1

7.7K 554 62
                                    

Savero Rizzo adalah seorang pria tampan dan mapan tapi dia sangat kejam dan manipulatif. Dia lebih suka menikmati waktunya sesuai dengan keinginannya sendiri. Dia hanya ingin bersenang-senang. Seperti sekarang, dia lebih senang tinggal di apartemen yang biasa daripada di mansion mewahnya. Walaupun apartemen itu adalah bagian dari aset Rizzo. Terkadang saja dia pulang ke mansion. Dia memimpin kelompok Rizzo dan mengontrol kelompoknya dari apartemen biasa ini.

Apartemen ini dia rancang khusus dan tidak ada yang tahu bahwa apartemen ini berbeda dari apartemen lain.

Warga sekitar dan para penghuni apartemen percaya bahwa salah satu kamar yaitu kamar 444 berhantu dan membawa kesialan serta di penuhi iblis padahal iblisnya adalah Savero sendiri.

Hari sudah malam dan penghuni apartemen tidak ada yang berani untuk mencoba mencari tahu, ada aktifitas apa di kamar 444. Mereka seolah menulikan telinga mereka jika mendengar ada suara ribut, desahan atau apapun dari dalam kamar 444.

Pernah ada yang ingin mencari tahu dan keesokkan harinya orang itu menghilang karena itu mereka sekarang tidak pernah berani untuk mencoba mencari tahu.

***
Malam ini sangat sunyi, hujan turun dengan lebat di sertai angin kencang membuat siapa pun akan malas untuk keluar rumah.

Savero sedang memakan mie instan dan saat dia makan terdengar suara rintihan tertahan. Ternyata Savero sedang duduk di kursi dan kursi itu berada di atas tubuh seorang pria. Pria itu kesakitan dan ketakutan.

"Ampun, aku tak tahu apapun" ucap pria itu.

"Aku tidak bertanya, waktumu sudah habis jadi nikmati saja hukumanmu" ucap Savero tidak peduli.

Savero menumpahkan bekas mie instannya ke wajah pria itu. Savero tertawa penuh arti dan terlihat sangat kejam. Savero beranjak dari kursi tapi kemudian dia menekankan satu kaki kursi ke leher pria itu dengan kakinya membuat pria itu tercekat dan memberontak.

Suara pria itu terdengar ke samping kamar kiri dan kanan membuat penghuni yang berada di lantai itu ketakutan dan menyakini iblis di dalam kamar 444 sedang memakan mangsanya. Malam itu terasa mencekam. Ketika buruannya hampir mati, Savero mengangkat kursi dan pria itu kembali bernafas pelan. Udara memasuki paru-parunya membuat dia merasakan kembali bagaimana bernafas.

"Belum akan aku bunuh, lumayan untuk bermain" ucap Savero.

Savero kemudian melakban wajah pria itu hingga pria mendapatakan sedikit oksigen dan tidak ada yang bisa mendengar suaranya. Savero memasukkan pria itu ke dalam lemari.

Ponselnya berdering dan dia menjawabnya.
"Tuan, kami sudah mendapatkannya" ucap Liam, pengawal sekaligus asisten Savero.

"Baiklah, amankan. Aku akan ke sana besok" ucap Savero.

Savero mematikan ponselnya dan menuju ke meja. Melihat ke layar, di mana dia bisa melihat ke dalam kamar 445. Savero tersenyum nakal saat melihat gadis yang dia inginkan. Sudah lama Savero mengintai Lyne dan berkat kekuasaannya, Lyne akhirnya pindah ke sini.

Savero melihat bagaimana Lyne baru pulang dari kerjanya. Lyne membuka pakaiannya hingga sekarang dia sudah dalam keadaan polos. Lyne masuk ke dalam kamar mandi dan mulai membasahi tubuhnya. Semua kegiatan Lyne saat di kamar, Savero dapat melihatnya dengan bebas bahkan dia bisa mendengarkan suara Lyne.

Savero menelan liurnya saat melihat tubuh telanjang Lyne. Tanpa Lyne sadari, sebenarnya selama seminggu ini setelah Lyne pindah ke apartemen ini, Savero selalu meniduri Lyne setiap malam. Savero akan membuat Lyne tidak sadarkan diri dan menikmati waktunya bersama Lyne.

***
Lyne mematikan shower dan mengambil handuk. Dia mengeringkan tubuhnya dan melilitkan handuk ke tubuhnya.

Dia keluar dari kamar mandi dan duduk di tepi tempat tidur. Lyne mengambil gelas di samping meja dan meminumnya. Itu adalah minuman kesehatan yang rutin dia minum dan tanpa dia sadari minuman itu sudah di beri obat tidur oleh Savero. Selama seminggu ini, Savero bisa meniduri Lyne berkat obat itu. Lyne tidak menyadari jika di kamar apartemennya ini memiliki pintu rahasia yang menyambung ke kamar 444.

Setelah meminum minumannya, Lyne mulai mengantuk.
"Ya ampun, kenapa aku selalu merasa lelah padahal pekerjaanku tidak banyak" ucap Lyne. Dia merasa heran karena selama seminggu ini dia selalu merasa lelah dan tidur lebih awal. Dia selalu bangun dalam keadaan lelah padahal tidurnya termasuk awal.

Lyne akhirnya membaringkan tubuhnya dan memejamkan matanya. Tidak lama kemudian dia mulai tertidur.

Savero masuk ke kamar Lyne melalui pintu rahasia. Dia mendekati Lyne dan tersenyum. Dia jatuh hati pada Lyne dan semenjak itu dia bertekad untuk membuat Lyne menjadi miliknya tapi dia tidak akan menggunakan cara yang sama seperti leluhurnya.

Savero menyentuh pipi Lyne dan mencium bibir Lyne mesra. Bibir Lyne benar-benar menggoda dan Savero tidak bisa tidak mempedulikan bibir seksi itu. Savero membuka lilitan handuk Lyne dan mulai menyentuh tubuh telanjang Lyne. Savero menyentuh bagian dada Lyne dan bermain di sana. Lyne mendesah dalam tidurnya. Lyne merasa dia bermimpi sedang bersama seorang pria tampan dan menikmati malam yang panas bersama.

"Ehmmm" Lyne bergerak pelan dan mendesah. Gelisah di dalam tidurnya karena ransangan yang di berikan oleh Savero.

Ciuman Savero turun ke leher Lyne kemudian ke dada Lyne dan perut ramping Lyne. Menikmati wangi  tubuh Lyne. Savero menyentuh bagian-bagian sensitif yang ada di tubuh Lyne dan saat sudah sampai di pusat gairah Lyne, dia merasakan kelembapan di sana.

Savero menikmati kebersamaannya bersama Lyne malam ini. Dia selalu rindu jika beberapa jam tidak melihat Lyne.

Lyne melengkungkan tubuhnya saat Savero perlahan menyatukan tubuh mereka. Savero memeluk erat tubuh Lyne.
"Yes baby" ucap Savero. Menikmati nikmatnya penyatuan ini.

Savero mengigit pelan jari-jari tangan Lyne sambil terus menyatukan tubuh mereka. Semakin lama, gelombang gairah semakin besar. Savero merasakan aliran darah mengalir ke seluruh tubuhnya dengan kencang dan jantungnya berdetak cepat. Dia akan mencapai puncak gairahnya. Dia mempercepat gerakannya dan membuat Lyne semakin hanyut ke dalam arus kenikmatan yang dia ciptakan.

Savero menggeram saat dia akhirnya meledak di dalam tubuh Lyne dan dia melumat bibir Lyne penuh gairah. Savero tersenyum saat akhirnya gairah itu perlahan surut dan dia mengatur nafasnya. Dia mendekap tubuh Lyne sambil memberikan kecupan pada puncak kepala Lyne.

Setelah dia selesai, Savero bangkit dan membersihkan tubuh Lyne agar Lyne tidak tahu apa yang sudah dia lakukan. Setelah itu Savero kembali ke kamarnya dan kembali memantau Lyne melalui kamera tersembunyi yang ada.

***
Pagi harinya, Lyne membuka matanya tapi dia merasakan tubuhnya sangat lelah dan bagian bawah tubuhnya nyeri.
"Sial, apa aku bermimpi mesum lagi" ucap Lyne.
"Aku harus hentikan ini, ini tidak baik" ucap Lyne.

Dia bangun dan segera mandi. Setelah itu dia segera berpakaian. Dia harus segera pergi bekerja jika tidak ingin terlambat hanya karena dia selalu merasa lelah.

Lyne memakai kemeja putihnya dan roknya. Savero tersenyum puas saat melihat tubuh Lyne. Dia membayangkan bagaimana tubuh itu setiap malam dia peluk dan dia nikmati.

Lyne mengambil tasnya dan segera pergi bekerja.

"Terus awasi dia" ucap Savero pada Liam melalui ponselnya. Savero tidak akan membiarkan Lyne berada di luar pengawasannya karena dia sudah mengklaim Lyne untuk menjadi miliknya. Dia akan menjadi nyonya Rizzo mendampingi dirinya.

---&---

ROOM 444Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang