Blowcream - (Halice)

1.6K 101 14
                                        

"Ice." Panggil Halilintar yang sedang membaca novel.

"Ya?" Ice pun menghentikan langkahnya dan menoleh.

"Tolong ambilin cornetto silver queenku di kulkas dong."

"Iya." Jawab Ice kemudian melanjutkan langkahnya.

Tak lama kemudian ia kembali dengan satu es krim cornetto silver queen dan satu es krim paddle pop twister kemudian ia memberikan es krim yang diminta Halilintar dan duduk di sebelah Halilintar.

"Makasih." Halilintar pun membuka es krimnya diikuti Ice.

Awalnya Halilintar membaca dengan tenang sambil memakan es krimnya namun lama-kelamaan ia menjadi tidak fokus karena Ice yang sedang makan es krim di sebelahnya.

Bukan karena ia tidak suka melihat Ice makan tapi cara makannya membuat pikiran Halilintar kemana-mana. Es krimnya sudah hampir habis tapi es krim Ice bahkan masih belum termakan setengahnya.

Wajar saja karena Ice memakannya dengan mengulumnya dan menjilatnya. Bukan langsung menggigitnya seperti Halilintar dan caranya memakan es krim itu cukup mengganggu Halilintar. Rasanya Ice seperti sedang ... Ah, sudahlah.

"Ice."

"Mm?" Ice menoleh sambil masih mengulum es krimnya.

"Bisa nggak makannya biasa aja?"

"Emangnya cara makanku aneh?"

"Nggak aneh sih. Ah, pokoknya makannya jangan diemut! Digigit!"

"Nggak bisa, Hali."

"Kenapa nggak bisa?" Halilintar mengernyitkan dahinya.

"Gigiku sensitif. Aku nggak bisa ngegigit es krim."

"Hah? Beneran?" Halilintar sedikit kaget. "Tapi bukannya kamu pemegang kuasa es? Harusnya badan kamu udah terbiasa dong."

"Kulit iya tapi gigi nggak. Lagian kalo aku bisa dari tadi es krimku juga udah abis kayak punya kamu."

"Ah, gitu ya." Halilintar jadi merasa tidak enak.

Ice terdiam sejenak kemudian berkata. "Apa kamu ... Tegang, Hali?"

"Nggak lah!" Halilintar memalingkan pandangannya dengan wajah memerah. "Sembarangan aja ... Ah?" Namun kemudian ia terkesiap karena Ice mengusap tenda di selangkangannya.

"Tapi benda ini kayaknya nggak berpikiran begitu." Ice pun membuka celana Halilintar kemudian mengeluarkan penis Halilintar yang sudah tegang.

"Eh, Ice! Tung ... Ukh ...." Pergerakan Halilintar yang hendak menghentikan Ice terhenti begitu Ice mengoralnya.

Tangan kanannya memegang es krimnya sambil menjaganya agar tidak mencair dengan kuasanya sedangkan tangan kirinya memegang penis Halilintar. Setelah Halilintar orgasme Ice langsung menelannya.

Ia juga membetulkan celana Halilintar kemudian kembali duduk di sebelah Halilintar namun tak lama kemudian Halilintar memindahkannya ke pangkuannya dan ia hanya membiarkannya.

"Kenapa kamu bisa pinter blowjob? Kamu belajar sama siapa?" Halilintar menatap Ice penuh selidik.

"Aku bukannya belajar tapi disuruh."

"Disuruh siapa?!" Halilintar mulai emosi.

"Blaze."

"Terus kenapa kamu mau-mau aja disuruh pemuja ayam itu?!" Halilintar tidak habis pikir.

"Katanya aku harus tanggung jawab karena bikin dia tegang pas ngeliat aku makan pisang."

"Blaze sialan." Batin Halilintar.

"Lain kali jangan mau disuruh kayak gitu lagi!"

"Kenapa?"

"Kamu nggak boleh begituan sama orang tanpa status!"

"Dan aku nggak akan ngebiarin status itu jatuh ke tangannya Blaze." Halilintar memeluk Ice dengan tatapan tajam.

END

Frosela (BACA WALL SEBELUM REQUEST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang