Kaku

6 3 0
                                    

"A.. ini ringnya jatoh" dia berbicara sambil memungut ring kacu yang tidak sengaja terjatuh saat hampir tabrakan tadi, dan mengulurkannya padaku sembaring tersenyum kecil.

Sedikit berbeda dari yang terdengar saat berdo'a. Suaranya sedikit bulat dan padat namun tetap lembut. Suaranya berkharisma seperti suara seorang ibu yang sangat penyayang namun disegani walau hanya dengan mendengar suaranya.

Aku yang tidak sempat berbicara saking kakunya. Kala itu Aku hanya dapat bergegas memungut ring dari tangannya sembaring tersenyum kecil untuk balasan kebaikannya.

Aku :"Leh.. pelajaran naon ayeuna?"
Doleh : "MTK pak Bambang wali kelas ceunah mah"
Aku : "owh.. Leh engke urang jajan ka kantin anu ditukang yu "
Doleh : "embung ah erakeun loba kelas dalapan didinyamah" Doleh menjawab dengan sedikit rajukan karena Aku tidak bisa berhenti tersenyum sepulang dari koprasi tadi.

Tidak lama kemudian pak Bambang masuk. Suasana kelas mendadak hening dan tegang. "Naha meni taregang kieu eui, ciga Hayam karek anakkan wae" Pak Bambang seketika mengubah suasana, yang tadinya tegang menjadi tersebar tawa dimana-mana. Dia adalah guru yang sangat friendly. Setelah itu semua dapat menghela nafas, karena tidak seperti biasanya ekspektasi guru MTK yang terkenal memiliki reputasi menyeramkan terpatahkan.

"A.. ini ringnya jatoh" suara lembut yang selalu terngiang jelas di kepala. Meski bayangan wajah yang samar-samar tidak begitu jelas. Karena berbicara dengannya saja Aku tidak sanggup, apalagi menatap matanya.

Untuk kalian tahu bahwasanya Aku adalah orang yang pemalu dalam beberapa hal. Salah satunya ketika berhadapan dengan urusan yang melibatkan rasa. Namun berbeda apabila dengan urusan presentasi atau bertanya dikelas. Aku mungkin bisa dikategorikan orang-orang yang pasti masuk kedalam black list dikelas.

12.00am lonceng sekolah berbunyi pertanda semua kegiatannya belajar mengajar telah usai. Kelasku berada tepat disebelah gerbang. Sehingga mendapatkan akses yang bagus untuk melihat siapa saja yang sudah pulang dan melewati gerbang tersebut.

Aku yang ditemani bestieku Ahmad sedang berbincang dengan anak kelas lain yang memang alumni SD yang sama dulu. Tentu saja Aku mendapatkan keuntungan dengan kegiatan tersebut. Sehingga bisa memantau semua murid yang sudah pulang atau melewati gerbang "manasih teteh manis teh gak lewat -lewat dari tadi." Aku dengan penuh harap bisa melihatnya lagi meski sebentar sebelum pulang kerumah.

Namun sayang sampai gerbang sepi dia tidak muncul juga. Perbincangan kami pun telah usai. Sebagian dari temanku langsung pulang. Tapi Aku dan Ahmad memutuskan untuk sholat Dzuhur di Mushola terlebih dahulu.

Sesampainya kami di Mushola, Aku terkejut karena disana terlihat sosok yang Aku cari dari tadi, Ia sedang duduk di teras Mushola untuk melepaskan sepatunya sembaring tersenyum.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 03, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Before I FoundWhere stories live. Discover now