Oh Sehun." Bisik Luhan pelan. Sehun pun meraih dagu Luhan, lalu diciumnya bibir tipisnya itu. Tanpa nafsu, mereka berciuman di bangku taman itu, dan hanya cinta yang mengisi ciuman hangat itu.

.

.

END

.

.

Epilog

"Hentikan tangismu rusa jelek. Kau  terlihat seperti rudolph berhidung merah. Hahaha"

"Aah! Jangan cubit hidungku, Oh Sehun!"

"Baiklah baiklah, kulepaskan. Oh, jam berapa ini?"

"Huh. Ini jam sembi– SEMBILAN EMPAT LIMA!? AKU TERLAMBAT!'

Dan Luhan pun berlari melesat meninggalkan Sehun yang tercengang dan gitar lamanya.

(Real) End

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

甜蜜蜜 ( Sweet as Honey )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang