Sandykala menampakkan keindahnya ditemani secangkir coklat panas yang mulai mendingin.
Amerta Renjana.
Gadis penggemar musik dan coklat serta penikmat senja. Baginya senja sangat cantik meskipun banyak orang selalu menilai senja adalah awal kesedihan sebab datang dan pergi semaunya tanpa kata pamit.
Drttt Drttt
Sampai dering ponselnya membangunkan lamunannya.
"Hallo ta... Tadi siang lo tanya gue kan tempat kursus musik dimana? gue udah nemu nih tapi tempatnya lumayan jauh dari rumah lu mungkin 30 menitan"
"Gapapa cha, gue pengen banget cepet bisa main alat musik nih"
"Okey besok daftar bareng deh setelah pulang sekolah ya"
"Oke cha makasih ya infonya"
Akhirnya dapet juga gumamnya
Dia Ocha sahabat Amerta sedari sd orangnya baik banget tapi juga ngeselin banget tapi Amerta begitu menyayanginya.
Tak terasa waktu berlalu cukup cepat hingga rembulan telah menyapa. Segera ku tutup jendela dan mulai merebahkan diri.
________________
Amerta POV
Seperti biasa selalu ada hal random yang mampir di isi kepala entah tentang masa depan ataupun segala permasalahan yang ada dalam keluarga.
Tok tok tok
Segala masalah yang berkecamuk dalam isi kepala tertiba lenyap, saat ketukan kembali terdengar.
"Iya sebentar" sahutku mulai menurun ranjang
"lohh abang!!kapan pulangnya?" tanyaku sembari memeluk erat tubuh sang abang
"baru sampe kok"
"gak disuruh masuk nih abang?" tanyanya sembari mengusak suraiku
"oiya silahkan pangeran" sahutku dan abang terkekeh dengan peragaanku bak maid di istana
"gimana dek kabarnya? Ada sesuatu yang mau diceritain gak ke abang?"
"adek sehat kok bang, belum ada cerita yang seru nih bang semua masih tampak sama seperti sebelum abang pergi" ujarku menatap lantai kamarku
"ayah masih sama seperti biasa?" tanyanya seraya menuntun wajahku menghadap padanya
Hanya anggukan yang bisa kuberikan sebagai jawaban.
Helaan nafas berat darinya memenuhi indra pendengaranku.
"sabar ya abang akan usahain yang terbaik buat adek" ucapnya menenangkanku
"adek salah apa sih bang?kenapa ayah gak bilang aja salah adek itu apa?bang adek bukan adek kandung abang ya?kenapa ayah sayang banget sama kak clara?" ungkapku atas segala kegundahanku yang membuatnya langsung mendekapku dengan erat
Cairan bening yang selalu kutahan lolos seketika.
Semua tak akan pernah tau bagaimana sekuat tenaga aku menahan semuanya sendirian, tapi kali ini aku kalah aku butuh sosok penenang yang sedia mendekapku.
"Ta do you trust me?"
"Abang disini buat kamu sabar ya"
"Tunggu sampai abang berhasil dapetin apa yang berhak buat kamu"
"Bang makasih ya, tata percaya sama abang selalu disamping tata ya bang" kataku menatap manik mata indah abang
AMERTA POV END
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma
Fiksi Remaja"Kamu layaknya sebuah teka-teki seperti mudah namun sulit terpecahkan" ___________________ Selalu mencari apa makna kata keabadian didalam hidupnya yang sebenarnya kondisinya sudah tak memungkinkan lagi untuk terus bertahan, hingga ia dipertemukan d...