23:45 pm

9.4K 2.5K 3.3K
                                    

sebelum kalian baca sampai ke bawah, aku mau ngasih pesan dikit boleh ya. lagi dan lagi, ini soal cara memberi komentar. aku harus highlight bagian ini sebelum makin keterlaluan.  sebebas-bebasnya kalian memberi komentar, setidaknya sekarang aku harus memberi batasan karena ada yang sudah kelewatan.

akhir-akhir ini aku menemukan beberapa komentar yang jujur gak enak banget buat dibaca.  bukan, bukan seperti kata 'anjing' , 'asu',  dan kata kata cursing lainnya. yang begitu masih bisa aku terima dan aku gak masalah. toh gak mau munafik, aku sendiri juga begitu.

tapi disini aku sangat tidak suka dan tidak respect ketika ada yang memberi komentar dengan menyebut ALAT KELAMIN. man seriously it's fucking disgusting. dan aku gak tau dimana letak kerennya dan kenapa gampang banget buat ngetik begitu. so please, berhenti. masih banyak kata cursing yang lain, kenapa harus milih nyebut alat kelamin? padahal nyebut 'asu' lebih enak cuma tiga huruf. (jk jk)

udah gatel  mau ngasih peringatan ini dari kemarin tapi aku tahan karena aku pikir ya udah sekali dua kali gak masalah (gak sih tetep masalah) dan bisa aku hapus sendiri komen komen yang seperti itu. tapi ya Tuhan ternyata makin dibiarin malah makin makin. jadi aku mohon ya buat kalian yang mungkin merasa pernah berkomentar seperti itu untuk segera dihapus komennya. (itu juga kalau gak tenggelem sama komentar yang lain)

aku harap tidak ada komentar yang begitu lagi di chapter selanjutnya. okay?
selamat membaca semuanya!



─────────── t h i r t e e n ───────────

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

─────────── t h i r t e e n ───────────




Zoe
"Renjun katakan kalau kau salah lihat. tolong katakan!!"



Jaemin
🔊: "i-itu tidak mungkin. Yangyang tidak mungkin mati. mungkin yang kau lihat bukan Yangyang. lagipula s-siapa yang mau membunuhnya...?"



Renjun
🔊: "dan kalau aku tunjukkan, apa kalian mau percaya?"

( Semua bungkam. Renjun menarik napasnya lalu membuangnya secara perlahan. Meski sedikit kerepotan, Renjun membawa laptopnya sembari berjalan menuju jendela kamarnya, lalu ia mengarahkan kameranya keluar jendela untuk memperlihatkan kepada teman-temannya. Di bawah sana tergeletak tubuh seorang lelaki yang berlumuran darah di sekujur tubuhnya. Lelaki itu, tentu saja ia sangat mengenalnya. ralat, mereka sangat mengenalnya. Pasalnya lelaki yang sudah tidak bernyawa lagi itu adalah teman mereka sendiri.)

The Meeting | nct 00lTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang