Happy Reading❤
.
.
.Dua gadis berbeda tinggi itu melangkah masuk ke toko buku yang ada di sebuah mall yang sedang mereka kunjungi.
Perasaan Mega jauh lebih baik sekarang, lagi pula Mega hanya bersikap seperti itu setiap pulang dari makamnya Gata.
Ayah nya juga benar, Mega rasa ia harus kembali bersosialisasi dengan dunia luar. Oleh karena itu Mega yang biasanya tak mau diajak belanja keluar dan lebih memilih belanja online akhirnya belanja ke luar juga.
Kirana saja sampai terkejut mendapati Mega. Saat tadi siang ia berkunjung ke rumah Mega dengan niat basa-basi dan memberikan sogokan agar Mega mau keluar dengan membayarkan gadis itu novel yang diincarnya merasa menyesal.
Biasanya walau di sogok lima novel pun Mega tak akan menerimanya, oleh karena itu lah Kirana berani berkata seperti itu kepada Mega.
Namun tak ia sangka, pada ajakan pertama Mega langsung mengiyakan dan langsung mengganti pakaiannya untuk bersiap pergi. Kirana yang melihat itu hanya bisa melongo.
Kirana tiba-tiba memekik. Tidak keras memang, tapi tetap saja membuat orang-orang menoleh penasaran kepada nya termasuk Mega yang sedang membaca sinopsis pada salah satu novel.
"Kenapa malih?"
"Meg, kakak kelas yang sering gue ceritain ke lo ada disini. Yang ganteng nya naudzubillah itu lho"
"Yang mana sih?"
"itu, tuh tuh di sana tuh" Kirana menunjuk ke arah rak paling ujung dengan heboh.
Mega mengikuti arah telunjuk Kirana dan menutup mulut nya tak percaya.
"Itumah bukan Naudzubillah lagi Na, tapi udah innalillah gantengnya. Tapi Gata tetap di hati""Kakak kelas gue tuh" pamer Kirana bangga.
"Si Dirta kan?" tanya Mega memastikan.
"Tirta Monyet".
"Yaudah Ayo" Mega dengan bersemangat menarik tangan Kirana.
"kemana?" tanya Kirana bingung karena Mega menariknya tiba-tiba.
"Caper lah" Jawab Mega enteng.
"Yaudah gas". Kini gantian Kirana yang menarik tangan Mega.
Hanya tinggal beberapa langkah lagi mereka akan tiba di depan Tirta.
"Eh kak Tirta, kebetulan banget ketemu disini. Lagi nyari buku ya?" tanya Kirana basa-basi.Tirta melihat ke sekelilingnya lalu memberi kan senyum manis yang membuat Kirana dan Mega menahan napas untuk beberapa saat.
"Eh Kirana. Gue lagi nyari sayur nih" Tirta menjawab dengan guyonan yang sama dengan yang Kirana lontarkan.
"Kak Tirta bisa aja". Kirana tersenyum malu-malu anjing.
"Oh iya kenalin kak, temen aku. Dia nanti bakal jadi murid sekolah kita" Kirana menjelaskan karena Tirta menatap Mega yang berdiri di samping nya.
"Halo, kak Tirta monyet kan ya?" Mega mengulurkan tangan dengan wajah polos-polos minta di tampol.
"Tirta aja ogeb. Bukan Tirta Monyet". Kirana menatap gemas Mega di samping nya.
"Lah? tadi katanya Tirta monyet, sekarang Tirta ogeb. Yang bener yang mana?"
Ingin rasanya Kirana menjambak rambut Mega yang katanya mirip rambut Lisa blakpink. Padahal beda jauh.
Namun bukannya marah Tirta malah tertawa mendengar keduanya mendebatkan nama nya. Membuat Kirana mengumpat dalam hati. Kenapa suara tawa kakak kelas nya ini berdemej sekali pemirsahhh.
"Tirta, nama gue Tirta. Lo?" tanya nya kepada Mega.
"Mega"
"Awan?" gumam Tirta yang masih bisa di dengar keduanya.
"Kak Tirta tahu?" tanya Mega heboh. Karena jarang ada orang yang tahu arti namanya yang di ambil dari diksi bahasa Indonesia.
"Gue tempe" Tirta menjawab lempeng membuat ketiga nya tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMARALOKA
Romance"Lo harus lupain Gata yang udah bener-bener jadi Akara" -Kirana "Buat gue, Gata bukan Akara tapi dia Atma." Mega "Gue itu cuma Mega yang mempercantik Buana. Tapi gimana kalo Buana gue udah gak ada?" -Mega "Tapi lo punya Amerta" -Tirta