satu

12 5 14
                                    

" Yang namanya hidup ya pasti banyak cobaan, kalau cuma dikit itu namanya 'cobain kuy'."

***

Jika ada sesuatu hal yang Rana suka selain mendapatkan notification update-an selca terbaru dari bias kesayangannya dan seblak-tentu saja. Itu pasti adalah hari Minggu.

Hari istimewa dari hari-hari lainnya, yang dapat gadis itu manfaatkan untuk bermalas-malasan ria di atas kasur size king miliknya. Dengan seprai berwarna hitam dengan motif bintang bulan menambah kenyamanan gadis berambut sebahu itu untuk melanjutkan tidurnya.

Terlepas dari tugasnya sebagai seorang pelajar semester 4 di salah satu Sekolah Menengah Ataas favorit di salah satu kota Bandung. Yakni bangun pagi, mandi dan bergegas pergi ke sekolah.

Jam yang menempel di dinding kamarnya menunjukkan pukul 9 pagi. Tangannya bergerak menghalau wajahnya dari terpaan sinar matahari yang menerobos masuk melalui celah gorden jendela kamarnya.

Rana harus memanfaatkan waktu luang hari ini tanpa gangguan siapapun.

Catat.

Siapapun.

Kecuali.............

Tok.

Tok.

Tok.

" Hnggggggg. "

Ketukan pintu kamar berulang-ulang membuat gadis berambut acak-acakan sebahu itu melenguh. Tangannya menaikkan selimut keatas kepalanya tanpa berniat membuka pintu berkusen jati tersebut.

Palingan juga ulah rese abang Chandra, pikirnya.

Tok.

Tok.

Tok.

Tampaknya si pengetuk pintu kamar Rana tidak mudah putus asa begitu saja.

Rana sih, sabodo teuing ( masa bodo) sambil meneruskan acara tidurnya. Sampai akhirnya ketukan pintu tersebut berhenti.

Tap.

Tap.

Tap.

Sebuah tangan menyibak selimut yang menutupi tubuh dan kepala gadis berambut sebahu itu.

" ABANGGGG! APA SIH GANGGU TIDUR RANA AJA! I-----, " jeritnya terhenti tak kala mendengar suara pelaku yang mengganggu acara tidurnya.

" - NI KAN HARI MINGGU. "

Suara sahutan itu membuat mata Rana yang semula tertutup menjadi terbuka lebar.

Sesosok cowok berkemeja biru langit yang berdiri di samping ranjang king size miliknya sembari berkacak pinggang.

" Ck ck ck jadi gini ya kelakuan adik abang satu ini kalo hari minggu. "

Cewek berambut sebahu yang menggunakan celana hijau army selutut dan baju hitam polos itu mendudukkan tubuhnya," Kok bang Kelvin ada disini?. "

" Kok abangnya pulang malah nggak seneng gitu?. " Cowok yang dipanggil Kelvin itu menyahut.

Rana menggaruk bagian kepala belakangnya yang tidak gatal."  Ya enggak gitu, aku kaget aja. Abang kan seharusnya ada di luar kota. "

" Oh yaudah deh, kalo gitu abang balik lagi aja keluar kota. Bye!, " sahutnya." Lagian juga kayaknya adik bontot abang nggak kangen gitu sama abangnya, " sambung Kelvin sembari melangkahkan kaki keluar kamar Rana.

BUMI UNTUK RANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang